"Good Bye, Steven"

695 14 10
                                    

Reven dengan kasihan melihat Flo yang tak berdaya hingga meminta tolong dengan dirinya. Revan langsung menyuruh Flo menaiki motornya. Flo dengan cepat menaiki motor Revan. Dalam waktu, tiga puluh menit Revan sampai mengendarai motornya ke bandara. Flo langsung turun dan bergegas lari ke bandara. Karna kecemasannya dia terjatuh di lantai. Hingga Revan datang menolongnya untuk berdiri kembali. Flo kemabali lagi untuk melanjutkan perjalannya. Akhirnya Flo menemui Steven yang sedang menggandengkan tasnya. Flo teriak memanggil nama Steven dengan keras. Dan semua orang tertuju melihat Flo yang berteriak seperti di hutan. Flo lari mendekati Steven. Namun, dia terjatuh kembali untuk kedua kalinya. Flo merasakan kesakitan di lututnya. Hingga dia sulit menangkat tubuhnya kembali. Steven datang mendekati Flo yang sedang terjatuh. Steven mengulurkan tangannya untuk menegakkan tubuhnya Flo.

"Steven, gue gak mau kehilangan lu. Gue janji kok untuk berbuat baik lagi dengan lu. Asalkan lu balik ke Indonesia lagi",pintanya sambil memegang tangan Steven.

Steven merasa lucu dengan semua pemintaan Flo. Steven pun mengeluarkan air mata. Secara langsung Steven menghapusnya dengan tangan kirinya. Flo menangis dengan kepergian sahabanya yang akan menghilang.

"Lu apaan sihh, lu dah lihat kan kalau Daddy gue dah jemput gue ke Indonesia. Flo thank's ya dah mau jadi sahabat gue selama ini. Gue gak bakalan lupain moment kita bersama. Gue janji suatu saat nanti gue bakalan balik dan pasti nemuin lo",sambil mengajukan jari kelingkingnya.

"Steven gue suka ama lu. Dan sekarang lu ninggalin gue",tangisnya.

Steven tambah merasa bersalah dengan orang yang dia sukai tersebut. Namun,tangisan Flo yang semakin lama membuat Steven yang tambah sedih. Steven akhirnya memeluk tubuh Flo untuk terakhir kalinya. Flo bahkan memeluk erat tubuhnya Steven. Dua menit kemudian Steven melepaskan tubuhnya dari Flo.

"See you again, my firts love. I will remember you",sambil meninggalkan Flo.

Flo menangis dengan sekuat tenaganya lagi. Dia merasa kehilangan cinta sejatinya yang hilang begitu saja. Revan langsung mendekati Flo yang sedang dalam kesedihan. Revan langsung mengajak Flo untuk kembali pulang ke rumah. Di bandara, Revan mendudukkan Flo untuk menunggunya dalam beberapa menit.

"Ntar tunggu gue disini".

Revan pergi untuk membelikan air minum dan obat penyembuh luka lutut Flo. Setelah itu dari kejauhan Revan melihat bahwa Flo yang merasa kesedihan sendiri. Revan segera memberikan Flo air minum dan mengobati lututnya. Flo sangat tersentuh dengan Revan yang ada di sisinya sekarang.

Revan,"Gue paling benci kalau lihat cewek nangis. Seolah-olah mereka tak berdaya lagi",jelasnya.

Flo hanya bisa berterima kasih dengan Revan yang sudah menemaninya hari ini. Revan mengajak Flo untuk balik kerumahnya. Revan bersedia untuk mengantarkan Flo kerumahnya. Sesampai dirumah Flo, Revan mengingat kembali bahwa dia sering mengunjungi tempat tersebut. Dan akhirnya Flo kembali istirahat ke kamarnya. Ketika Revan, sampai dirumahnya dia langsung disambut oleh adiknya.

Rista,"Abbbangg, kakak Flo-nya mana bang? Adek kirain abang bawa kakak Flo main kerumah".

"Dedek kenal yaa sama kakak Flo. Emangnya dia siapa dek?",tanyanya dengan penasaran.

"Bang, abang gak ingat yaa. Kalau kakak Flo itu pacar abang. Kakak Flo orangnya cantik dan baik. Dulu dia sering main kerumah kita bang dan kita juga sering main kerumah kakak Flo",jelas Rista dengan detail.

Revan seakan-akan tidak percaya dengan kalimat yang telah dihanturkan oleh adiknya sendiri. Dia merasa bahwa adiknya sedang dalam berhayal dengan sendirinya. Namun, yang membuat Revan percaya bahwa adiknya sendiri kenal dengan Flo. Hal ini membuat Revan tidaklah wajar dengan dirinya sendiri.

"Udah, abang capek nih. Abang mandi dulu ya".

Setelah Revan mandi, dia melihat bahwa ada selembar foto yang terletak di bawah tempat tidurnya. Dengan rasa penasarannya, Revan langsung mengambil foto tersebut. Di foto tersebut, ada Revan dan Flo yang sedang senyum. Anehnya lagi, ketika di foto tersebut dicantumkan tanggal dan kalimat yang isinya,"MY GIRLFRIEND". Revan masih belum bisa membayangkan dirinya yang bisa pacaran dengan Flo. Di malam hari ini, Revan dengan letihnya dia kembali istirahat di kamarnya. Pagi harinya, Revan telat bangun pergi ke sekolah. Biasanya, Revan tidak pernah telat bangun terlebih lagi bila dia masih sekolah. Gerbang sekolah telah dikunci artinya Revan tidak bisa lagi memasuki sekolahnya. Tanpa panjang pikir, Revan langsung menuju kebelakang sekolah untuk memanjat. Revan berhasil memasuki sekolahnya dengan langkah liciknya.

Ketika Revan berdiri dengan tegap, dia mendengar sosok wanita yang menangis. Revan melangkah dengan memperhatikan darimana sumber suara menagis tersebut. Wanita yang menaggis tersebut adalah Flo yang sedang sedih dengan semua kenangan dia bersama Steven. Revan mendekati Flo yang sedang bersedih.

"Napa sih lo harus pergi?",tanyanya sendiri dengan menaggis.

Revan merasakan bahwa dia telah bersalah dengan pacarnya selama ini. Tanpa basa-basi, Revan langsung memeluk Flo seakan melindungi pacarnya dari kesedihan. Reven tak ingin melihat Flo yang bersedih lagi dengan alasan yang sama seperti kemarin.

"Gue ada kok disini. Gue janji Flo bakalan lindungi lo lagi. Sorry ya gue dah ngakitin perasaan lo selama ini. Gue mohon lu hanya bisa say goodbye dengan Steven",jelas Revan.

SENIOR HIGH SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang