WARNING! 18+ only
Aku merasakannya lagi, belaian-belaian halus tangan besar itu menyapa kakiku. Terus ke atas menuju pipiku. Rayhan tersenyum manis sekali. Seolah meminta izin, aku menganggukkan kepalaku setuju. Dan bibirnya mulai menjelajahi tubuhku satu-satu.
Pertama, dia mengecup puncak kepalaku kemudian turun menyapa pipiku. Mataku yang terpejam pun tak luput dari jamahan bibirnya.
Mengecup bibirku pelan dan berulang. Dari kecupan-kecupan ringan, ciumannya berubah menjadi ciuman hangat yang terasa begitu mendamba cinta.
Bibirnya hangat dan lembut, perpaduan itu menyapa bibirku, mengulumnya atas bawah. Menghisapnya seolah bibirku adalah mata air yang menyejukkan saat dahaga. Spontan, dia menggigit bibir bawahku meminta akses lebih.
Aku membuka bibirku, mempersilahkan lidahnya menyapa lidahku. Lidah bertemu lidah. Liur bertemu liur. Menciptakan sensasi yang tidak terlukiskan. Letupan-letupan listrik beberapa watt menyerang kulitku. Menciptakan gelenyar aneh yang membuat tubuhku sedetik lalu panas, detik berikutnya dingin.
Lidahnya yang hangat lalu mengabsen satu-satu gigiku. Tak lupa menyapa lagi lidahku membelitnya erat kemudian menyesapnya. Ini adalah french kiss pertama dan terhebatku.
Dia menurunkan cumbuannya ke lekuk leherku. Memberi beberapa tanda disana. Membauiku hingga ke lekuk terdalam leherku. Tangannya menyibak rambut panjangku. Mengendus telingaku sesekali menggigitnya.
"Akh.." aku mengerang saat dengan jahil dia menggigit telingaku keras, kurasakan telingaku panas.
Terus kebawah, bibir itu menjelajah ke dalam kaos pendek yang ku kenakan. Merobeknya tanpa ampun karena aku hanya memakai kaos tipis. Menyembullah dua gunung kembarku setelah dia membuka pengait bra-ku.
Di cumbuinya satu-satu meninggalkan kiss mark disana. Aku memejamkan mataku menanggulangi erangan yang mungkin akan di dengar oleh para asisten. Sesekali menjambak rambutnya saat dia menghisap kuat putingku.
"Engh.." erangku tertahan saat lidahnya mengelilingi pusarku.
Dia melakukan foreplay yang cukup lama. Memanjakanku dengan letupan-letupan listrik antah brantah yang menyapa kulitku. Aku tidak tahan dipermainkan terus, ku putuskan untuk menarik wajahnya ke arahku.
Ku cium bibirnya seperti caranya menciumku. Mungkin karena masih amatir aku tersedak liur sendriri. Rayhan tertawa kecil.
Aku memalingkan wajahku malu. Sekarang Rayhan sudah berbaring di sebelahku, mengangkat tubuhku ke atas tubuhnya. Membiarkanku menaikinya. Kesempatan itu kumanfaatkan untuk melepas kaos oblongnya. Dan voila, otot-ototnya terpahat sempurna.
Di perut Rayhan ada enam kotak, ah tunggu, tepatnya ada delapan kotak. Woah..
Aku hanya pernah melihat kotak-kotak ala roti sobek ini di drama Korea. Dan sekarang aku melihatnya langsung, menyentuhnya. Sangat liat. otot itu sangat liat di kulitnya yang putih bersih. Aku memandang sendiri perutku yang penuh lemak dan noda -eh dosa. Sebodo amat, yang penting aku punya suami tampan.
Dia menarik kepalaku mendekat ke arah perutnya. Eh aku harus apa ini. Menciumnya? Seperti dia menciumku tadi. Oh tidak. Tapi menolak pun sepertinya mustahil.
Aku mengendus-endus otot itu dengan hidung. Hangat sekali tubuhnya. Wajahku naik menuju hidungnya. Ku tempelkan hidungku di atas hidungnya, memutarnya sedikit menciptakan gelenyar aneh -lagi.
Perihal hidung pun aku minder. Dia punya hidung tinggi nan ramping yang terpahat sempurna. Sedang hidungku hanya ramping, tidak tinggi, dan terkesan mungil. Aku menekan kedua pipinya, membuat bibirnya manyun, ku kecup kilat bibirnya.
"Hahaha.. kamu terlihat jelek," aku tertawa melihat wajah tegasnya yang berubah imut dengan bibir manyun ke depan.
Dia merasa tersindir lalu menarik bibirku ke bibirnya. Mencumbunya lagi. Kali ini berlangsung sangat lama, karena aku mulai terlatih menahan napas, sehingga dia tidak perlu memotong-motong kegiatan mencumbu bibirku karena mengambil napas. Setelah puas, dia menjauhkan bibirku darinya, dan balik memanyunkan bibirku.
"Sekarang lihat, bibirmu seperti donald duck, merah dan bengkak," ucapnya mengejek.
Aku sebal dan memutuskan untuk turun dari tubuhnya. Dia merengkuhku. Menaiki tubuhku lagi. Kali ini serangannya cukup intens menyerang bibir, leher, dan dua gunung kembarku.
Perlahan namun pasti, cumbuannya tiba di daerah paling intimku. Dia meanarik lepas celanaku, dan menenggelamkan kepalanya di sana. Aku menahan napas saat lidahnya menyapa klitorisku. Tidak. Aku belum siap dengan ini.
Aku berusaha mengelak, namun tangannya menahan dua pahaku. Naik turun dan melingkar adalah pola cumbuannya disana. Membuatku melayang di awan.
Selang berapa menit aku merasakan ledakan dari dalam diriku, tubuhku melenting keatas dan cairan hangat hasil orgasme menyembur keluar tak tertahankan. Rayhan masih menghisapinya hingga dia rasa habis seluruhnya.
Mataku membelalak ketika aku merasakan sebuah benda tumpul menyapa bibir vaginaku. Oh tidak. Tapi kepalang basah aku tak menolak. Dia dengan senyum tertahan mencoba menerobos pertahananku. Dan berhasil. Dia terus menggejot tubuhku yang sudah lelah ini dengan dorongan-dorongan yang intens.
"Uh.. Melodi.. Aku.. ak.. akh.." kurasakan cairan hangat di dalam tubuhku. Lumer.
Aku pun turut menyusul orgasmenya dengan pekikan kecil. Persetan dengan lenguhan kami yang terdengar di kamar para asisten.
Dia ambruk di sampingku dengan peluh yang membasahi rambut dan sekujur tubuhnya. Aku tersenyum menatapnya. Aku lelah dan merasa ingin tidur. Hingga sebuah suara menyapa pendengaranku.
"Nyonya..?" Lah kok ada yang menyebut-nyebut tittle ku? Mana panggilan Melodi yang sangat seksi itu. Hah, mungkin aku lelah dan salah dengar.
--TBC
Uuh.. author maluu.. gak kebayang bisa nulis begini.. vote dan komen jangan lupa man teman
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU BACK TO NORMAL [Completed]
Детектив / Триллер#1 thriller 27 September 2018 #1 regret 13 Desember 2018 #1 agen 5 Februari 2019 #1 lust 25 Februari 2019 #1 lose 14 April 2019 #1 marriage 30 April 2019 #1 angst 10 Mei 2019 Semua bermula dari suamiku yang memperlakukanku bak pembantu. Aku tidak b...