"Tau Kirara gak?" tanya Vina kepada Ria.
"Cewek yang katanya dilecehin itu?"
"Iya, denger-denger pelakunya Mas Bram, senior kita yang paling keren di kampus."
Ria tertohok mendengar perkataan Vina. Dia dengar kalau Kirara memang dilecehkan oleh orang di kampus. Namun, dia baru dengar kalau itu adalah Mas Bram, cowok pujaan hatinya sedari SMA dulu. Hatinya tak percaya mendengar informasi ini. Diam-diam dia berharap kalau pelakunya orang lain atau tidak Ada gosip seperti ini sekalian. Ria tidak percaya Mas Bram akan melakukan hal rendahan seperti itu. Meskipun dia juga tidak seberapa dekat dengan cowok itu.
Vina menyadarkan Ria dengan cara menjentikkan jarinya di hadapan wajahnya. Ria segera tersadar dan menengok ke arah Vina.
"Mau denger lanjutannya gak, nih?" tawar Vina.
Perut Ria rasanya mual dan dia sangat gugup. Ria beralasan kalau dia harus segera mengejar dosen untuk mengumpulkan tugas. Vina menaikkan sebelah alis dan menduga-duga tugas macam apa yang harus dikerjakan. Belum sempat bertanya namun Ria sudah hilang dari penglihatan.
Tak mau ambil pusing dengan gelagat Ria, Vina memasuki kelas untuk mata kuliah ketiga hari ini. Dia duduk di sebuah bangku di barisan paling belakang dan meletakkan tasnya begitu saja di lantai. Kemudian dia membenamkan kepalanya di antara tangan yang berada di meja. Matanya memandang ke arah jendela yang berhadapan dengan koridor kampus.
Sontak dia mengangkat kepalanya saat melihat seseorang yang merasa dia kenal melintasi kelasnya sambil berlari.
"Eh itu, Kirara, kan?" pikir Vina sambil mengerjapkan matanya bingung.
Tak lama kemudian, mata Vina mendapati seseorang juga berlari di koridor tersebut.
Mas Bram?
Mas Bram ngejar Kirara?
Sebuah pertanyaan konyol di benaknya membuat Vina menggelengkan kepalanya. Buat apa Mas Bram mengejar Kirara? Apa gosip itu beneran?
Mata Vina kemudian mengedarkan pandangan ke penjuru kelas. Baru lima-enam orang yang baru masuk kelas. Dia ingin mencari Ria. Tiba-tiba dia teringat Ria begitu saja.
Ah, dia baru ingat kalau dia tidak sekelas untuk mata kuliah satu ini.
Vina menghela napasnya sambil mengambil ponsel dari saku celana untuk menghubungi Ria.
"Vin, kok lo masih di sini?" Suara Farhan membuyarkan Vina.
Vina mengernyitkan alisnya. "Hah? Emang kenapa kalau gue masih di sini?"
Terlihat Farhan menggaruk kepalanya. "Gue kira lo udah di rumah sakit. Lo emang enggak tahu kalau Ria kecelakaan?"
Mata Vina membulat. Dia bangkit dengan terkejut. "Hah, apa?"
"Ria.. Ria, kamu bisa denger aku?" Vina berusaha menyadarkan Ria dengan cara mengguncangkan bahunya.
Bau semerbak obat dan alat-alat medis lainnya tercium oleh Ria. Pakaian piama bergaris, kaki diperban, serta dinding putih dia amati. Ria mengerjap-ngerjapkan matanya dan menyadari bahwa dia sedang berada di rumah sakit. Di sampingnya terdapat sahabatnya, Vina dan juga orang tuanya.
Baru saja ingin bergerak ke samping, kaki kanan Ria sudah berdenyut kesakitan. Ria mengaduh dengan penuh kesedihan. Cewek itu berusaha mengingat kembali apa yang baru saja dia lakukan sebelum hal naas ini terjadi.
Ria berpisah dengan Vina sebelumnya kemudian cewek itu pergi ke kantin untuk makan siang. Di kantin dia mendapati Kirara dan Mas Bram sedang bebicara. Sepertinya Kirara tidak senang dengan pembicaraan itu. Mas Bram terus saja berusaha meyakinkan Kirara untuk mendengarkannya. Setelah itu Kirara pergi, begitu pula dengan Mas Bram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal dari Gosip
Teen FictionSebuah kolaborasi cerita pendek oleh @Andhea dan @mythicaltika Selamat membaca!