Hari ini adalah hari pendaftaran sekolah negri. Para calon siswa mulai berdatangan ke sekolah yang ingin mereka jadikan tempat penuh kenangan untuk hidup di masa remaja.
Sebelumnya, perkenalkan, aku Kirana. Kirana senja Grivan. Satu satunya putri kesayangan keluarga Grivan. Aku tidak punya kakak atau adik. Aku berasal dari salah satu sekolah swasta di ibu kota, lalu aku memutuskan untuk pindah ke sekolah negri karna aku ingin berlatih mandiri. Walaupun keluargaku bisa dibilang berkecukupan, aku masih ingin mandiri tanpa mengandalkan kecukupan keluargaku.
Aku mengurus semua persyaratannya dengan lengkap. Saat ini aku sedang menunggu untuk dipanggil wawancara, setelah mendaftar pada panitia barusan.
Bicara tentang menunggu. Bisa dibilang aku paling tidak suka menunggu. Menurutku itu membuang buang waktu. Aku mulai bosan disini. Hanya ada siswa siswi dan orangtua mereka yang ikut menemani anaknya mendaftar. Untuk mengatasi kebosanan, aku mulai memperhatikan sekelilingku. Disatu sudut ruang menunggu, ada beberapa anak laki laki yang memakai seragam yang sama sedang mengobrol seru sambil sesekali tertawa.
Diatara anak laki laki itu, ada seorang anak laki laki yang menarik perhatianku, Entah kenapa.
Tunggu, senyumnya manis.
Dia tertawa mendengar lelucon yang dilontarkan salah satu temannya. Tawanya lucu.
Tanpa sadar aku pun tersenyum sambil melihatnya. Dia menengok kearahku! Langsung kupalingkan wajahku dan sibuk melihat jam atau sekedar memeriksa lembar pendaftaranku. Setelah merasa sudah tidak diperhatikan lagi, aku kembali melihatnya.
Dia siapa? Kenapa ada sesuatu yang berbeda di senyumnya? Wait, kenapa aku malah sibuk memperhatikan dia?
"KIRANA SENJA GRIVAN!"
namaku dipanggil. Aku langsung masuk ke ruang wawancara untuk diwawancarai.
Setelah diwawancarai, aku keluar dari ruangan itu dan hal pertama yang kupikirkan adalah dimana laki laki menarik tadi?Hah sudahlah, ngapain juga aku mikirin orang yang belum aku kenal. Lebih baik aku fokus pada sekolahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different.
RomanceDari semula kita memang berbeda. Dan bodohnya, aku malah jatuh cinta denganmu.