Part 5

1K 119 18
                                    

Pagi ini eomma, appa dan Woojin sudah berkumpul di meja makan. Tak ada satu pun yang memulai untuk membuka suara, suasananya hening. Woojin tak berani untuk menegakkan kepalanya lebih tepat nya ia takut untuk melihat appa nya, ia masih ingat kejadian semalam rasa sakitnya masih ada bahkan tanda memarnya juga masih terlihat. Sesekali appa menyudutkan bola matanya kearah Woojin, sejujurnya ia ingin meminta maaf pada anaknya itu tapi rasa takut dan menyesalnya selalu mengatakan bahwa Woojin tidak akan mau memaafkannya.

" Woojin, siapa nama teman kamu yang kemarin sayang " Woojin hanya diam, bibirnya terus tertutup. Ia berfikir kalau ia mengatakan nama temannya itu, takutnya sang appa malah memarahinya. " kalau kamu mau bermain ajaklah dia kesini ". Appa memicingkan tajam matanya kearah eomma. Eomma pun membalas tatapan appa lebih tajam lagi. " kau tidak usah takut dengan appa mu sayang, eomma yang akan membelamu.

Sejak kejadian semalam, eomma tidak mengeluarkan sepatah kata pun pada appa. kesabarannya sudah habis untuk menghadapi sifat suaminya yang sangat keras. Eomma sudah tidak tahan lagi melihat Woojin yang setiap hari selalu di marahi dan dipukuli. " ayo sayang eomma antar kedepan, sepertinya teman kamu sudah datang "

Eomma dan Woojin keluar untuk mendatangi Jihoon yang sedari tadi terus memanggil nama Woojin. Eomma tersenyum sambil membukakan pagar " hai, kamu teman Woojin ? " ucap eomma sambil mengelus pipi gembil Jihoon

" iya imo . . . " balas Jihoon.

" kamu cantik sekali sayang . . . Woojin pintar sekali memilih teman " pipi Jihoon memerah karena di puji, begitu pula Woojin ia tersenyum malu.

" jja, kalian berangkatlah nanti telat. " Woojin dan Jihoon pun berpamitan pada eomma sambil mencium punggung tangan eomma.

Tak lama setelah mereka berangkat, keluarlah appa yang sudah siap untuk berangkat kekantor. " siapa anak kecil itu "

eomma mendelik kearah appa " biarkan anak kita bahagia " ucap eomma datar. Eomma masih sangat tidak ikhlas untuk mengeluarkan suara pada suaminya, ia selalu saja teringat pada tangan suaminya yang melayang begitu ringannya pada Woojin setiap kali ia menatap wajah Yeongjae suaminya.

Eomma melewati appa begitu saja tanpa menatap sedikitpun kearah suaminya itu.

" Sara " panggil Yeongjae pada istrinya sambil menarik lengan Sara " tolong jawab pertanyaan suami mu dengan nada yang sopan "

Sara berbalik, wajahnya sudah memerah karena menahan marahnya. " apakah pantas aku menjawab mu dengan nada yang sopan "

Yeongjae tersentak dengan ucapan Sara, ia tidak menyangka istrinya akan semarah ini padanya. " apa maksudmu ? "

eomma mendengus meremehkan " apa maksudku, kau beneran bodoh atau sengaja dibodoh-bodoh kan " PLAK . . . Satu tamparan melesat dengan kuatnya di pipi mulus eomma. Eomma menyingkap rambutnya yang terbalik kearah wajahnya sambil memegang pipinya yang sudah tercipta sebuah tanda merah. " Ck, inilah kenapa aku sangat membencimu Yeongjae, aku benci dengan sifat kasarmu. " setelah mengucapkan kalimat itu eomma langsung pergi menjauhi suaminya.

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Hari ini Park Hoonyeong tidak berhadir kekantor, karena ia harus menghadiri sebuah acara akbar di salah satu perusahaan terbesar di Korea. Ia di daulat untuk mengisi salah satu bagian dari acara yaitu menjadi narasumber untuk membahas bagaimana menjadi seorang pengusaha yang cerdas.

" Aku akui kau memang pengusaha yang cerdas Hoonyeong . . . Kau selalu sukses, tapi lihatlah. Suatu saat nanti perusahaan Park Corporation Office ini akan beralih ketangan ku " ucap dalam hati dari seseorang yang sedari tadi terus memperhatikan Hoonyeong yang sedang sibuk membereskan berkas-berkasnya.

Teeeet . . . Teeeet

" Ki yeong segera keruangan saya " Ki yeong pun berdiri dan melangkah keruangan Hoonyeong " Jam 1 siang nanti akan ada rapat di kedutaan korea dan kau harus menggantikan ku untuk berhadir ". Ki yeong pun mengangguk paham. Hoonyeong memberikan berkas-berkas yang harus di pelajari oleh Ki yeong untuk rapat nanti. Ki yeong menerima berkas itu kemudian membungkukkan sedikit badan nya dan setelah itu keluar.

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

10:00 KST

Jihoon sudah berdiri di depan kelas Woojin, ia akan mengajak Woojin ke kantin untuk makan bersama " Woojin " panggil Jihoon sambil melambai-lambai kan tangan mungilnya.

Woojin pun berdiri dan segera mendekat pada Jihoon. " ada apa " jawab Woojin datar

" ayo kita kekantin " ujar Jihoon sambil menarik tangan Woojin namun Woojin menahannya

" tapi aku tidak ingin kekantin "

Jihoon mempoutkan bibirnya " kenapa . . . " ucap Jihoon sambil mengerjapkan matanya

" aku tidak punya uang " kata Woojin sambil menunduk

" aku punya bekal . . . Kita makan bekal ku bersama ya " balas Jihoon sambil tersenyum yang di balas Woojin dengan tersenyum juga.

Akhirnya mereka pun menghabiskan waktu istirahatnya di kantin bersama sambil sesekali melempar candaan yang di balas gelak tawa dari keduanya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jam makan siang sudah tiba, saat ini Hoonyeong berada di sebuah kafe dekat perusahaan yang ia hadiri, ia menghabiskan waktu luangnya untuk makan siang.

Teng . . . Bunyi bel di pintu kafe tanda ada orang yang memasuki kafe itu. Hoonyeong menoleh kearah pintu, saat ia menoleh ia mendapati orang yang tidak asing di matanya tapi ia tidak begitu ingat siapa orang itu. Ia terus memandangi orang itu dan kebetulan orang itu duduk tepat di sebelah Hoonyeong. " maaf " orang itu menoleh pada Hoonyeong

" iya, ada apa " balas orang itu

" maaf, saya merasa tidak asing dengan anda " orang itu memandang Hoonyeong dari atas sampai bawah

" apa kau Hoonyeong " ucap orang itu sambil menunjuk Hoonyeong, Hoonyeong pun baru ingat bahwa orang itu adalah teman masa kecil nya

" kau Yeongjae kan " Hoonyeong pun juga menunjuk Yeongjae

" iya aku Yeongjae . . . Ya ampun lama sekali kita tidak bertemu Hoonyeong " mereka berdua saling memeluk untuk melepas rindu karena sudah bertahun-tahun tidak bertemu " kau sedang apa di sini " tanya Yeongjae

" aku sedang mengisi acara di kantor Multiart " jawab Hoonyeong

" benarkah, itu kantor tempat ku bekerja "

Hoonyeong terkejut. " wah benarkah " Yeongjae mengangguk.

Dan tak berselang lama pesanan Yeongjae datang. " Oh ya Ki yeong apa kabar " tanya Yeongjae

" Ki yeong baik-baik saja, dia sekarang bekerja di kantor ku "

Yeongjae mengangguk lagi " kapan-kapan kita harus berkumpul " ajak Yeongjae. Hoonyeong tersenyum. " kau sekarang tinggal dimana ? " tanya Yeongjae lagi

" aku tinggal di perumahan pelangi residance ". Balas Hoonyeong

" Aku tinggal disana juga, tepatnya di blok A "

Hoonyeong menggalak kan matanya " wah berarti rumah kita dekat dong, rumah ku di blok  C "

" Bagaimana bisa kita tidak saling bertemu padahal rumah kita begitu dekat " ucap Yeongjae sambil tertawa

" Mungkin karena kita sama-sama sibuk "

Itulah perbincangan antara dua sahabat yang lama tidak bertemu. Mereka berdua dan juga Ki yeong sudah bersahabat sejak sd, mereka selalu bermain bersama dan bisa dibilang sahabat yang tak terpisahkan, sampai salah satu diantara mereka yaitu Yeongjae memutuskan untuk pindah keluarnegeri untuk mengikuti orang tuanya. Yeongjae pindah saat mereka berada di tingkat dua SMP dan sejak saat itu mereka tidak pernah bertemu lagi.















Aduh gaje bngt ya . . . Maafkeun saya





Salamsayang


Nunnasikembar 😘😘😘😘😘

I'll wait till you come back to love me--- [2park] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang