Part 17 - Survey

403 8 0
                                    

Hujan rintik-rintik membasahi kaca mobil yang sedang berlalu lalang di jalan raya. Kini Melvan dan Keyzia sedang dalam perjalanan menuju Bekasi, mereka berangkat menggunakan supir pribadi Jonathan dan disampingnya Dita, asisten pribadi Keyzia yang selalu ikut kemanapun Keyzia pergi melaksanakan pekerjaannya kini sedang fokus dengan tabnya, mengecek beberapa laporan dan jadwal kegiatan Keyzia selama di Bekasi untuk mengurusi salah satu pabrik Jonathan serta akan meninjau langsung kondisi lahan yang akan digunakan untuk bisnis proyek barunya. Sementara Melvan dan Keyzia duduk di kursi tengah berdampingan dengan jarak yang agak jauh tentunya, saling berdekatan dengan pintu dan kaca mobil, perjalanan jauh seperti ini sangat Keyzia manfaatkan untuk menambah jam tidurnya. Kesibukannya mulai dari sekolah, beberapa kegiatan di luar sekolah, dan juga pekerjaannya membuat waktu tidur Keyzia sangat sedikit, dalam sehari ia tidur tidak lebih dari empat jam saja. Bahkan waktu empat jam adalah waktu yang sangat berharga untuk Keyzia beristirahat, menenangkan pikirannya dari berbagai masalah dan beban tanggung jawab hidupnya. Di samping Keyzia yang sedang terlelap tidur, Melvan kini tengah asik mendengarkan musik menggunakan earphone-nya sambil memejamkan mata, entah tertidur atau fokus mendengarkan musik. Suasana di mobil sangat dingin dan sepi, tidak ada pembicaraan apapum, saling diam, tidak ada yang mencoba untuk membuka obrolan.

Matahari yang tampak sudah hampir terbenam membuat langit bertambah redup, menandakan hari sudah hampir malam, karena kemacetan yang cukup parah, mereka menempuh perjalanan selama kurang lebih dua setengah jam. Waktu yang cukup panjang untuk Keyzia beristirahat dalam tidurnya, dan kini perjalanan telah berakhir, mereka baru saja sampai di pabrik Jonathan yang berada di daerah kawasan industri cukup padat, banyak truk dan container yang berjejer rapih di depan pabrik. Kedatangan mereka langsung disambut oleh kepala manager dan beberapa staff yang masih berada di pabrik untuk menjalani meeting bersama Keyzia. Karena mereka tiba sudah diluar jam kerja, maka keadaan kantor sudah sangat sepi, tinggal beberapa staff yang masih sibuk menyelesaikan pekerjaanya, sementara keadaan produksi pabrik masih ramai karena pabrik tersebut beroperasi selama dua puluh empat jam.

Keyzia, Melvan, dan Dita langsung menuju ruangan president direktur, ruang kerja Keyzia dan Jonathan di kantor tersebut. Ruangan yang cukup luas dan formal, dalam ruangan tersebut terdapat dua buah meja kerja besar yang berdampingan, satu meja kerja Keyzia dan satu lagi adalah meja kerja Jonathan. Selain meja kerja juga terdapat beberapa rak buku, dengan buku-buku dan dokumen yang tersusun rapih, meja meeting kecil untuk menampung tujuh orang, serta sofa dan coffee table untuk menjamu tamu. Kini Keyzia telah duduk di meja kerjanya berdampingan dengan Melvan, Dita memindahkan kursi kerja Jonathan ke sebelah kursi kerja Keyzia agar Melvan dan Keyzia dapat duduk berdampingan. Setelah itu Dita keluar untuk mengambil minuman, memesan makanan dan melakukan pekerjaan lainnya.

"Sebenernya kerjaan apa yang mau lu beresin?" tanya Melvan memecah keheningan sambil ikut melihat-lihat beberapa dokument di meja Keyzia, sementara Keyzia masih sibuk membaca satu dokumen yang tadi sempat diberikan oleh kepala managernya. "Ada masalah dengan kualitas barang yang kita buat, sekarang kita dapat klaim dari customer kita di Filipina, menurut mereka saat barang, banyak ditemukan cacat tidak logis pada produk yang menyebabkan produksi mereka tersendat." jawab Keyzia dengan tatapannya yang masih serius melihat beberapa kertas di mejanya.

"Kayanya masalah ini cukup besar, kenapa ga bokap lu aja yang beresin?" tanya Melvan yang masih penasaran setelah membaca dan melihat-lihat beberapa dokumen. "Tumben lu kepo." Keyzia  menjawab datar sambil fokus melihat data di laptopnya, ia sedikit heran dengan Melvan yang tiba-tiba banyak bertanya. Karena selama mengenal Melvan, yang Keyzia tahu Melvan adalah cowo dingin dan cuek, ga pernah mau urusin masalah orang lain. Mendengar celotehan dari Keyzia, Melvan mencibirkan bibirnya dan beralih fokus ke Hpnya tidak mau mengganggu Keyzia lagi. "Upss Sorry, gua ga maksud nyinggung lu, bokap ada urusan lain yang menurutnya lebih penting dari masalah ini, jadi minta gua tangani." Jawab Keyzia merasa tidak enak dengan jawaban asalnya tadi. Melvan tidak meresponnya, tetap fokus dengan Hp di tangannya. Mungkin BT karena dibilang kepo oleh Keyzia.

The Meaning of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang