"Ssstt.. Hikari-Chan. I.. Itu seriusan anak kamu?" ucap Mikoto pelan, yang sedang memasak makan malam bersama Hikari, menunjuk nunjuk Hinata yang sedang membaca bukunya di meja makan.
Yaa setelah kejadian itu, mereka bukannya diam diaman, malah lengket banget seperti permen karet. Karena keluarga Hyuuga dan Uchiha sudah lama bersahabat. Hikari dan Mikoto, sahabat di banggku SMA. Hiashi dan Fugaku, Rival di perusahaan tapi saling melengkapi kalau ada yang kesusahan. Neji dan Itachi, satu jurusan di kampus yang tahunya cuma pacaran sama skrpsi aja. Hanabi sih nggak ada sahabtnya, tapi dia mudah bergaul dan langsung akrab sama keluarga Uchiha. Hinata dan Sasuke? Mereka yang nggak akrab, Mereka biasa aja sih, gak ada yang special. Dan saat ini keluarga mereka mengadakan makan malam di Mansion Uchiha.
"Siapa? Ohh Hinata? Ia dia anak ku. Kenapa? Kamu ragu dia anak ku?" tanya Hikari memandang Mikoto dengan pandangan tajamnya.
"Bu... Bukan gitu.. Dia kok beda banget ya sama keluarga Hyuuga lainnya?" tanya Mikoto hati hati agar gak kedengaran sama Hinata. Padahal sudah kedengaran saat awal pertanyaan aneh Mikoto. Tapi Hinata hanya diam.
"Ini nih.. Kadang seseorang ngelihat orang dari penampilannya aja. Kamu gak tahu hati nurani Hinata. Dia berpenampilan begitu agar tidak menjadi bahan perhatian orang, yaa walau dia tetap akan di pandang orang dengan pandangan yang err... You know lah. Bahkan dia bersekolah bukan dari uang keluarga. Tapi dia mengambil jalur beasiswa. Dan kalo soal penampilan. Jangan salah, gitu gitu dia anak yang tergolong sangat cantik dari kebanyakan perempuan. Di balik kaca mata tebalnya, tersimpan 1001 kecantikan luar dalam lho." ucap Hikari panjang lebar. Mikoto yang mendengar ucapan Hikari merasa terharu. Namun pandangannya langsung tertuju ke Sasuke dan Itachi. Pikiran gila pun menyerang otaknya.
Gimana kalo aku cabut fasilitas Sasuke dan Itachi dan membiarkan mereka mencari beasiswa seperti Hinata?
"Aku jadi ingin ngelihat wajah Hinata-chan. Jadi, kapan aku bisa ngelihatnya?" ucap Mikoto antusias. Hinata yang emang udang ngedengar dari awal. Cuma bisa bersabar sambil membatin.
Ngg.. Nggak akan! Kalo bibi Mi.. Mikoto lifiel ngelihat mukaku yang jelek ini gimana? Kalo bi.. Bibi Mikoto ke.. Kecewa gimana.. Nanti per.. Persahabatan ke.. Keluarga i.. Ini hancur pu..pula. La.. Lagian aku ng.. Nggak suka wajahku di.. Li.. Lihati orang orang.
"Mi.. Mikoto-Chan.. Hinata tipe gak suka di perhatika, di lihati dan menjadi bahan perhatian orang." ucap Hikari berbisik sangat pelan yang otomatis nggak di dengar Hinata.
"Aku punya ide...." Mikoto pun membisikkan rencananya itu.
Sememtara itu di meja makan. Itachi dan Neji, yang entah kapan di ambilnya, sedang membawa skripsinya di meja makan.
"Cih.. Gak bosen apa, ngelihat skripsi terus. Dan gak ku sangkan ada yang sespesies kayak Neji-nii." ucap Hanabi sambil memainkan Handphone nya.
Itachi yang mendengar kata spesies yang di ucapkan Hanabi hanya menyeritkan dahinya.
"Iya.. Sepesies penyuka skripsi atau apalah." ucap Hanabi santai. Itachi yang sudah mengerti maksut dari kata spesies yang di katakan Hanabi hanya menatap tajam Hanabi.
"He!, gue laki normal kok Hana-Chan, gak ada niat pacaran sama skripsi. Gue bukannya Neji ya. Yang gak pernah kencan sama cewek." ucap Itachi sambil ngelirik Neji.
"Apaan sih lo. Kamu lagi Hana! Jangan mulai deh. Ini rumah orang. Jangan bikin rusuh!" ucap Neji tegas. Hanabi hanya merespon ucapan Neji dengan mengangkat bahunya acuh.
"Emang Ita-Nii udah punya pacar ya?" ujar Hanabi. Itachi yang di tanya Hanabi berkeringat dingin.
"Gu.. Gue... Pacaran sih pernah, tapi putus dan masih betah ngejomblo." ucap Itachi gugup. Takut di ejek jomblo sama Hanabi kayak yang kali pertama bertemu.
"Ck, ternyata sama saja. Dasar kumpulan para J.O.M.B.L.O." ucap Hanabi dan pergi ke tempat Hinata yang asik pada bukunya.
"Nej.." panggil Itachi ke Neji.
"Apaan?" tanya Neji yang masih betah membaca skripsinya. Takut kalo ada yang salah, nanti di marahin sama dosen pembimbingnya. Prof.Hamura Ootsuki.
"Siapa sih yang ngajarin adek lo bilang begituan. Langsung ngejleb tuh ke kokoro gue." ucap Itachi sedih.
"Entahlah, gue aja gak tahu siapa yang ngajarinya. Mungkin teman sekolah si Hana. Si trio bocah aneh itu." ucap Neji.
"Trio bocah aneh?" tanya Itachi.
"Iya, mereka memakai kacamata yang di taruh di kepala mereka. ada si Konohamaru, Cucunya RW di sini, keponakan Kurenai sensei. Lalu ada Mogei, rambutnya di ikat ke atas dan dengan anehnya rambutnya bisa berdiri dengan satu karet melengket pada dua belah rambutnya. Dan ada si Udon, si bocah ingusan. Jangan sampai lo berurusan sama trio plus Hanabi deh." ucap Neji serius.
"Kenapa?" tanya Itachi lagi.
"Karena mereka hanya akan membuat hidup lo susah. Gue udah ngerasain. Jauh jauh pokoknya sama mereka. Dan parahnya lagi, rumah komplotan trio itu berderetan di samping rumah elo." ucap Neji.
Itachi hanya merinding mendengar kisah ngenesnya si Neji. Dia gak akan berurusan dengan komplotan itu. Ia sudah bersumpah.
Sementara itu, di tempat Sasuke, dia Hanya mempelototi Hinata. Dia masih belum percaya apa yang baru di lihatnya. Tentu dia tahu siapa Hiashi Hyuuga. Si pengusaha sukses pemilik perusahaan besar di jepang. Sekarang sih masih sama seperti perusahaan Uchiha.
Apa benar dia anak Hiashi Hyuuga. Hmm tidak meyakinkan.
Hinata yang terus di pelototi sama Sasuke hanya mendunduk sambil pura pura membaca buku.
Apa Uchiha san masih marah saat aku tabrak di sekolah. Emang sih aku yang salah. Apa yang harus ku lakukan?
"Hei Hyuuga," ucap Sasuke cukup keras. Semua yang bermarga Hyuuga pun langsung melihat ke arah Sasuke.
"Ma.. Maksutku Hinata." ucap Sasuke.
"Oh." ucap mereka ber'oh'ria dan kembali lagi ke kegiatan masing masing.
"I.. Iya, ada apa Uc.. Uchiha san?" ucap Hinata berbisik. Agar gak melakukan kesalahan yang salah. Untung mereka duduknya samping sampingan. Jadi bisa lebih berakses untuk bisik bisik.
"Apa benar hyuuga, kau itu Hyuuga benaran." ucap Sasuke.
Hinata yang mendengar pertanyaan aneh Sasuke hanya menandang aneh Sasuke.
"Ku pikir kau itu cukup cerdas un—" ucapan Sasuke terpotong ucapan Hinata.
"I.. Iya, Saya meng.. Mengerti. Ta.. Tapi pertanyaan i.. Itu sangat aneh."
"Hmm.. Tinggal jawab juga!" ucap Sasuke. Sekarang Hinata tahu, bahwa Sasuke gak percaya kalau dia Hyuuga beneran, dan malah satu pemikiran sama si duo rambut nyetrik. A.k.a Sakura dan Ino.
"Sa.. Saya Hyuuga benereran. To.. Tou-chan saya Hyuuga, kaa-chan saya Hyuuga. Be.. Berarti saya juga Hyuuga kan?" ucap Hinata polos. Sebenarnya Sasuke udah geli ngelihat tingkah Hinata yang polos. Ingin tertawa, tapi ada semuanya di sini.
"Owh." ucap Sasuke. Saat itu pula makan malam yang di buat para ibu sudah selesai. Dan mereka makan malam dengan khidamat.
◾——————————————◾
Ps: Video di atas hanya sekedar hiburan semata. Jangan salah paham yaa..
Hii, maaf ya telat update, wattpad eror parah nih.. Mohon maaf ya🙏🙏🙏. Jadi bersalah reninya. Sekali lagi maaf yaa. Jangan bosan nunggu updatenya.
❤❤❤
Reninovita2710.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Nerd
FanfictionDibalik kaca mata tebal yang membuat'nya' menjadi nerd-able, tersimpan 1001 kecantikan luar dalam. ◾---------------------------------------◾ Revisi setelah update.