Raffi dan Gigi keluar bersama dari kamar Rafathar. Nisya tersenyum penuh arti melihat mereka yang keluar dari kamar Rafathar dengan wajah senang.
Gigi langsung pergi menuju kamarnya, sementara Raffi duduk bersama Nisya yang sedang menonton tv.
"Kalian habis ngapain ?" tanya Nisya.
"Tidur, ga liat nih muka bangun tidur"
"ooo abis tidur sore"
"Nah itu tau"
Raffi mendengus, dia sebenernya ingin di rumah saja. Tapi hari ini ada syuting program baru, dan Raffi lah yang menjadi host nya.
Raffi sebenarnya merasakan lelah di tubuhnya, hanya saja Raffi memiliki sifat tidak enakan, apalagi Raffi berteman baik dengan sang pemilik acara jadi sungkan untuk menolak pekerjaan itu.
Gigi sudah sering kali bilang, jika Raffi harus mengurangi kegiatan syutingnya dan mengalihkan waktunya untuk istirahat. Tapi setiap dinasehati, Raffi akan beralasan "Ini semua juga buat kamu" katanya.
"Nis toples kerupuk dimana ya ?" Gigi keluar kamar dan langsung menuju meja makan, mencari toples kerupuk yang biasanya ada diatas meja.
"Buat apaan mba Gigi ?" Nisya berdiri dan menghampiri Gigi, membantunya mencari toples kerupuk.
"Cariin dulu Nis"
Gigi dan Nisya sibuk mencari toples kerupuk, dan entah untuk apa Gigi mencarinya, mungkin Gigi Ingin makan kerupuk.
"Eh Rafathar" Gigi baru ingat jika dia belum menjemput Rafathar yang sedang bermain di rumah Gempi bersama mba Lala.
"Aku aja yang jemput" Raffi berdiri, mengambil jaket.
Gigi menautkan alisnya "Kamu ngga syuting ?"
"Jemput Rafathar dulu, abis itu baru syuting" Gigi mengangguk.
Setelah Raffi pergi untuk menjemput Rafathar, Gigi dan Nisya kembali mencari toples kerupuk.
"Mba Gigi, nih kerupuknya" Nisya berjalan cepat mendekat ke Gigi dengan menenteng satu kantong kresek putih berisikan kerupuk.
"Bukan yang ini Nis, yang punya kita" Gigi menolak, dia ingin kerupuk yang biasa dia makan bukan kerupuk warung.
"Sama aja mba Gigi"
"Pengennya sama toplesnya"
"Nyari apaan sih ?" tanya Syanas yang keluar dari kamar dengan membawa toples kerupuk.
"Nah itu dia" Gigi merebut toples kerupuk dari Syanas. Duduk di kursi ruang makan, membuka tutup toples lalu memasukkan wajahnya ke dalam toples.
"Mba Gigi ngapain ?" tanya Syanas aneh melihat tingkah Gigi.
"Lagi pengen nyium bau kerupuk" kata Gigi menghirup isi toples.
"Orang aneh" Syanas geleng-geleng melihat keanehan kakak iparnya itu. Nisya mengisyaratkan Syanas untuk pergi dari sana, membiarkan Gigi melalukan tingkah anehnya.
--------"-----------
Raffi membuka pintu rumahnya, dengan menggendong Rafathar yang tertidur.
"Sayang" Raffi memanggil Gigi, sepertinya dia punya kabar untuk Gigi.
"Kenapa ?"
"Bentar, aku bawa Rafathar ke kamar dulu"
setelah membaringkan Rafathar di kamarnya, Raffi menarik Gigi masuk ke kamar. Wajahnya tampak sedih.
"Kenapa sih ?"
"Gading sama Gisel mau cerai"
"Hah!"
Bukan cuma Raffi yang tadi di rumah Gempi kaget bukan main mendengarnya, tapi Gigi juga kaget. Bagaimana tidak, Gading dan Gisel tampak rukun dan bahagia, tapi tiba-tiba mereka akan bercerai.
"Gempi gimana ?"
Mungkin naluri seorang ibu, Gigi lebih menghawatirkan Gempi di banding perpisahan Gading dan Gisel. Usia Gempi masih kecil, bagaimana Gempi bisa menghadapi keadaan kedua orang tuanya yang berpisah.
"Ngga tega aku sama Gempi" kata Raffi. "Besok Gempi sama kamu ya, Gisel mau ngurusin perceraian"
"Iya, anter ke sini aja, biar sama aku"
Usai pembicaran itu, kini gigi mulai khawatir. Gigi mengurung diri di kamarnya, setelah Raffi pergi kerja. Ada yang menggangu pikirannya, yang semakin di acuhkan malah semakin membuat Gigi cemas.
Raffi yang sedang bekerja pun sama seperti Gigi, Raffi sama sekali tidak konsen dalam bekerja, dia juga memikirkan hal hanya saja berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh Gigi.
Jika Gigi entah memikirkan apa, Raffi sedang memikirkan alasan kenapa sahabatnya akan bercerai dan bagaimana keadaan Gempi nantinya.
Nisya yang sedang di kamar anaknya, mengawasi anak-anak yang sedang bermain, merasa khawatir karena Gigi tidak keluar kamar.
"La, bu Gigi belum keluar kamar juga ?" tanya Nisya ke mba lala.
"Belum bu, tadi aja nanyain Rafathar udah makan apa belum, nanyanya lewat WhatsApp" jawab mba Lala.
"Gara-gara a Raffi nih sering ninggalin mba Gigi di rumah" ucap Nisya menyalahkan Raffi. Nisya memang selalu menyalahkan Raffi jika sesuatu terjadi pada Gigi.
Sementara itu, Gigi yang masih di dalam kamarnya sedang menghubungi mama rieta untuk minta nasehat atas kegelisahannya.
"Mah, terus gimana ?" tanya Gigi di sambungan telepon.
"__________"
"Iya mah, makasih ya mah. Gigi tutup dulu"
Gigi menutup sambungan telepon, dan beralih menghubungi Raffi namun Raffi mengangkat telepon nya, mungkin masih sibuk .
KAMU SEDANG MEMBACA
kamulah takdirku
Random'dimana salahnya suamiku ? menghibur adalah pekerjaannya, lalu dimana letak kesalahannya ? kalian memujiku, mendoakan yang terbaik buatku, tapi kalian memojokkan suamiku. apa menurut kalian itu tidak menyakitiku ? jika kalian menyayangiku, harusnya...