Burung Bersayap Emas

3 3 0
                                    

"Burung Bersayap Emas"
Oleh: Miya Cahaya

Malam ini indah sekali cahaya bulan menemani bintang gemintang. Awan berarak putih terlihat di sekitar bulan purnama. Aku bertengger di ujung dahan pohon di sebuah taman kota.

Sayapku berwarna keemasan dan paruhku kuning menyala, aku terbang lumayan jauh dari rumah karena ingin pergi ke taman ini. Temanku bilang taman ini sangat indah. Kepakan kecil sayapku akhirnya bisa sampai kesini.

Angin berdesir sepoi-sepoi membuatku sangat nyaman, hingga aku dikagetkan oleh sapaan burung lain disebelahku.

"Halo burung cantik ... sayapmu bagus sekali, bolehkah aku berkenalan?" Tanya seekor burung biru

"Siapa kamu?!" Tanyaku kaget.

"Aku BB... Blue Bird, namamu siapa?" Tanyanya.

"Aku Kemuning, kamu mengagetkanku... karena tak semua burung bisa melihatku, apa kamu sama seperti aku?" Aku penasaran.

"Oo... sama donk, aku juga begitu... kamu manusia juga? "

Obrolan kami jadi panjang, hingga nafas ini menjadi agak sesak, pertanda aku harus segera pulang.
Kamipun bertukar alamat dan pulang ke rumah masing-masing.
***
Hari ini Aku libur tak sekolah, suhu badanku kembali meninggi. Mungkin karena tadi malam aku terbang terlalu jauh. Mamah mengompres keningku dan memberiku bubur beras merah kesukaan ku. Rasanya manis dan gurih, walaupun sakit aku tetap lahap memakannya.

"Kemuning, obatnya diminum ya kalau sudah habis makannya." Ujar mamahku.

Aku mengangguk dan tersenyum tanda aku mengerti.
Aku tak bisa berkata-kata, karena aku bisu dan lumpuh sejak lahir. Kini aku sudah besar usiaku 17 tahun, temanku tak banyak karena aku tak pernah keluar rumah. Itupun teman-teman sekolahku.

Namun aku bahagia bisa menjadi burung bersayap emas, yang bisa terbang ketika malam datang. Pikiranku melayang pada sosok burung biru semalam. Siapakah dia?

Sayap birunya mengagumkanku, tutur katanya juga membuat ku terus mengingatnya.
Tak sabar menunggu malam, aku ingin kembali mengobrol dengannya. Sembari terpejam kupanjatkan doa agar Allah mempertemukan kita kembali.
***

Malam kembali menghampiri, aku bersiap terbang dengan sayap emasku. Terbang mengangkasa di langitan luas. Bismillah ...

Kepakan sayapku berhenti diatas dahan pohon di taman itu, persis di dahan paling bawah. Aku mulai menunggu si BB sambil menikmati indahnya malam.

Tak lama, datanglah BB menyapaku dengan hangat.

"Hai Kemuning, burung emas yang cantik."

"Hai BB... nama asli kamu siapa? Tanyaku

"Nanti juga kamu tau..." Jawabnya

"Boleh aku tau aktivitas kamu di siang hari?" Aku kepo, he.

"Oh... kamu ingin tau tentang aku ya? Siang hari itu amat menyebalkan, aku gak bisa lihat apapun. Mataku buta sejak lahir. Dan aku sangat suka malam karena aku bisa melihat. Bisa melihat burung secantik kamu!" Ujarnya jujur.

Aku tersipu malu...
"Aku juga sangat suka malam hari karena malam aku bisa berbicara dan terbang sesuka hatiku. Aku gadis lumpuh dan bisu. Namun aku tak membenci siang karena aku punya cinta, ada mamahku yang selalu setia mendampingiku.

"Tidak bagiku, siang hanyalah penderitaan tak henti. Aku sering dihina dan dipojokkan oleh bapakku sendiri. Seakan-akan ia tak mau mempunyai anak buta sepertiku." BB memberikan penjelasan.

Kamipun bersahabat sejak pertemuan itu, tak jarang kami saling mengunjungi di malam hari karena hanya di malam hari terasa sempurna walau kenyataan nya kami hanyalah seekor burung.
***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Burung Bersayap EmasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang