Hari berlalu begitu cepat. Tak terasa sudah hampir sebulan Aldrich mengenal Almeera. Almeera mungkin tak menyadari hal ini, tapi bagi Aldrich yang sudah menganggap Almeera adalah sosok istimewa dalam hidupnya, dia tentu akan sangat ingat saat ia melihat gadis itu didepan toko buku untuk pertama kali dan resmi berkenalan di parkiran kafe beberapa hari setelahnya.
Jika taruhan bodoh itu masih berlaku, maka tiga hari lagi adalah hari dimana deadline-nya jatuh tempo. Tak pernah Aldrich merasa selega ini dalam hidupnya. Kehilangan resort tak berarti apa – apa jika dibandingkan dengan senyum di wajah Almeera yang berbinar seperti yang dilihatnya saat ini.
Ya, sejak beberapa hari yang lalu dia aktif mengekori Almeera kemana saja tak peduli gadis itu tampak risih dengan kehadirannya. Setiap kali Almeera pulang dari rumah sakit dia pasti sudah standby menunggu didepan mobil. Aldrich bahkan tahu sejak kemarin Almeera bermain kucing – kucingan dengannya. Tapi jangan ragukan seorang Aldrich Rahagi Adyastha. Dia pasti akan menemukan Almeera dengan sangat mudah walau kemana saja gadis itu bersembunyi.
Dan jika sudah tertangkap, Almeera tak punya alasan untuk menolak. Aldrich dengan seribu cara selalu berhasil membuat gadis itu setuju untuk makan malam dengannya meskipun ujung – ujungnya mereka akan berakhir di restoran Nadia dan mengobrol tentang agama hingga larut bersama Rayhan dan terkadang juga Nisa. Jangan katakan dia egois karena tak memikirkan waktu istirahat Almeera, karena dia benar – benar tak punya waktu banyak lagi saat ini.
Beberapa hari lagi Almeera resmi resign dari rumah sakit. Gadis itu akan pulang ke Semarang sampai hari keberangkatannya ke Inggris tiba. Katakan pada Aldrich bagaimana solusinya agar dia bisa bersama Almeera lebih lama?
Otaknya sampai kalut memikirkan hal itu. Bagaimanapun dia tak bisa melihat jalan mana yang berpeluang untuk ia bisa lebih dekat dengan Almeera. Mengikat gadis itu disisinya. Semuanya berpusat pada satu titik buntu, Inggris. Pernah ia berpikir gila untuk mengajak gadis itu menikah, tapi buru – buru ia menyadarkan dirinya. Siapa dia yang dengan percaya dirinya melamar seorang gadis baik hati putri kyai besar? Dia hanya seorang Aldrich yang jangankan untuk beramal lainnya, tata cara sholat saja belum sepenuhnya dia kuasai. Lagipula dia juga tak ingin menghalangi Almeera menggapai cita – citanya untuk menjadi dokter spesialis.
Malam ini seperti biasa mereka-Aldrich, Almeera, Nadia dan Rayhan-kembali terlibat perbincangan seru seputar masalah mengantisipasi godaan syaitan. Aldrich mendengarkan dengan antusias saat Rayhan mulai memaparkan keterangan tentang upaya – upaya syaitan merusak iman dan akidah anak cucu Adam.
"Setiap manusia pasti melakukan dosa. Sebaik apapun seorang manusia, pasti tak luput dari kesalahan karena kita memiliki nafsu. Nafsu inilah yang mendorong kita melakukan hal – hal yang bertentangan dengan perintah Allah. Didukung dengan faktor godaan syaitan tentu saja. Tapi Allah juga sudah mengimbau kita baik lewat Al-Qur'an maupun Nabi utusan-Nya agar kita tak menuruti hawa nafsu. Salah satunya terdapat dalam firman Allah dalam Al-Qur'an surah Al-Qashas ayat 50 yang artinya 'Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti keinginan (hawa nafsu)nya?'. Disini dijelaskan bahwa orang yang paling sesat di muka bumi ini adalah orang yang mengikuti nafsunya. Coba kita pikirkan, bukankah kebiasaan buruk yang kita lakukan pada awalnya berasal dari nafsu? Lalu syaitan menjadikan indah prilaku – prilaku itu untuk kita agar kita kembali mengulanginya terus menerus. Misalnya—maaf—minum khamar atau alkohol. Kita tau bahwa rasa alkohol bahkan tak sesegar jus jeruk yang menyehatkan badan. Ada yang mengatakan rasanya pahit, ada juga yang mengatakan sensasinya seperti membakar tenggorokan. Kesadaran hilang dan paginya muntah – muntah karena hangover. Kita tau efek alkohol menyiksa tubuh kita, lalu kenapa kita masih saja meminumnya? Bahkan rela merogoh kocek dalam – dalam untuk sebotol minuman yang merusak sistem tubuh kita sendiri? Jawabannya itu tadi, karena syaitan yang menjadikan semua itu indah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Almeera (SELESAI)
SpiritualBagi Aldrich Adyastha yang memiliki segalanya, memenangkan pertaruhan dengan ketiga sahabatnya untuk mendapatkan seorang Azkayra Almeera tentu bukanlah perkara sulit. Cukup petik jari, sudah dipastikan gadis itu bertekuk lutut di bawah kakinya. Seti...