Setelah Zeze dirawat dua hari di Rumah Sakit kondisi Zeze sudah mulai baikan dan diizinkan untuk istirahat dirumah. Naumi sudah tidak di Jakarta lagi karena ada beberapa urusan kampus yang harus Naumi selesaikan. Zeze yang dari awal menolak ikut Naumi karena membayangkan capenya dikreta dan kembali ke Jakarta sendiri sudah membuat Zeze pusing dan menolak mentah-mentah ide ayahnya.
Ayah memang sangat terlalu khawatir, meskipun Zeze sudah pulang dari Rumah Sakit setiap pagi ayah akan selalu telpon untuk menanyakan makan dan minum obat. Zeze cukup mengerti kekhawatiran Ayah, namun tetap saja perasaan bersalah Zeze muncul, sifat dan tindakannya selalu membuat Ayah khawatir. Ayah tidak pernah seperti ini sebelumnya, namun semenjak Zeze di Jakarta kekhawatiran Ayah bisa dibilang sangat berlebihan.
Zeze diberikan izin untuk istirahat selama tiga hari. Zeze yang baru satu hari saja libur membuatnya suntuk setengah mati.Kebiasaan Zeze yang selalu bekerja membuatnya bingung harus melakukan apa. "Ini keadaan seperti aku pengangguran lagi" Zeze berguling di tempat tidur dan memegang Handphone genggam nya.
1 pesan Masuk
"Gimana Kondisi lo Ze? Udah makan? Mau gue antar bubur ayam gak?" Putra"Alhamdulillah gue gak apa-apa, gak usah gue udah makan, dibangunin ibu kos pagi-pagi buat ngasih gue bubur ayam. Baik banget ya ibu kos gue?" Zeze
Zeze mengirim pesan singakat itu, karena bawelnya Putra beda tipis dengan Ayahnya. Tidak percaya dengan pesan singkat Zeze, Putra akhirnya menelpon hanya untuk memastikan kondisi Zeze dari suaranya. Menanyakan banyak pertanyaan yang membuat Zeze mengeluh "Jangan bawel Putra, gue baik-baik aja" yang membuat Putra tertawa dari balik telponnya "Kalau gini baru gw yakin lo baik-baik aja. Udah bisa marah,gak kaya kemaren" Putra tersenyum seolah Zeze dapat melihat senyumnya.
"Alhamdulillah ibu kos lo baik. Jangan lupa minum obat neng. Gue suka lupa kalau lo udah pulang. Gue mampir ke kamar rawat lo, ngintip dari luar trus baru sadar kalau lo udah pulang. Gue kaya kena syndrom lo Ze. Jalan ke musholla buat liat lo lagi sholat, makan di ruang makan buat liat lo lagi kerja. Bodohnya gue lupa kalau lo lagi libur. Jaga diri baik-baik ya,kalau kenapa-napa bilang gue, gue bakal langsung datang ke kosan lo Ze." Putra memutuskan telponnya.
Setelah telpon dari Putra terputus, Zeze kembali dalam kesendiriannya. Entah dapat angin dari mana Zeze mulai membereskan barangnya, bangun dari tempat tidur, mandi dan beraiap-siap untuk ke tempat Naumi dan kemudian berencana untuk pergi ketempat kakak sepupunya yang berada di Tanggerang. Semenjak Zeze di Jakarta, Zeze belum pernah sekalipun sempat untuk mengunjungi kakak sepupunya yang di Tanggerang.
"Putra gue ketempat Naumi ya!" Pesan singkat itu dikirim Zeze pada Putra.
Setelah Zeze pulang dari Rumah Sakit, Putra setiap hari datang ke kosan Zeze hanya untuk memastikan Zeze dalam keadaan sehat, minum obat tepat waktu dan suhu tubuh Zeze Normal. Zeze tidak mungkin pergi ketempat Naumi tanpa memberitahukannya pada Putra.
"Tunggu gue, gue bentar lagi pulang! Jangan pergi dulu" Tak lama setelah pesan singkat itu diterima Zeze, Putra sudah berada didepan kosan Zeze
"Ada apa Putra?"
"Kenapa ketempat Naumi? Lo udah baikan?" Putra menatap dan meraih tangan Zeze
"Gue bosen dikosan Putra, gue udah baikan ko" kata Zeze
"Keras kepala banget sih kamu, yaudah ayo gue anter. Tapi harus janji dulu. Kalau kenapa-napa harus bilang gue. Mau pusing, dingin, mual, semuanya bilang gue" Putra menegaskan omongannya
"Iya" Zeze
Putra dengan motor Mio nya melaju membawa Zeze menuju stasiun kreta. Motor Mio itu berjalan diantara gang sempitnya perumahan penduduk Jakarta. Putra tiba-tiba mengendorkan gas motornya.
"Ze, Lo tau gak?" Putra
"Apa?" Zeze
"Gue pernah ketemu cewe di gang ini, tersenyum kaku dan mengangguk ke gue trus.." Putra belum selesai melanjutkan omongannya, pukulan Zeze sudah mendarat di punggung Putra
"Gak usah ngeledek deh" Zeze cemberut yang dapat dilihat dari spion motornya
"hahaha lagian aneh banget Ze senyuman lo" Putra mencobakan senyum dan anggukan kaku Zeze yang masih jelas di kepalanya.
"Lagian lo ngapain juga melotot ke gue? Gue bingung mau negur atau gak. Lo kenal gue juga gue gak tau. Tatapan lo juga gak enak" Zeze protes dan gak terima
"Gue kenal Ze, gue pulang buat ganti motor dan mau kembali ke rumah sakir buat nganter lo ke stasiun. Kata mas Febri lo pulang jam setengah enam. Tapi kenapa jam lima lewat lo udah pulang? Papasan di jalan lagi? Gue mau putar balik dan nyamperin lo, tapi gue gak enak. Gue juga mau minta nomor Hp lo langsung dan minta maaf juga Ze" Putra
"Trus kenapa pulang dulu? Alasan lo klasik" Zeze mencibir dan menolak mentah penjelassan Putra
"Mau ganti motor Ze, gue gak mungkin bawa lo pake Ninja" Putra
"Kenapa dengan motor ninja lo? Gue gak pantes naik ninja?" Zeze
"Iya" Putra menjawab singkat dan membuat Zeze kaget dan melotot
Ninja merah yang selalu Putra gunakan ketika pergi bekerja di Rumah Sakit, tidak pernah sekalipun Putra ingin membawa Zeze dengan motor ninja nya.
"Karena Lo bukan cewek yang pantas dibawa dengan motor ninja Ze, hanya cewe cabe-cabean yang gue bawa dengan motor ninja bukan cewe kaya lo" kata Putra
"Lah kenapa? Liat tu cewe di boncengin pake ninja trus kenapa gue gak?" Zeze menunjuk motor ninja yang berada tepat didepannya dan Putra.
"Lo liat Ze, posisi cewenya di belakang gimana? Gue gak mau cowo lain memandang lo begitu di atas motor gue. Dan pertama kali gue liat lo jalan sama gojeck sebelum kita papasan di sini Ze, ransel hitam lo tetap berada di antara lo dan yang bawa motor. Mana mungkin gue bawa lo pake motor ninja Ze. Gue gak mau, dan gak akan pernah mau. Liat aja sekarang, ransel lo dimana?" Putra tersenyum melihat Zeze yang tiba-tiba menaruh tasnyake belakang "Jangan pernah berubah ya neng, gue suka lo yang begini." Putra
Tiga hari yang seharusnya dijadikan sebagai waktu untuk beristirahat dan memulihkan kondisinya malah dijadikan sebagai hari Liburan untuk Zeze. Semenjak Zeze bekerja di rumah sakit, Zeze tidak pernah benar-benar menikmati hari liburannya, namun kali ini, Zeze yang datang mengunjungi keluarganya menikmati haru liburannya.
Bagi sebagian orang liburan itu dengan cara menghabiskan waktu di Mall, Bioskop,atau Cafe berbeda dengan Zeze, liburan Zeze hanya masak di rumah dan menikati bersama keluarga, main game hingga tengah malam dan bercanda bersama diruang tamuserta datang ke monument-monumen daerah tanggerang lebih menyenangkan dari pada harus pergi ke Mall, atau tempat hits lainnya.Untuk teman-teman yang menanyakan pada bagian "Pertemuan Pertama" Kenapa Putra melotot pada Zeze udah dapat jawabannya di bagian 10 kan?
Lanjutin gak teman-teman?
Jangan Lupa Vote dan Comment ya, Biar aku makin Semangat untuk menulisnya
Selipkan saran juga ya, masih belajar menulis ^
KAMU SEDANG MEMBACA
Footstep
Teen FictionHubungan Zeze dan Wahid yang sudah berjalan empat tahun, benar-benar hancur setelah Putra muncul dikehidupan Zeze. Putra yang tiba-tiba datang dalam kehidupan Zeze, memberikan perhatian tanpa minta sebuah balasan perasaan, menjaga dan selalu melind...