Mencari keberadaanmu

56 5 0
                                    

Ternyata memang ada bagusnya kalau aku menjauh dari keadaan kota yang penuh pengap dan pergi ke tempat yang terpencil seperti ini.

Akhirnya keinginanku untuk pindah rumah tercapai. Rumah kecil di atas bukit yang menghadap laut. Bayarannya murah. Udara segar yang sangat berbeda dari kota yang penuh karbon dioksida. Plus, pemandangan yang akan membuatmu takjub akan keindahannya setiap kamu bangun pagi.

Tapi yang menjadi alasanku pindah kemari bukanlah semua itu. Semuanya karena satu hal.

Kata si penjual rumah, dari sini kau akan bisa melihat bintang.

Memang sangat jarang sekarang ada langit berbintang di kota.
Bintang-bintang itu tertutup dengan awan hasil gas-gas kimia buatan manusia-manusia berotak kerdil yang hanya ingin meraup kekayaan sebanyak-banyaknya tanpa peduli dengan alam yang dirusaknya.

Karena itulah, kalau menginginkan rumah ini kau harus menang bertarung dengan puluhan pembeli lainnya. Untungnya aku memiliki orang tua yang sangat cerdik sehingga mereka bisa memenangkan rumah ini. Sungguh, aku sangat berterima kasih kepada mereka.

Aku memang sangat ingin melihat bintang setiap malam. Aku bahkan memiliki teleskop yang bisa kugunakan setiap harinya. Hal ini bukan karena aku penggila ilmu astronomi atau ilmu apapun yang mempelajari tentang alam semesta.

Semuanya..... karena dia.

Ya, dia adalah orang yang kucintai. Belahan jiwaku yang kini telah pergi jauh. Tapi aku tahu, dia ada di suatu tempat di langit. Karena itulah aku tidak menangis, bahkan saat mengetahui dia pergi.

Ini adalah impiannya. Dan aku sudah sepakat mendukungnya menggapai hal tersebut. Karena itulah aku harus kuat.

Tapi, hanya satu hal yang kukeluhkan.

kenapa harus secepat ini?

Kenapa kepergiannya
begitu cepat?

Padahal...... aku bahkan belum mendapat jawaban yang kuinginkan setelah mengutarakan cintaku padanya.

Tapi karena itulah aku harus mencari. Setiap malam, dengan berbekalkan teleskop aku akan duduk di teras belakang rumah baruku ini dan memanjatkan doa sejenak.

'Semoga aku bisa melihatnya
hari ini.'

Itulah kalimat yang selalu kuucapkan dalam doaku. Satu hal saja, singkat, padat,
dan jelas. Tanpa berbelit-belit kesana kemari. Untuk apa aku berbasa-basi dalam doaku, kan' cuma itu saja yang kuinginkan.

Lalu aku akan mulai mencari. Menggeser-geserkan teleskopku ke kanan dan ke kiri berulang-ulang. Berharap bisa menemukannya.

'Bintang paling terang di langit.'

Tapi, nihil. Usaha pencarianku tak membuahkan hasil apa-apa. Semua bintang di atas sana terlihat sama saja. Tak ada yang lebih menonjol dari yang lain.

Lalu aku akan mendengus sedih dan berdiri dari dudukku. Dengan gontai aku berjalan membawa teleskopku ke dalam rumah. Lalu aku akan melakukan hal yang sama
besok malamnya. Begitulah seterusnya akan kulakukan, seolah hal itu adalah siklus
yang akan terus terulang.

Aku takkan pernah menyerah, karena aku mencintainya.

Aku ingin bisa melihatnya sekali saja. Agar dapat kuluapkan perasaan di dalam hatiku ini. Dan aku takkan pernah berhenti berharap.

☆☆☆

Masa SMA tetap saja suram bagiku, si penyendiri. Sejak Aku masih di bangku sekolah dasar aku sudah terbiasa hidup tanpa mahluk bernama 'teman'.

Let Me Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang