10

296 30 0
                                    

Menurut kalian cerita ini tuh gimana sih? Kadang gua penasaran sama pendapat kalian ): kritik dan saran apapun diterima kok!💞

***

Koridor kelas yang hampa membuat gadis bersurai hitam tersebut merenung semakin dalam. Sorot matanya begitu kosong― entah apa yang dipikirkannya.

Gadis itu melangkahkan kakinya dengan lemas menuju toilet. Berharap bahwa dirinya bisa menghilangkan rasa kantuknya setelah mencuci wajah.

Ah, kesalahan besar. Hal itu tidak memberi efek apapun pada dirinya.

Gadis itu mengumpat pelan. Sebelumnya, ia tidak pernah merasa seletih ini.

Sudah 3 hari lamanya sejak kejadian Eva yang meninggalkan Devon di parkiran sekolah, dan selama itu juga keduanya tidak saling bertemu.

Biasanya, dunia terasa sempit. Keduanya akan terus bertemu, baik disengaja maupun tidak. Mengapa kali ini rasanya dunia begitu luas?

Meskipun ada kekosongan dalam hatinya, Eva tetap merasa geram terhadap Devon yang telah menduakannya.

Tunggu, menduakan?

Sangat lucu. Status saja tidak ada, tetapi Eva menganggapnya seolah-olah Devon adalah kekasihnya.

Gadis itu mendengus kesal. Perasaan yang dirasakannya saat ini benar-benar membuat dirinya frustasi. Tanpa sadar, ia menendang sebuah tong sampah yang berada di dekatnya.

Perbuatan Eva menghasilkan bunyi yang cukup lantang, hingga beberapa murid serta guru yang tengah mengajar di dalam kelas terlonjak kaget.

"Siapa itu yang membuat keributan?!" Pekik seorang guru dari dalam kelas. Sebelum guru tersebut melihat wajahnya, Eva segera berlari menuju ruang kelasnya dan bersikap normal seolah tak terjadi apapun.

"Terima kasih, Pak." Ujarnya sopan karena telah diizinkan ke toilet. Setelah mendapat anggukkan dari sang guru, Eva kembali menduduki bangkunya dan memperhatikan pelajaran Pak Dani dengan tenang.

***

"Va, ayuk ke kantin!" Seru Risa setelah menyikut lengan Eva. Namun Eva hanya menggeleng pelan dan kembali berkutat pada tugas-tugasnya.

"Ah, ayolah! Rajin banget sih. Kan gak harus dikumpulin hari ini." Balas gadis itu mencibir. Ia mendecak sebal karena Eva lebih memilih untuk melanjutkan tugasnya daripada menemani dirinya makan siang.

"Aduh, tanggung nih!" Ujar Eva seraya mengerjakan tugasnya dengan begitu cekatan― menunjukkan bahwa ia benar-benar tidak ingin diganggu.

Namun Risa tidak menyerah begitu saja. Ia menarik buku-buku milik Eva dengan cepat dan menyimpan buku tersebut di dalam tas ransel miliknya.

"Yaudah―

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Risa sudah menggenggam lengan Eva dan menariknya secara paksa. Gadis itu hanya bisa pasrah dan mendengus pelan.

Keduanya jalan beriringan menuju kantin. Suasana begitu ramai, penuh dengan puluhan manusia yang kelaparan.

"Lo mau apa?" Tanya Risa kemudian.

"Hm.. nasi goreng deh." Balas Eva setelah berpikir sejenak.

"Oke. Lo cari bangku ya." Eva mengangguk dan meninggalkan Risa yang tengah berbaris untuk memesan makanan sementara ia mencari meja kosong.

Gadis itu duduk dan menunggu sampai Risa kembali. Satu hal yang terlintas dipikiran Eva, ia belum melihat Devon sekalipun setelah peristiwa 3 hari yang lalu.

[#2] The Truth Untold [SlowUpdate]Where stories live. Discover now