"Kembalilah Ke Hadapanku"

293 5 0
                                    

Flo menatap Revan dengan penuh rasa penyesalan selama ini. Seribu kali logika untuk mencoba ingatannya pulih kembali. Namun, semuanya sia-sia dengan usaha yang telah Flo jalani. Di sisi lain, Tiffany yang berusaha keras mempengaruhi Steven. Steven tidak pernah akan kepikiran dengan ide liciknya agar Flo jatuh cinta padanya. Kali ini, Steven bisa mewujudkan keinginannya agar Flo menjadi pacarnya. Steven akhirnya setuju dengan kerja sama bareng Tiffany. Agar hubungan Flo dengan Revan akan semakin renggang. Tiffany merasa senang dengan persetujuan dari Steven.

Flo,"Steven, tolong bantuin gue dong buat anterin Revan ke rumahnya",dengan nada minta tolong.

Steven mengikuti kata Flo, dia berusaha membantu Flo untuk menggandeng Revan ke mobil yang telah di jemput oleh Drivernya Revan. Steven menarik tangannya Flo, agar tidak ikut pulang ke rumah Revan.

"Lu, kagak usah nganterin Revan",pinta Steven dengan nada yang sangat lembut.

"Apaan sih lo. Dalam keadaan ginian lo masih sempat bercanda ama gue. Gak, gue harus mastiin kalau Revan bisa istirahat di rumahnya dengan selamat. Kalau lu gak mau nemani gue, gue bisa kok sendiria",jelas Flo.

Flo tetep mengantarkan Revan yang sedang keadaan mabuk ke rumah. Sedangkan, Steven memilih untuk tidak ikut bersama mereka. Di rumah, tidak ada orang yang menghuni rumah Revan. Termasuk Rista, adiknya Revan yang masih di sekolah. Drivernya Revan langsung kembali ke perjalannya lagi untuk menjemput Rista ke sekolahnya. Sementara itu, Sasha dan Justin akan merayakan hari jadian mereka untuk pertama kalinya. Mereka memilih untuk bermain ke mall. Justin sangatlah bahagia bisa memiliki Sasha yang begitu cantik dan pintar baginya. Di cafe, Sasha duduk sendirian sambil menunggu Justin yang sedang pergi meninggalkannya sendirian. Ketika mengorder makanan, Justin melihat boneka beruang yang sangat lucu. Dia memilih ke toko boneka tersebut untuk membelikan boneka tersebut. Sasha kelihatannya tambah lama malah tambah bosan dengan Justin yang lumayan lama pergi meninggalkannya. Beberapa detik kemudian, tepat di mukanya Sasha boneka beruang yang sangat besar. Dari sisi kiri boneka tersebut, tampaklah wajah Justin yang menebarkan senyumannya.

"Nih, boneka buat kamu sayang. Kalau kamu tidur peluk bonekanya yaa, biar tambah keingatan sama aku",sambil menyerahkan boneka.

Sasha sangatlah bahagia dengan Justin yang memberikan kesukaannya yaitu boneka panda. Baru kali ini, impiannya terwujud ditambah lagi dia mendapatkan boneka ketika dia jadian.

"Makasih ya sayang. Kamu memang the best banget",pujinya.

Justin dan Sasha hanya bisa menghabiskan waktunya hingga jam 6 sore karna nantinya orang tua Sasha akan khawatir dengannya meski pun sibuk. Flo yang sedang berada di kamar Revan. Dia malah teringat dengan kenangan pertama kalinya Revan memeluk Flo di kamarny disaat hari pertama mereka jadian. Suara teriakan anak kecil sangat terdengar dari kamarnya Revan. Lama-kelamaan anak kecil itu berlari menuju kamar Revan. Nyatanya, Rista yang melihat keadaan abangnya. Rista, khawatir sampai dia meneteskan air mata di pipinya. Dia mengira jikalau Revan dalam keadaan darurat atau sakit dari sekolah. Flo mendekatkan dirinya kepada Rista agar tidak usah sedih atau menangis lagi.

Flo,"Bang Van, baik kok dek. Cuma tadi abang lagi gak enakan badan. Jadi kakak nganterin abang pulang ke rumah".

"Makasih ya kak. Kakak masih perhatian sama abang Revan. Adek takut kak, kalau abang kenapa-napa lagi",sambil nangis.

Flo menyuruh Rista agar menukar seragam sekolahnya agar tidak kotor. Rista mematuhi kata-kata Flo, sehingga dia meninggalkan mereka berdua di kamar. Flo mendekati Revan dan menyentuh rambutnya dengan mengusapkan tangannya di atas kepala Revan.

"Gue pengen Revan yang seperti dahulunya. Gue gak bakalan lepasin lo lagi".

Flo meninggalkan Revan yang sedang tertidur di kamarnya. Rista melihat Flo yang keluar dari kamar abangnya. Flo akhirnya pamitan dengan Rista. Rista pun sangat berterima kasih atas kedatangannya yang telah menjaga abangnya. Flo memilih pulang naik angkot dari sebrang rumahnya Revan. Namun, di depan rumah Revan sudah ada Steven yang berdiri untuk menunggu Flo dari tadi. Flo pun terkejut dengan Steven yang tetap setia menunggunya. Steven menyerahkan helm dengan Flo.

"Gue bisa pulang sendirian kok",menolak tawaran Steven.

Steven jadi kecewa dengan tingkah Flo yang seolah-olah kuat dalam menanggung masalahnya. Steven menarik tangan Flo dengan keras dan memasangkan helm langsung ke kepala Flo. Flo hanya diam terpaku dan dia langsung mengeluarkan air mata. Steven akan mengerti bagaimana keadaan Flo saat ini. Segera mungkin, Steven mengambil sapu tangannya yang ada di dalam jaketnya. Steven menghapus semua jejak air mata yang ada di pipinya Flo. Semakin lama, Flo tidak bisa menanggung semua rasa yang dipendamnya. Steven makin iba melihat bahwa orang yang dia cintai merasakan cinta bertepuk sebelah tangan. Sama dengan dirinya sendiri, yang sedang memendam rasa cintanya kepada Flo.

"Gue nggak kuat lagi lihatin Revan yang udah nggak peduli lagi ama gue. Gue pengen Revan kembali ke hadapan gue.",tangisnya.

Dengan rasa sedihnya Steven, dia melangkahkan kedua kakinya untuk mendekatkan dirinya kepada Flo. Steven akhirnya merangkul tubuhnya Flo. Flo makin menangis dengan manjanya kepada sahabatnya yang slalu ada di sisinya.

"Lo, bole kok pukulin gue buat melampiaskan amarah lu ke Revan", sambil memegang tangannya Flo.

Flo menepuk tangannya ke Dadanya Steven karna tidak ada tempat untuk menampung pelampiasan amarahnya. Kali ini, Flo merasakan kelegahan yang luar biasa berkat sahabatnya. Steven akhirnya menenangkan amarah Flo dengan memeluk tubuhnya dengan erat. Flo juga hanya bisa memeluk tubuhnya Steven yang begitu kuat. 

SENIOR HIGH SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang