PBM #7

633 68 1
                                    

Vira

"Ngaku deh, Vir! Lo naksir Jojo, kan?"

Pertanyaan itu dibisikkan oleh Lilian, tapi efeknya sama seperti kalau dia menggunakan pengeras suara tepat di kuping. Aku terlonjak, terbelalak. Bukan karena tuduhan itu begitu konyol, tapi justru karena mendadak semua masuk logika. Fakta bahwa seharusnya tuduhan Lilian itu bisa kutangkis dengan mudah, tapi sekarang aku malah gelagapan, membuatku tambah yakin itu yang terjadi saat ini: Vira naksir Jojo.

"Iya, kan! Kan! I knew it! Iiih... kok bisa sih, Vir!" timpal Lilian bersemangat. Baginya, absennya jawabanku justru mengonfirmasi kecurigaannya.

Lilian benar, bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana bisa seseorang yang sudah tahunan kaukenal, setiap hari kaudengar suaranya, bertatap wajah dengannya, mendadak jadi sosok baru yang menggetarkan hati? Kenapa sekarang? Kenapa tidak tahun lalu, tiga tahun lalu, atau bahkan saat kau pertama mengenalnya?

"Nggak tahu, Li," jawabku kelu.

Romance in the office jelas bukan ide baik. Tapi, romance within friendship juga bukan ide cemerlang. Apalagi kalau cowoknya adalah Jojo yang tanpa ragu akan kabur ke planet lain begitu tahu dirinya jadi sasaran panah Cupid.

"Sejak kapan, Vir? Are you gonna tell him? If so, how? Terus kalau ternyata bertepuk sebelah tangan, hubungan kita berempat nanti jadi aneh nggak, sih? Kayak waktu Joey naksir Rachel di Friends kan?"

Pertanyaan Lilian bertubi-tubi menggempurku, menjadi bensin atas panik yang perlahan berkobar. Lilian lagi-lagi benar, pacaran dengan sahabat berisiko menghancurkan pertemanan seandainya hubungan itu kandas. Bersediakah aku meletakkan persahabatan kami di titik rawan tersebut? Is it worth it?

"Li, tolong diam dulu sebentar!" seruku tertahan. Aku menatapnya lekat. "Dengar, sekarang ini gue sama kagetnya dengan lo. Ini... ini gila! Absurd! Menggelikan! Konyol! Tapi juga..." Aku menarik napas panjang, "...benar. Gue butuh waktu, Li. Buat memproses perasaan gue, buat memutuskan langkah apa yang harus gue ambil selanjutnya. Sementara itu, bisa nggak lo simpan hal ini untuk lo sendiri?"

Mendadak, Lilian salah tingkah.

"Li?" panggilku curiga. "Lo belum bilang siapa-siapa, kan?" Dari cara dia menghindari pandangan tajamku, aku tahu ada yang tidak beres. "Lilian!" desisku panik ketika dia makin salah tingkah. Sahabatku malah menutup wajah dengan kedua tangan.

"Gue sudah bilang ke Albert," jawabnya pelan, ketakutan. "Tapi gue juga sudah wanti-wanti supaya dia nggak bilang ke Jojo. Asli! Swear to God!" sambungnya buru-buru.

"Albert, Li? ALBERT?! Lo kan tahu sendiri Albert sering keceplosan, apalagi dia suka anggap enteng hal-hal kayak gini. Nanti tiba-tiba dia tanya langsung ke Jojo, gimana?" Petir serasa menyambar di langit-langit Thank God It's Friday, tempat kami makan malam itu.

"Nggak kok, Vir. Kayaknya nggak deh."

Kayaknya???

"Li!!!"

"Dia nggak mungkin bilang siapa-siapa," tangkis Lilian cepat, tapi wajahnya jelas-jelas menggambarkan kekhawatiran. "Kayaknya."

Dudukku merosot seketika. Terlalu banyak orang yang tahu, bahkan sebelum aku sendiri menyadari perasaanku terhadap Jojo. This is not good! This is nooot good!

Jojo

Malam ini judulnya boys movie night. Lilian dan Vira malas diajak nonton film perang dan kebetulan banget Albert bisa diculik dari apartemennya. Malam ini pertama kali dalam sejarah gue dan Albert bisa datang sejam lebih awal dari jam tayang film. Muahaha. Tiket sudah nangkring dengan nyaman di saku jins, jadi ada waktu sedikit buat ngopi dan bakar sebatang. Mantap!

"Jo, gue ke toilet dulu. Titip handphone," seru Albert.

"Sip! Aman, Bos!"

Baru juga dia melangkah keluar, handphone-nya berbunyi.

"Eh! Eh! Bert! Ada telepon, nih!"

"WhatsApp. Lo baca aja, Jo. Palingan Lilian. Dia kan mau ikutan ngopi kalau sempat. Bilang ke dia kita sebentar lagi masuk!" seru Albert sambil ngacir ke toilet.

Lilian Cantik

Bertoliiiii, lo lg sama Jojo, kan? Soal Vira naksir Jojo jgn lo sebut2 ke orangnya, ya! Awas! Asli gw begging bgt supaya mulut lo kunci rapat2! >:-(

Gue langsung terenyak. Ini... ini maksudnya apa?

Lilian

WhatsApp dari Albert:

Li, maafin gue. Jojo baca WA lo.

Vira

WhatsApp dari Lilian:

Viraaaa, Jojo tahu. Maaf! Maaaaaf! Maaf maaf maaaaaf! Gue samperin sekarang ya?

Jojo

WhatsApp dari Vira:

Jo, ngobrol yuk.

Nggak gue balas.

WhatsApp dia masuk lagi.

Jo? Telepon gue kl lo dah baca msg ini ya.

Nggak gue balas juga.

Masih WhatsApp dari Vira:

Jooo... halo? Ada yg perlu gue jelasin ke lo. Pls pls pls bales msg gue.

Handphone gue matikan. Shit! What should I do?

***

PERKARA BULU MATA - Nina AddisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang