Bagian 13

29 6 0
                                    

Pagi ini aku terbangun dengan kepala yang sangat pusing. Aku menoleh ke arah cermin di samping tempat tidurku. Mataku terlihat merah dan bengkak. Mungkin karena tangisanku tadi malam.

Aku belum puas telepon dengan mama gara-gara Yuko yang terus mengganggu. "Sebaiknya aku telepon mama sekarang," pikirku. Tiba-tiba pintu kamar terbuka, "ayo sarapan dulu, Rin. Sudah ditunggu ayah". Selalu saja begini.

Aku hanya membisu di meja makan. Seusai sarapan dan mandi, aku mengambil sepedaku di garasi. "Rin! Mau kemana?" Yuko mengagetkanku.
"Loh? Ke minimarket ma".
"Kamu lupa? Kan tadi malam mama sudah bilang mau ajak kamu belanja".
Pagi ini pikiranku benar-benar kacau.
Yuko membuka pintu mobilnya, "ya udah. Ayo".

Sebenarnya tempat itu sangat dekat dari rumah, masih di Minato. Tapi macetnya lalu lintas membuat perjalanan terasa lama. "Kamu kenapa kok dari tadi malam diem terus?" tanya Yuko. Pertanyaan yang sungguh konyol. Aku sendiri tak paham apa yang ada di pikiran Yuko. Bibir Yuko terangkat sedikit membentuk senyuman sinis. Aku masih tak menanggapinya.

Beberapa saat kemudian kami sampai di pusat perbelanjaan itu. Aku berjalan di belakang Yuko. Mood ku seketika naik melihat bangunan yang megah ini. Yuko mengajakku ke salah satu toko pakaian bermerk terkenal. Mulutku dari tadi melongo melihat pakaian pakaian yang cantik ini. "Pilih aja yang kamu mau, Rin," Yuko membuyarkan lamunanku. Aku tak bisa memilih, "yang mana ya... Bagus semua".
"Yang ini gimana?" Yuko menunjuk blouse berwarna pink yang sangat imut. Aku mengangguk, "boleh ma".

Tentu tak bisa ku pungkiri bahwa Yuko selalu bersikap baik kepadaku, kecuali ketika aku sedang membicarakan tentang mama. Hari ini sudah setidaknya 5 pakaian dan 2 pasang sepatu yang dibelikan Yuko untukku termasuk gaun malam yang sangat indah. Sedangkan dirinya hanya membeli sepasang sepatu. Aku sungguh heran dengan sikapnya ini.

Aku berjalan ke sekeliling banyaknya toko. Tak kusadari, aku berpisah dengan Yuko. Kucoba untuk meneleponnya tetapi tidak diangkat. "Rina!" teriak seseorang. Bukan suara Yuko. Aku menoleh ke belakang. "Huh? Toru?", gumamku.
Dia berlari ke arahku, "hey! Nice to meet you again!". Aku masih cemas mengetahui diriku yang terpisah dari Yuko. "Are you okay?" tanya Toru.
"Umm... Ye-yeah...," keringatku dari tadi bercucuran karena khawatir.
"Are you here by yourself?"
Aku menggelengkan kepalaku, "I think I am lost. I was just with my mom".
"Well... Let's just find her with me"

Aku menyapu pandanganku. "Itu dia", gumamku. Yuko ternyata juga terlihat bingung. "Mama!" teriakku. Aku dan Toru menghampirinya. "Dari mana aja kamu? Mama cariin loh," ujar Yuko. "Hehe maaf ma," ucapku sembari menggaruk belakang kepalaku.

Yuko memandang ke arah Toru, "temanmu?".
"Oh... Perkenalkan. Dia kenalanku, namanya Toru". Toru membungkukkan badannya dengan sopan. "Ayo makan siang dulu Rin. Kamu pasti lapar kan? Toru-kun, watashitachi to issho ni gohan ikanai? (Toru, mau ikut makan bareng kami gak?)" ajak Yuko. Toru pun mengangguk mengiyakan ajakan Yuko.

Kami langsung menuju ke salah satu restoran di gedung ini. Kami memesan steak dan lemonade. Yuko menceritakan tentangku kepada Toru. Tentang bagaimana diriku bisa tinggal di sini.

Tapi tak lama dia berbicara, ada seseorang yang meneleponnya. Yuko kembali ke meja lagi setelah bertelepon, "Rina, mama pulang dulu ya. Ini ayahmu ada perlu. Kamu mau ikut pulang gak?". Aku masih ingin di sini. Aku jenuh dengan keseharian ku yang hanya di rumah atau di minimarket, "nanti saja ma. Aku bisa pulang sendiri kok".
"Hmm... Asalkan jaga dirimu baik-baik".
Aku mengangguk, "iya ma. Makasih".
"Mutsume no koto yoroshiku ne, kizutsukenaide ne (jaga anakku, jangan sakiti dia)" tutur Yuko kepada Toru.
Toru tersenyum manis, "shinpaishinaide ne (jangan khawatir)".

Yuko meninggalkan kami berdua. "How is your day?" tanya Toru mengawali pembicaraan. "Not bad," aku menyesap lemonade ku. Toru hanya menanggapi ku dengan senyuman. Dari tadi dia menatapku sesekali dan mengalihkan pandangannya jika aku menangkap tatapannya.

A Tribute For You (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang