"Hari ini kau akan mengadu padanya?, ahh... Ku tak percaya kau kan hanya seorang bocah perantau, mana mungkin orang sini percaya padamu". Gelak tawa ringan Hamid membuat laki-laki bertubuh gempal merasa tak dihargai. "Kau salah bung, hahahha". Semakin nyaring, keras, gelak tawa itu. Ruhei terlihat memerah wajahnya pun terlihat seperti seekor banteng yang siap menyeruduk siapapun. Merasa kesal dengan perkataan Hamid. Ruhei pun pergi dan mencari cara agar lolos dari aduan Hamid.