Jangan lupa follow author 😅😅
..
“Aku ikut. Bagaimana?” aku meletakkan gelas itu ke meja agak keras karena kaget dengan omongannya.
“Ehm.. memangnya kamu tidak sibuk? Aku bisa saja mengatakan suamiku sedang ada kerjaaan, jadi kamu tidak perlu memaksakan datang. Aku tidak apa-apa,”
“Aku tidak sibuk, aku akan ikut denganmu minggu depan. Oh iya, sepertinya kamu kurang suka dengan gaun tadi, bagaimana kalau setelah ini kita jalan-jalan cari gaun untukmu?” ucapnya.
Yippiyeah.. akhirnya aku punya kesempatan sekali seumur hidup jalan bareng dia. Ya Allah, terimakasih banyak. Tapi aku heran dengan sifat baiknya akhir-akhir ini. Bukan curiga hanya was-was. Di kepalu melintas beberapa kemungkinan yang bisa jadi, benar.
1. Postulat pertama, dia mulai mencintaiku.
Kemungkinan ini yang pertama muncul karena aku berharap besar hal ini nyata. Tapi, kalau memang dia mencintaiku, kenapa dia masih sering nyelekit dengan celetukan-celetukan yang keterlaluan menyakitkan. Terus, bukannya kalau mencintai itu rela mati demi pasangan, nah dia rela mematikan pasangannya. Bah.. postulat pertama NO.
2. Postulat kedua, dia mengidap penyakit mematikan dan tinggal menunggu ajal.
Kemungkinan ini muncul karena gaya hidupnya yang gonta ganti pelacur hampir tiap hari. Jadi bisa saja di tertular penyakit berbahaya gitu. Eh, tapi apa gunanya dia punya dokter pribadi yang per bulan biayanya bisa untuk beli mobil? Opsi ini sepertinya NO.
3. Postulat ketiga, dia akan menjualku ke luar negeri, makanya dia baik-baikin aku.
Nah, ini sepertinya mungkin. Karena aku tidak yakin betul dia hanya seorang designer. Biasanya designer bakal wara-wiri di televisi fashion, nah dia jarang. Jarang banget muncul di TV, mamanya hanya pernah bilang kalau dia punya cabang butik di setiap provinsi dan beberapa di luar negeri. Di tabloid fashion pun, profilnya hanya diulik secara umum, fotonya doang yang bikin sesak napas saking gantengnya.
Tapi, memangnya laku kalau aku dijual ke luar negeri? Bah.. opsi ini sepertinya NO.
Aku pusing sendiri dengan pikiran-pikiranku. Tanpa sadar aku sudah digandengnya menuju sebuah butik. Aku melirik harganya, dan huft…. Gajiku setahun di klinik Feni tidak bakal cukup. Rata-rata satu gaun dipatok dengan harga yang mencapai delapan digit.
Aku dipilihkan beberapa gaun yang semuanya wah. Jelaslah, dia kan designer. Aku memasuki kamar pas, dan mencoba satu-satu sedang dia? Duduk manis sambil bermain smartphone.
Rayhan banyak mengkritikku. Tepat di gaun ke-lima, dia setuju. Akhirnya..
Dia membelikanku gaun berwarna merah maroon, dengan belahan yang jarang. Gaun ini cukup tertutup. Karena dia melototiku yang tadi sempat mencoba gaun dengan belahan dada dan punggung yang cukup errr.. sexy.
Aku dan Rayhan berjalan-jalan sebentar dan dia berhenti di stand menembak berhadiah boneka. Dia membeli peluru mainan, dan membidik ke depan.
Satu..dua..tiga..empat..lima..
Lima peluru bersarang tepat di target tanpa ada satupun yang meleset. Postulatku yang menyatakan bahwa dia seorang mafia makin kuat melihat kemampuannya membidik target.Tentu saja, boneka doraemon unyu langsung menjadi milikku.
“Kamu suka apa?” tanyanya.
“Makan..” celetukku dan memang itu suara lambungku yang terdalam. Aku belum sarapan tadi.
“Ayo..”
Dia mengajakku ke sebuah restauran yang hampir dia booking seluruhnya, kalau aku tidak mengamuk. Ya lord.. kita cuma makan di sebuah meja, dan dia membooking sepuluh meja sekaligus di sekeliling kami. Untuk mendapatkan privasi katanya. Bah..
Aku makan dengan lahap seafood yang namanya susah aku ucapkan, pokoknya enak. Ku jejalkan beberapa suap makanan sekaligus, kapan lagi makan enak nan gratis ini.
“Apa perlu aku membelikanmu restauran ini, hm??” tanyanya polos.
“Ngga.. Ngga usah Rayhan..” kilahku cepat.
Ini gak romantis sama sekali. Apanya romantis, gegara aku makan lahap dia akan membelikanku restauran ini? Meh..
Saat berkeliling tadi, Rayhan akan membelikan benda apapun yang ku tatap lebih dari 5 detik. Bahkan kami hampir membawa pulang claw-machine karena aku kesal tidak mendapatkan boneka di dalamnya.
Ini berlebihan ku rasa. Aku kapok jalan-jalan ke mall bersamanya. Mending kasih aku kartu platinumnya deh.
“Rayhan, barang-barang tadi akan diantar ke rumah kan? Tidak akan mereka bawa lari kan?” tanyaku penasaran dengan nasib barang yang kami tinggalkan bersama kurir.
Karena aku menoleh ke belakang tidak ada mobil yang mengikut mobil kami. Ngomong-ngomong kali ini aku duduk di sampingnya yang sedang mengemudi mobil Audi keluaran terbaru. Bah, berasa Ratu aku hari ini.
“Iya, tenang saja,” ucapnya lembut sambil mengacak pelan rambutku.
Aku melayang. Terbang nih. Bumi mana ya, kok kakiku terasa ringan banget. Kalau baik begini dari dulu aku kayanya rela kok di “iya-iya” tiap hari.
Hahaha.. apasih pikiranku. Mesum melulu. Tapi beneran. Siapa sih yang tidak terpesona dengan suami tampanku ini. Dilihat dari sudut manapun, dia tetep tampan. Apalagi sekarang ini, malam sudah tiba, dan cahaya bulan menyorot tepat di wajahnya. Dia jadi kaya dewa dewi yang sedang bertugas saat bulan purnama.
Rahangnya, hidungnya, rambutnya, matanya, dan bibir itu. Aku sudah tidak sabar merasakannya. Kalau keadaan mood-nya begini terus tiap hari, bukan tidak mungkin, dalam hitungan hari aku dan dia akan “iya iya”.
Halah, Melodi kembalikan pikiranmu ke jalan yang benar. Aku menjedukkan kepala ke dashboard mobil.
Dia menoleh. Onyx itu menatapku dalam, kemudian bibirnya melengkung seindah bulan sabit.
Aku jatuh cinta padanya lagi, dua kali. Pertama saat aku melihat foto yang diberikan ibunya. Foto yang memperlihatkan wajah tampan yang tidak kelihatan ada raut seorang ringan tangan, wajah bermata telaga yang menyejukkan, dan wajah yang selalu ku simpan rapat-rapat di dalam buku agendaku sebagai lelaki sejuta pesona.
Kedua, sekarang ini. Setelah aku tahu dia seorang ringan tangan, kerap menyiksaku, dan kelakuannya yang tak seindah wajahnya. Aku mencintainya tanpa syarat.
Jatuh cintaku kali ini tak lagi memiliki syarat. Dan penjara yang bernama ekpektasi yang mengurung logikaku mendadak runtuh, gengsi yang selama ini mengatur-ngatur hatiku menolak untuk berperan dan membiarkan perasaanku bertindak sesuka hati, maka.. dengan ini aku baru saja mendeklarasikan kemerdekaan hatiku dari perbudakan selera..
Pokoknya, aku jatuh cinta dengan suamiku.
---TBC
Gigit guling nih.. bayangin gimana jadi Melodi, aww.. jangan lupa vote dan komen manteman..♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU BACK TO NORMAL [Completed]
Mystery / Thriller#1 thriller 27 September 2018 #1 regret 13 Desember 2018 #1 agen 5 Februari 2019 #1 lust 25 Februari 2019 #1 lose 14 April 2019 #1 marriage 30 April 2019 #1 angst 10 Mei 2019 Semua bermula dari suamiku yang memperlakukanku bak pembantu. Aku tidak b...