Bag. 28

3.8K 148 0
                                    

Dari pagi suasana kamar sudah sangat heboh. Dimulai dari perdebatan siapa yang mandi duluan hingga ribut menyiapkan pakaian untuk pagi ini. Ijab qobul dilaksanakan pukul 9 pagi tetapi kami semua harus sudah siap sebelum jam 8 pagi. Alhasil aku dibangunkan pukul 5 pagi. Untung saja semua keperluan Mba Nana sudah siap dan MUA nya pun sudah tiba di hotel ini sejak tadi malam,, siapa lagi kalau bukan Mba Ika. Awalnya aku hanya ingin menggunakan make up sederhana, karena aku memang bukan penikmat make up mewah, berhubung Mba Ina stand by di kamarku jadilah aku di make up oleh Mba Ina yang gak kalah keren dari Mba Ika.

Jam 9 kurang kami semua sudah siap di pos masing-masing. Aku berada di pos depan alias penerima tamu untuk acara ijab qobul pagi ini. Menggunakan kebaya berwarna pink peach dan phasmina berwarna peach serta wedges putih ke-pink-an setinggi 6 cm, aku berdiri di depan pintu masuk menuju acara bersama dengan beberapa teman dekat Mba Nana lainnya.

"Arin.. senyum.." ucap Kak Rei dan tiba-tiba saja aku mendengar suara shutter tanda dia mengambil fotoku.

"Cantik gak kak?" tanyaku tanpa melihat kameranya

"Always.." pujinya dan dia segera berlalu mencari objek foto lainnya.

Akhirnya jam 9 lewat 15 menit acara pun dimulai. Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci alquran yang dibacakan oleh Kak Rian dan berlanjut hingga akhirnya Mas Kiki melafalkan ijab dengan sekali ucap yang akhirnya mensahkan mereka menjadi pasangan suami istri. Ketika Mas Kiki melafalkan ijab dengan lancar tersebut, terbersit sebuah perasaan haru yang hampir menerbitkan air mata. Namun aku berhasil menghalaunya dengan berpikir walaupun dia sudah menikah, Mas Kiki tetaplah Mas Kiki. Selesai pembacaan ijab qobul tersebut dimulailah sesi foto dan acara sungkeman dengan orang tua. Mba Nana dan Mas Kiki tidak bisa menahan air mata haru mereka dan acara sungkeman tersebut diwarnai oleh airmata haru dari semua orang yang hadir pagi ini.

Sengaja aku hanya melihat mereka dari jauh, tidak ingin terlalu dekat yang akhirnya hanya akan membuatku menangis. Perlahan tapi pasti aku berjalan mundur menjauhi kerumunan yang sekarang mulai berebut untuk berfoto bersama, hingga tanpa sadar aku sudah berada di depan pintu masuk.

"Smile more suitable for you than tears.." ucap sebuah suara dan tiba-tiba saja selembar tisu sudah berada di depan wajahku.

"I'm not crying.." dumelku pada orang yang memberiku tisu tersebut dan mendongakkan kepalaku untuk melihat siapa cowok kurang ajar ini.

"Yes.. in your eyes.. but I know, you're crying deep in your heart.." balasnya dengan wajah yang sangat kurindukan

"Kei.." gumamku kaget melihat wajah yang hampir terlupakan itu.

"Yes.. it's me Hime.. Hisashiburi.. genki desuka?" tanyanya masih dengan wajah yang sangat kurindukan tersebut. Tanpa terasa segulir airmata jatuh diatas pipiku

"Nakanaide.. boku wa koko ni iru.."ucapnya dan menarikku kedalam pelukannya yang sangat khas itu.

"Yes.. hisashiburi.. watashi wa genki.. anata wa doudesuka?" balasku didalam pelukannya

"Like you can see.. I'm fine.. but Hime.. I can't stay long.. I came here just to see your face.." ucapnya sambil melepas pelukannya.

"And then? What would you do?"

"I'm just wanna told you about our appointment.."

"Tonight right?"

"Yes.. tonight.. 7pm o'clock at our favorite coffe shop not too far from this hotel.. dou?"

"Okey.."

"Then see you tonight.. you better smile, this is your big brother special day.." ucapnya sebelum pergi menghilang di antara kerumunan lobi hotel

Arin's Love Story (END)Where stories live. Discover now