18

2K 449 28
                                    

Ketukan demi ketukan terdengar memenuhi keadaan rumah yang sepi. Merasa tidak ada tanda-tanda perubahan, orang itu kembali mengetuk dengan tidak sabar. Barulah suara geraman dari dalam kamar itu terdengar, diikuti derap langkah yang kian mendekat.

Jinwoo lagi-lagi harus bersedekap melihat perempuan di depannya ini. Dengan gaya khas bangun tidur, perempuan itu menguap, membuat Jinwoo meringis kesal.

"Hey, Kim Jisoo, mau sampai kapan kamu tidur? Nggak kuliah?"

Dengan malas Jisoo bangun dari tidurnya, membuka pintu dan mendapati Jinwoo yang bersedekap dada. "Hari ini aku nggak ada jadwal kuliah, tuh!" balasnya sewot dengan suara serak.

"Kamu itu anak gadis, pagi harus bangun! Cuci muka kamu terus turun. Kita sarapan."

Jisoo mengangguk, dengan cepat menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi. Menuruni tangga dengan pelan, dia dapat melihat nenek, Mino, dan omnya--Jinwoo--yang sedang menunggunya di meja makan.

"Di mana Mami?" tanyanya setelah menduduki kursi kosong di sebelah Mino.

"Mbak Dara pergi ke luar kota pagi tadi. Kamu, sih, nggak bangun jadi nggak ketemu."

Jisoo melirik Jinwoo sekilas. "Ya aku nggak dibangunin."

"Udah-udah, kalian ini selalu aja berantem. Kamu lagi, Jinu, bocah kok diladeni."

Jisoo mendelik. "Nek, aku bukan anak kecil lagi, tau! Sekarang aja kuliah udah tingkat dua."

Nenek Jisoo tertawa kecil. "Ya namanya kamu cucu Nenek pasti selalu kecil di mata Nenek."

Jinwoo ketawa, ngebuat Jisoo ikut mendelik kesal padanya. Sedangkan Mino cuma diam soalnya kalo dia ikutan ngomong pasti dibilang anak bocah juga.

Memang dari dulu Jisoo sering kali beradu argumen dengan adik Maminya ini, mengingat Jinwoo hanya berbeda sepuluh tahun darinya.

Selesai sarapan keadaan rumah kembali sunyi menyisakan Jisoo dan neneknya. Ia memilih pergi ke kamar karena memiliki jadwal kuliah sebentar lagi. Bersiap-siap mandi dan memasuki tugasnya ke dalam tas. Tatapannya lalu berhenti pada satu benda di atas meja belajarnya.

Itu adalah action figure Pikachu. Milik Taeyong.

Jisoo masih ingat jelas itu adalah hadiah ulang tahun ke-8 yang diberikan Dara untuk Taeyong. Sepasang pikachu yang memiliki pose berbeda. Pikachu termasuk hal yang sangat disukai Jisoo. Maka saat Dara membelikannya untuk Taeyong, Jisoo langsung merengek untuk dibelikan juga. Jisoo ingat Dara dan Jaejoong langsung panik karena action figure limited edition itu udah nggak dijual lagi.

Pada akhirnya karena nggak tahan mendengar rengekan Jisoo yang nggak berhenti, Taeyong dengan terpaksa memberikan salah satu pikachu itu pada Jisoo. Dan Jisoo ingat ia tanpa sengaja menghilangkannya di taman.

Tapi pikachu itu kembali lagi dua tahun yang lalu, dua hari setelah kepindahannya ke rumah Nenek dan persidangan cerai Dara dan Jaejoong. Berbeda dengan miliknya dulu, pikachu itu adalah pasangan yang Taeyong simpan.

Jisoo menghela napas.

Ini adalah janji yang mereka buat saat kecil. Jika Taeyong memberikan pikachu miliknya pada Jisoo, maka itu artinya adalah perpisahan.

Taeyong berkata begitu karena ia benar-benar nggak ingin memberikan pikachunya pada Jisoo. Toh saat itu mereka menganggap hal itu nggak mungkin terjadi, membuat Jisoo menyerah untuk membujuk Taeyong.

Tapi siapa sangka kalau pikachu itu kini ada di hadapan Jisoo.

"Ah, mata gue kemasukan debu."

...

(Not) Sibling | Taesoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang