Weker berwarna navy menujukan pukul 19:45. Devan menjatuhkan asal tubuhnya ke atas ranjang, banyak sekali kejadian hari ini yang membuat tubuh kekarnya lelah.
Belum sempat ia menemukan titik terang alasan apa yang medorongnya untuk mengikuti Aura, tiba-tiba saja ia bertemu dengan masa lalunya. Sungguh, itu mampu membuat seorang Devan yang dianggap cuek terhadap masalah menjadi pusing tujuh keliling. Ia menyilangkan kedua lengannya, menjadikannya sebagai bantal sambil menatap kosong langit-langit kamarnya yang dominan terbalut warna navy."Kenapa gua jadi mikirin si Au mulu sih?"
Suara notifikasi sejenak pengalihkan perhatiannya. Devan meraih benda pipih berwarna hitam yang ia letakkan di nakas dekat tempat tidurnya.
Setelah mengirim balasan, grup mendadak sepi. Tak ada yang merespon. Hal itu tentu saja membuat harga diri Devan yang setinggi Menara Eifeel itu terluka."Anjirr martabat gua woy! Cuma geng ogeb doang yang giniin seorang Devano Alexandra." Ia mendengus sebal lalu tangannya kembali terlihat menari-nari di atas keyboard.
Devan langsung membulatkan matanya kemudian lari kocar kacir mencari baju yang akan ia kenakan. Aneh memang, hanya untuk makan sate di depan komplek mengapa ia harus bingung memilih pakaian seperti ingin bertemu pejabat?
Dering ponsel semakin membuatnya gugup. Ia akhirnya menarik garis hijau dan menempelkan benda pintar itu ketelinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devan (Slow Update)
Teen FictionNote: cerita ini akan selalu direvisi setiap saat. Devano Alexandra atau yang akrab disapa Devan merupakan most wanted di SMA Pelita. Orangnya dingin, dan juga biang onar. Dia memiliki 3 orang teman yang semuanya cewek. Devan yang terkenal dingin it...