28. What do you think about me?

1.9K 108 24
                                    

  Lisa berlari tergesa menuju kelas. Dimana keadaan kelasnya pun sama ramainya dengan tempat yang membuat ia berlari kesana. Siapa sangka, masuknya ia ke dalam kelas. Keadaan tampak ricuh, dimana Tasya meladeni orang-orang yang tampaknya sengaja mengotori meja dan kursi Vey dengan sampah bekas makan istirahat mereka.

"Kompor yah lo?!" Tasya masih berusaha menahan tangannya untuk tidak menampar beberapa murid cewek dihadapannya itu. Apalagi keberadaan Irma disampingnya menahan Tasya dengan menariknya mundur ke belakang tubuhnya.

"Lo pikir cuma kita yang ngelakuin hal ini sama Vey?" Anita si pentolan sekolah maju.

"Terus?" tantang Tasya.

"Ya ajarinlah," mata Anita dan teman-temannya menusuk Tasya dan Irma tajam, "jangan jadi murahan!"

  Kata 'murahan' itu berhasil memancing emosi Tasya. "Brengsek lu!"

"Tasya!" Irma mencoba melerai meskipun dirinya juga ikut emosi sendiri.

Bagaimana tidak? Semua orang disana hanya menjadikan mereka tontonan. Tanpa sedikitpun ada yang niat membantu membela Vey padahal mereka teman sekelas. Untung saja. Vey masih berada dikamar kecil. Jadi ia tidak mengetahui bagaimana menjijikannya kondisi meja dan kursinya dikelas saat itu. Tasya menyerang lima cewek itu sendirian, Irma ynag tadinya ikut melerai malah ikutan berantem pada akhirnya. Melihat itu, Lisa bergegas cepat.

"STOP! STOP! ADA YANG LEBIH PENTING DARI INI!!" bentaknya, berhasil mengalihkan perhatian mereka bahkan menghentikan perkelahian yang baru saja dimulai itu.

"Apa?" tanya mereka bersamaan seraya mengatur nafas.

"Vey-" gantung Lisa menambah rasa antusias, "di undang ke pesta ulang tahunnya Cinta."

Hhhhaaaaahhhhh? Begitulah. Semua orang yang ada disana terkejut bukan main. Karena Cinta hanya mengundang orang-orang terpilih saja, untuk mendatangi pestanya itu. Bahkan pesta yang diadakannya setahun sekali itu menjadi alasan dibalik kenapa orang-orang mencari perhatiannya, agar mereka dapat menerima undangan itu. Karena sebagai model terkenal, akan ada banyak orang terkenal atau teman modelnya datang ke pesta itu. Biasanya, setiap tahun Cinta hanya menyebar 50 undangan disekolahnya, bahkan untuk guru pun tak semuanya dia undang. Benar-benar orang-orang tertentu. Dan tentu saja, beda untuk Prince Charming  yang sepertinya mendapatkan Golden Tiket. Dimana dialah satu-satunya orang yang secara tiga tahun berturut-turut sampai sekarang selalu menjadi list pertama yang dinantikan kedatangannya di pesta itu.

"Gawat!!" kali ini Irma lebih cepat tanggap. Ia menarik Tasya mengikuti langkah Lisa yang menuntun mereka ke kamar kecil. Pantesan tuh anak belum balik-balik..

    Namun, arti undangan itu bagi mereka adalah sebuah undangan bencana untuk Vey. Langkah mereka pun terhenti di kamar kecil cewek yang tampak sedikit ramai tapi tak seramai saat Lisa pertama ada disana. Tanpa pikir panjang ketiga cewek itu menerobos masuk. Dilihatnya Vey yang sudah basah kuyup sambil menyembunyikan sesuatu dibelakang tubuhnya. Orang yang menyiram Vey pun tak lain adalah Anita. Cewek itu datang lebih cepat bersama gerombolannya.

"KESINIIN UNDANGANNYA?" paksa Anita mencengkram Vey kasar.

Vey berusaha menahan tangisnya, "NGGAK AKAN." Katanya tegas tepat dimuka Anita.

Anita menghela nafas kasar, "LO PIKIR LO SIAPA HAH??"

"Dia bukan siapa-siapa." Suara berat diujung sana menghentikan mereka.

Brakk,

Tanpa sadar. Salah satu teman Anita menjatuhkan ember yang dipakainya untuk menyiram Vey tadi, saking kagetnya. Ketiga teman Vey yang belum melakukan apa-apa, berharap cowok itu melakukan pembelaan atas penyiksaan yang hampir seharian dialami sahabatnya tersebut.

The Prince Ice And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang