Menunggu Puan

27 2 1
                                    

“Puan, aku cemburu.”
Aku lupa—bukan siapa-siapa
kutarik ucapan itu.

“Puan, aku rindu.”
Untuk apa Tuan, apa ia akan membalasnya? Aku ragu.
“Biar,
aku tak mengharap balas.”

“Puan, di mana kamu?”
Yang kupeluk saat ini hanya ragamu,
bukan hatimu.

“Puan, jangan pergi!”
Untuk apa Tuan, biarkan saja ia lari!
Nanti pun ia akan mengerti
bahwa Tuan tetap di sini.

Mei 2018

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antologi Puisi "Menunggu Puan"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang