Pagi yang cerah membuat seorang laki-laki terbangun dari tidurnya, hidungnya mencium sesuatu yang menuntun ia menuju ruang makan. Matanya seketika berbinar menatap sekumpulan makanan di meja. Perut yang dari tadi memanggil minta di isi semakin meronta minta di isi. Namun perhatiannya tertuju pada tempe goreng kesukaannya, dengan cepat tangan kekarnya mencuil makanan yang bahan dasarnya dari kedelai itu.
Plak.
"Aduh! Mak apaan sih?"
"Tangan li tangan! Cuci dulu napa sih. Habis pegang burung juga." sewot seorang wanita paruh baya.
"Mak burung Ali mah hyigenis. Mau dipegang berapa kali juga gak kenapa-kenapa." Ali bergegas mencuci tangan dan mengambil nasi serta lauknya.
Emak Ros. Begitulah sebutannya, janda beranak satu itu kini melotot kearah anaknya. Galindra. Primadona kampung itu ingin sekali mengutuk anaknya. Bisa-bisanya Ali berbicara ngawur. Walau sudah tak muda lagi, tapi masih banyak para duda yang mengantri ingin menikahi emak, namun tak ada satupun yang ditanggapi.
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Sama dengan Ali. Setiap laki-laki itu berjalan di kampung pasti banyak para gadis bahkan ibu-ibu yang menggodanya. Namun selalu ia tanggapi dengan candaan. Maklum, memiliki wajah bak keturunan timur tengah dihiasi alis tebal, hidung mancung, bulu mata lentik serta bibir merah menggoda membuat Ali menjadi sasaran semua perempuan. Tapi sayang, tak pernah ada yang melihat laki-laki tampan tersebut menggandeng pasangan.
Emak menghentikan aktivitas memasaknya.
"Li anaknya Rina lucu ye, bikin gemes orang aja." celetuk emak Ros.
"Hmm."
"Nah apalagi anaknya si Izal yang baru lahiran."
"Hmm."
Emak Ros menatap kesal anaknya, "Heh mau sampe kapan lu kaya gini? Inget umur Ali, lu mau jadi bujangan lapuk kaya si Amir?"
Ali melotot tak terima dengan perkataan emaknya, "Ya ampun mak, Ali masih abege gini juga. Nyari cewek mah gampang, tinggal dikedipin juga langsung kelepek-kelepek."
Emak Ros mendelik, "Heh bocah! Umur segede lo tuh pantesnya udah punya buntut!"
"Emak tenang aja nanti juga Ali kawin, biarkan buntut Ali mencari lobangnya sendiri."
Plak.
"Lu kalo diajak ngobrol gak pernah bener ye! Nyesel gue pernah ngelahirin lu, kalo tau kaya gini mending gue masukin lagi ke perut."
Ali mencebik bibir kesal.
"Noh liat si Jajang, wajah pas-pasan tapi udah nikah. Nah elu yang gantengnya maksimal ngalahin Aliando Syarief kapan?"
"Astagfirullah mak. Jangan gitu ah gak bae. Mungkin jodoh Ali lagi disimpen dulu sama Allah, makannya sampe sekarang belum dikasih."
Emak Ros mengusap dada sabar. Sabar menghadapi kelakuan anaknya.
"Eh li, gimana kalo lu dijodohin tuh sama si Ajeng, anaknya pak RT. Dia kayanya demen sama lu." Emak Ros menatap Ali sumringah.
"Mak ini zaman modern, siti nurbaya aja udah ogah dijodohin apalagi Ali yang punya bodi semewew ini." laki-laki tersebut mengambil tempe lalu mencoelnya dengan sambel.
" Tapi kan emak pengen nimang cucu dari lu li."
"Tenang ma, nanti Ali kasih DP dulu baru di-sah-in."
"Eh syalan! Emak enggak pernah ngajarin lu kaya begitu ya, tong!" Ali menyengir kuda.
"Udeh ye ma jangan marah-marah mulu, nanti darting mak kambuh lagi, kan kasian. Ali anak emak yang ganteng sekecamatan ini mau pamit kerja dulu ye." Ali mencium tangan emak Ros.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Mommy!
RandomGak ada anak yang terima ibu kandungnya dihina. Begitu juga dengan dia, Arjuna Permana Erlangga. Tugasnya menjaga dan melindungi wanita yang teramat dicintainya didunia. Aprillya Gendis Erlangga. Galindra Naufal. Desakan sang ibu untuk segera memil...