4.4 Neurocheat

54 15 8
                                    

Kupasang vinyl Migi yang telah disisipi chip-ku ke dalam helm yang telah kurancang agar bisa menempel di bagian-bagian syaraf yang dapat menghubungkannya ke otak, lalu kusambungkan helm neurocheat itu ke laptopku, lalu kupakai helm itu. Sisanya, kuserahkan ke ayah Dini untuk mengatur otakku.

Keadaan berubah gelap sebelum bisa kurasakan diriku kembali, aku mengerjapkan mataku dua kali. Dan, aku benar-benar memasuki paradis!

Aku berhasil! Berhasil memasuki paradis! Aku berhasil memasuki dunia buatanku sendiri!!!

Dunia Paradis sungguh indah! Berbeda dengan dunia nyata tempatku tergeletak, mungkin tertidur saat ini.

Kusentuh salah satu bunga, tak terasa, kuhirup bunga itu, tak berbau. Bahkan sengatan matahari yang menyengat kulitku tak terasa. Tak ada angin, tak ada hujan, tak ada orang lain, tak ada suara.

Masih banyak kekurangan di Paradis. Sehingga paradis terasa bagai kota mati. Sangat sepi. Mungkin cocok untuk orang-orang sepertiku. Tapi aku yakin tidak semua pemain game seperti diriku. Aku harus bekerja keras agar membuat paradis terasa lebih hidup.

Kuperiksa bangunannya satu-persatu, kukelilingi, dan kususuri jalanan yang ada di sana. Benar-benar tempat yang cocok untuk mengasingkan diri.

Kupikirkan beberapa perintah yang langsung muncul dalam bentuk menu yang terpampang di depanku.

Name : Anwar IM
Status : Game Master of Paradis
Level : -
City : -
...

"Logout!"

Aku terbangun dengan tubuh lemas dan kepala pusing.

"Empat puluh lima menit," Ayah Dini menyambutku dengan menyodorkan segelas es teh manis saat aku mencoba bangun dan melepas neurocheat dari kepalaku.

"Berapa banyak dophamin yang dihasilkan dalam 45 menit?" tanyaku sambil menyeruput teh manis itu pelan-pelan. Dini dalam mode diam, duduk di sampingku.

"2 mili liter. Tapi cukup untuk menyerap kadar gula dalam darahmu 50% persen dalam waktu satu jam. Kau harus makan minimal dua jam sebelum memakainya kembali," jelasnya. Aku mengangguk mengerti.

"Aku akan segera mencari solusinya," jawabku.

"Bagaimana rasanya?"

"Nggak berasa. Aku perlu menambahkan sensor perasa, peraba, pembau, pendengar. Aku juga perlu membuat NPC, makanan, hewan, angin, hujan dan masih banyak lagi agar membuatnya terasa hidup," jawabku senang.

"Aku penasaran dengan duniamu itu," ucapnya dengan nada kebapakan.

"Aku akan ajak kalian memasukinya saat kutemukan solusi untuk dophamin ini. Aku nggak pengen membahayakan nyawa kalian," jawabku sambil menatap mereka ayah dan anak. Wajah Dini terlihat berseri-seri mendengar perkataanku barusan. "Ah, aku ada janji dengan Rizal di Puramart," aku baru mengingat janji mengajari Rizal saat kulirik jam digital yang ada di monitor besar dan kebetulan melihat Rizal di salah satu sudut yang ditampilkan layar itu. Dia sedang memakai helm dan bersiap menaiki motornya.

"Biar aku anter," Dini mulai merapikan buku-bukunya ke dalam ransel. Aku mengangguk, juga merapikan laptop dan barang-barangku.

"Kau boleh menyimpan barang-barangmu di salah satu loker itu." Ayah Dini menunjuk jajaran lemari panjang dengan banyak pintu trasparan. "Kau boleh membawa kuncinya," lanjutnya.

Aku mengangguk senang, lalu menyimpan beberapa peralatan tak penting seperti gunting, kertas dan beberapa buku, sedangkan laptop dan neurocheat tetap kubawa pulang. Aku harus melanjutkan pekerjaanku menghidupkan paradis di rumah nanti, setelah mengajari Rizal.

"fog x sama dengan x tambah 5 kuadrat dikurang 2 x tambah 5 tambah 7! Bener kan?" tanya Rizal dengan mata berbinar-binar.

"Bener! Gampang kan?" seruku yang ikut berbinar-binar melihat Rizal yang makin mahir di materi fungsi komposisi yang baru akan dipelajari di kelas besok.

"Cobain yang no.7," pintaku sambil tersenyum senang.

"Siap!!! Ah, ini sih gampang...!" serunya sambil terus mencorat-coret kertas di depannya sambil menggumamkan angka-angka yang ditulisnya. Kami sangat antusias belajar, sangat kontras dengan kediaman Rezky yang tengah duduk dengan raut serius di samping Rizal sambil mencorat-coret bukunya. Aku tak mengerti, mengapa Rezky mengikuti Rizal. Sepertinya benar dugaanku, Rezky punya hobi mengikuti orang lain.

Saat pulang pun, Rezky mengikutiku 5 langkah di belakangku.

Lama-lama dia membuatku takut.

Dunia ParadisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang