#MFLMF||5

1.4K 67 0
                                    

Mendengar perkataan Kevin, Sesil menatap garang ke arah Natasya. Sesil memegang tangan Kevin berusaha membujuknya untuk membelanya. Namun, Kevin dengan kasar menepis tangannya. Pemandangan yang Kevin lihat sangatlah tidak mengenakan, oleh karena itu dia menyuruh Sesil pergi.

Melihat Kevin yang menahan marah, Sesil dkk langsung pergi meninggalkan kantin. Tapi sebelum itu, dia mendekat ke arah Natasya yang masih terdiam seraya berbisik, "Urusan kita belum selesai...."

Natasya langsung pergi, begitupun dengan Risa. Keduanya berjalan waspada menuju gedung petinggi. Memang jika dilihat dari luar, gedung petinggi dan FHS seperti terpisah. Kenyataannya, gedung itu menjadi satu. Sampai di wilayah gedung petinggi, keduanya langsung memasuki lift menuju lantai paling atas.

"omaigat!omaigat! gue gak nyangka Kevin bakalan ngelawan Sesil dkk!" kata Risa dengan tampang semangatnya. Sebelumnya, saat Risa dibullypun tidak pernah ada yang menolongnya. Terkecuali Rian yang memang saat itu kebetulan melihat Risa diblluy. Tapi itu hanya sekali, karena setelah itu mereka jarang bertemu. Bukannya jarang bertemu juga, memang dasarnya Risa yang tidak pernah menampakkan dirinya di hadapan Rian.

Natasya sempat merasa aneh saat Kevin yang notabene sebagai mostwanted mau bergabung dengannya saat di kantin. Padahal, Natasya tidak mengenal Kevin. Sesampainya di depan ruang CEO, Natasya memasukan kata sandi lalu masuk kedalam. Ruangan CEO ini seperti apartemen, sangat luas. Kemudian Natasya menuju walkincloset untuk mengganti seragamnya,dan meminta izin untuk tidak mengikuti pelajaran sampai jam pulang sekolah berlangsung.

***

Lokasi: Kantin

Setelah kejadian itu, Kevin dkk memilih tetap melanjutkan waktu istirahatnya di kantin. Kedua teman Kevin merasa ada yang beda dari diri Kevin. Biasanya, Kevin tidak pernah mau berurusan dengan Sesil dkk. Justru tadi malah Kevin sendiri yang menghadapi Sesil dkk. Apalagi seperti membela seorang cupu.

Bara yang merupakan salah satu teman Kevin langsung bertanya, "Lo kenal sama cewek cupu itu? kok lo mau gabung sama mereka, terus kenapa lo belain dia?"

Kevin tidak menanggapi perkataan Bara. Bahkan Kevin sendiripun tidak tahu, dia penasaran dengan wanita cupu yang dia temui. Tidak boleh, dia sudah memiliki orang di hatinya. Sampai kapanpun, dia akan menunggu.

Bara yang merasa diacuhkan langsung mencolek tangan Kevin, menyadarkannya dari pikirannya yang lain. Kevin merengutkan wajahnya menatap Bara yang mengangkat kedua alisnya. Rian yang sama keponya dengan Bara ikut bertanya mengenai wanita cupu itu.

"Tapi, kalian merasa aneh enggak, sih? cewek nerd yang satunya gak ngelirik kita sama sekali. Kan biasanya cewek cewek histeris kalo liat kita, tapi beda sama nerd tadi yang dibully Sesil. Dia keliatan biasa ajah."

Bara langsung mengeluarkan pendapatnya, Kevin dan Rian menyadari itu. Tapi, bukan berarti wanita itu tidak tertarik. Mungkin saja dia merasa takut jika harus bersama mereka, sehingga dia berpura-pura bersikap acuh.

Kevin yang tidak ingin membahas lebih lanjut, langsung pergi ke kelas meninggalkan kedua temannya yang masih menggosip. Di kelas, aku memainkan pulpen sembari menatap keluar jendela yang mengarah pada gedung petinggi. Gedung petinggi itu lebih besar dibandingkan dengan sekolah.

Terdengar suara bising di dalam kelas, tanpa menolehpun Kevin tahu bahwa itu suara Bara dan Rian. Mereka sering bertengkar dan paling klop di kelas. Kevin menghembuskan napasnya saat guru sudah masuk ke dalam kelas.

Kevin tidak begitu mendengarkan penjelasan guru, pikirannya tertuju untuk seseorang yang sekarang berada di luar negeri. Kevin sangat menyayanginya, bahkan dia masih merawat benda peninggalannya.Tapi, semenjak orang itu pergi selama 4 tahun, Kevin menyimpannya di suatu tempat.

Akhirnya pembelajaran berakhir, Rian mengajak Kevin berkumpul. Tapi, Kevin menolaknya dengan mentah. Mood off yang dialami Kevin membuat dirinya tidak ingin pergi bersama siapapun. Kedua temannya hanya membiarkan Kevin, hal itu sudah biasa bagi mereka.

Kevin menunggu seluruh siswa pulang lebih dulu, dia tidak ingin berdesakan saat keluar. Dia menyampirkan tas di bahu kirinya, berjalan memasang wajah datar sembari memainkan kunci mobilnya.

Saat dirinya melewati sebuah kelas, dia mendengar suara percakapan seorang wanita. Kedua wanita itu berencana untuk pergi ke salon bersama. Yang membuat Kevin aneh adalah, mereka seorang wanita cupu. Untuk apa pergi ke salon?

'Gue tunggu di salon ajah. Bye! Sya'

Kevin langsung bersembunyi saat orang itu akan keluar kelas. Kevin tidak ingin terciduk mendengar percakapan mereka. Kevin menunggu yang satunya keluar, tapi karena tidak kunjung keluar, Kevin berjalan cepat menuju parkiran petinggi. Sampai disana, Kevin melihat sebuah mobil yang terparkir di kawasan VIP. Itu merupakan kawasan pemilik FHS, daripada terbalalu banyak berpikir, dia langsung masuk ke dalam mobil.

Natasya yang sudah menunggu beberapa menit di kelas, akhirnya berjalan menuju parkiran para petinggi. Tapi, belum sempat dia melanjutkan jalannya, dia melihat Kevin yang berada diparkiran para petinggi. Natasya terkejut dan bersembunyi di balik tembok. Untung saja sekolah sudah sepi jadi tidak ada yang melihatnya.

Natasya pun tersadar bahwa Kevin termasuk salah satu keluarga petinggi. Saat Kevin sudah pergi, barulah Natasya masuk ke dalam mobil.

Rencana Natasya yang akan langsung ke salon mendadak diurungkan karena rambutnya lengket. Dia akan pergi ke salon setela membersihkan dirinya. Natasya membuka pintu dengan ceria.

"Hello! excusme, Tasya come back-!" "Tidak usah berteriak seperti itu, Momy mendengarnya."

Natasnya mengapitkan kedua tangannya memohon maaf, setelah itu dia berlari menuju kemarnya. Rumah masih sepi, walaupun ada beberapa pelayan, tapi tetap saja menurut Natasya sepi. Dia mengenakan pakaian santainya dan berpamitan pada ibunya untuk pergi ke salon.

Di salon, Natasya bersama Risa kembali mewarnai rambutnya. Rambut asli Natasya berwarna cokelat gelap, dan akan diberi warna hitam. Sedangkan rambut Risa yang tadinya pirang kini menjadi cokelat. Selesai mencat rambut, keduanya memilih untuk pergi ke rumah makan. Sudah lama mereka tidak melakukan kegiatan ini.

Selama menunggu pesanan, kedua mengobrol banyak hal. Walaupun lebih banyak Risa, tapi Natasya masih tetap menanggapinya. Natasya memandangi wajah Risa yang sedikit berbeda, dulu Risa terlihat gemuk dan pipinya sangat chuby, sekarang Risa terlihat langsing. Matanya berhenti pada dahi Risa yang terlihat sedikit jahitan.

"Jidat lo kenapa?"

"Oh ini? gak sengaja kebentur tembok. Huh! gara-gara Sesil itu, jidat gue gak mulus lagi."

"Lo diem ajah walaupun dibully?"

"Kayak lo gak diem ajah, tapi gue bersyukur sekarang lo udah balik. Gue yakin lo pasti bakalan jadi pembersih para hama di FHS, kan?"

Natasya hanya terkekeh mendengar penuturan Risa. Itu juga termasuk tujuan Natasya bersekolah di FHS. Dia tidak ingin murid yang tidak memiliki akhlak bisa berada di FHS. Sangat memalukan dan dapa menurunkan kualitas siswa di FHS. Ada satu harapan saat dirinya pulang, bisa berteu dengan sahabat kecilnya. Sayangnya, dia tidak mengetahui dengan jelas sahabatnya itu, sehingga sulit untuk mencarinya. Terkecuali, keduanya dipertemukan di tempat yang sama.



___________________________________

My First Love Is My Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang