Koleksi Kang Zusi
Pedang Keramat Thian Hong Kiam
Asmaraman S. Kho Ping Hoo tahun 1966
1. Pencuri Pedang Kerajaan
Pada tahun 870 sampai 873 rakyat Tiongkok menderita hebat sekali
karena buruknya pemerintah yang dipegang oleh Dinasti Tang. Pembesar-
pembesar dari yang terkecil sampai yang terbesar, dari yang terendah
sampai yang tertinggi, semua melakukan korupsi besar-besaran, hingga
tenaga dan harta benda rakyat diperas habis-habisan.
Di antara sekalian pembesar-pembesar koruptor tinggi, kaum Thaikam
(orang kebiri) yang paling hebat menjalankan peranan. Mereka ini tidak
saja berpengaruh di dalam istana kaisar, tapi meluas sampai keluar hingga
boleh dibilang, semua pembesar militer dan sipil berada dalam genggaman
tangan mereka. Lebih dari setengah bagian dari pada seluruh tanah di
ibukota dikuasai oleh para Thaikam ini.
Para petani, atau lebih tepat disebut buruh tani, bekerja di atas tanah
tuan-tuan besar ini melebihi kerja seekor kerbau. Sedangkan para petani
yang memiliki sedikit tanah, dikenakan pajak yang sangat tinggi. Untuk tiap
mou sawah, seorang petani harus membayar pajak dari 50 sampai 100 kati
gandum.
Tentu saja ini merupakan delapan bagian dari pada hasil tanah mereka.
Apalagi ketika dalam tahun 873 di daerah Shantung dan Honan terserang
musim kering yang hebat, sedangkan pajak yang telah ditetapkan itu sama
sekali tidak berubah atau dikurangi. Celakalah nasib kaum tani. Siapa yang
tidak kuat membayar pajak sebagaimana yang telah ditetapkan, dihukum
berat.
Hukuman yang paling ringan adalah hukum cambuk lima puluh kali. Tapi
hukuman yang disebut paling ringan inipun sering mengantar nyawa
seseorang ke alam baka, karena siapakah yang kuat menahan pukulan
cambuk besar sampai lima puluh kali, sedangkan tubuh yang dicambuk itu
telah begitu kurus kering karena kurang makan?
Ada nasehat-nasehat kuno yang menyatakan bahwa rakyat jelata akan
tunduk dan menurut apabila perut mereka kenyang, maka kenyangkanlah
dulu rakyat jelata jika menghendaki Negara tenteram dan aman. Pada
tahun 874, terbuktilah betapa tepatnya kata-kata itu. Koleksi Kang Zusi
Para petani yang terjepit dan menderita dengan perut kosong, tak dapat
bertahan lagi dan menjadi nekad. Maka pecahlah pemberontakan pertama
di Cang-yuang (Shantung) yang dipimpin oleh Ong Sien Ci, dan
pemberontakan ini didukung oleh hampir seluruh rakyat kecil. Pada tahun
berikutnya, rakyat di Coa-chau memberontak pula, dipimpin oleh seorang