"Jibeom-ah, setelah ini kau akan pergi kemana?".
"Geunyang... Mungkin aku hanya akan mencari kerja"
"Kau yakin? Bukankah kau bermimpi untuk masuk universitas?".
"Kita berbeda Jaehyun! kau ditakdirkan untuk bermimpi dan menjadikannya nyata. sedang aku ditakdirkan hanya bermimpi agar bisa hidup". Jibeom, namja itu mengakhiri percakapan mereka sore itu. Ia beranjak meninggalkan Jaehyun yang terpaku menatapnya mendorong kursi roda yang membantu Jibeom untuk bergerak. Ya, Jibeom tak bisa berjalan.
"Bagaimana agar kau kembali Jibeom-ah? bagaimana agar aku menebus segalanya?".
....
"Yaaaa Jibeom-ah! bukankah sudah kubilang tunggu aku". Jaehyun melangkah sambil mendorong kursi roda Jibeom.
"Bukankah sudah kubilang bahwa aku harus mandiri?". ucap Jibeom ketus. Sejujurnya tadi setelah bel berbunyi ia bergegas mendorong kursi rodanya keluar kelas, ia lelah terus-menerus menjadi beban Jaehyun.
"Ani, kau sama sekali tak menjadi bebanku. Kau sahabatku dan aku sahabatmu, ingat itu". Jaehyun tersenyum sebelum memalingkan wajahnya menatap lapangan basket.
Entah sudah berapa lama mereka tak bermain disana, semenjak Jibeom kecelakaan dan harus bergantung pada kursi roda Jaehyun selalu menjauh dari lapangan basket. Ia merasa tak adil jika ia bisa bermain basket sedangkan Jibeom tidak. entah berapa lama ia terpaku menatap lapangan basket yang tengah ramai sambil tersenyum getir menyesali beberapa hal.
"Yaa, mau berapa lama kau menatap lapangan basket? Aku lapar". Jibeom menoleh.
"Ah, mianhae. Kaja kita ke kantin, kau pasti lapar". ucap Jaehyun.
"Kau yakin kita akan ke kantin? Sepertinya mereka merindukanmu Jae, sana bermain dulu. Aku akan menunggu dipinggir sana". Jibeom tersenyum menunjuk pinggiran lapangan basket yang dipenuhi penonton.
"No no no. Kau lapar Beom. Lagipula aku sudah tidak tertarik lagi bermain basket". Jaehyun segera mendorong kursi roda Jibeom, mengabaikan presensi seseorang yang tengah menatap mereka dengan sendu.
'seharusnya kalian yang disini, mian Jibeom-ah'
KAMU SEDANG MEMBACA
butterfly
Fanfictionaku lelah berjuang, lelah dengan semua keadaan yang membuatku terpuruk. aku lelah hanya menjadi sosok kupu-kupu bersayap patah