Saat sudah di UKS, Dheo segera membaringkan tubuh mungil Fanny ke kasur UKS, dan memanggil PMR.
"Ini kenapa? Pingsan?" Tanya salah satu anggota PMR
"Menurut lo?" Jawab Dheo ketus
"Yaudah, bentar ya ku ambilin minyak kayu putih sama obat dulu"
Belum sempat diberi minyak dan obat, Fanny pun siuman
"Duh, pusing banget si, loh Dheo?" Fanny terkejut melihat Dheo di dekatnya
"Iya, lo tadi pingsan, terus gue di suruh Pak Ferdi bawa lo ke UKS"
"Lo mau teh anget? Gue beliin" Tawar Dheo dengan wajah datar khasnya
"Ga usah, ngrepotin. Btw, makasih dah bawa gue kesini, lo ga ada pelajaran?"
"Biarin aja" Jawab Dheo masih dengan wajah datar
KRIIIINGGGG!
Bel tanda istirahat pun berbunyi, Fanny segera beranjak dari kasur UKS, Dheo dan Fanny segera keluar dari UKS
"Lo bukannya masih pusing?"
"Udah mendingan kok ini"
Dheo hanya merespon dengan anggukan kepala saja.
Saat Dheo keluar dari UKS, tidak sengaja ia melihat Marcel, Kapten Basket SMA Nusantara.
Marcel menatapnya sinis, mungkin karena cemburu saat melihat Dheo menggendong Fanny ke UKS. Ya, Marcel memang menyukai Fanny dari kelas X. Marcel juga termasuk most wanted di sekolahan itu. Banyak yang bilang bahwa Fanny dan Marcel jika berpacaran maka mereka akan menjadi pasangan serasi, namun sayangnya hati Fanny tetap terpacu pada Dheo.Padahal Marcel sudah berjuang keras untuk mendapatkan hati Fanny, mulai dari ia menawarkan Fanny untuk mentraktir makan di restoran, sampai ajakan pulang bareng. Namun semua ajakan dari Marcel pun ia tolak secara baik-baik karena Fanny juga tidak ingin menyakiti hati seseorang.
***
Saat melihat Fanny sedang berjalan mencari sahabatnya di kantin, Marcel segera menghampirinya
"Fan, lo tadi pingsan ya? Masih pusing? Yuk makan di kantin, terserah lo mau pesen apa, gue traktir"
Lagi-lagi ajakan Marcel membuat Fanny bingung harus beralasan apa untuk menolaknya"Eh, udah ga pusing kok hehe, ga usah kamu traktir, ngrepotin banget, Cel" Fanny sebisa mungkin mencari alasan
"Yaudah, deh, take care ya" Marcel paham bahwa Fanny membuat alasan untuk menolak ajakannya. Tetapi Marcel juga tak ingin memaksa Fanny.
"Hehhh, Fannyyy" Fanny mendengar ada seseorang yang memanggilnya dari belakang, ia segera menoleh
"Seneng lo? Seneng? Pingsan di gendong si Dheo" Rupanya Luna yang memanggilnya, Fanny pun nyengir merespon apa yang di ucapkan Luna
"Yaudah, yuk ke tempat biasanya, Annie sama Chintya udah nungguin" Luna menarik tangan Fanny, dan Fanny pun mengikutinya
Mereka ber empat jika istirahat memang selalu duduk di meja makan yang berwarna merah dekat kantin. Meja itu selalu jadi basecamp mereka dari kelas X.
"Nah, itu Fanny" Annie menyenggol lengan Chintya sambil menunjuk Fanny. Fanny segera duduk, dan seperti biasa, bagian memesan makanan adalah Luna
"Fan, itu Dheo, Fan" Chintya menyenggol-nyenggol lengan Fanny sambil menunjuk ke arah Dheo
"Mana, woi, manaa?" Fanny langsung merespon dan melihat ke arah yang di tunjuk Chintya
Rupanya benar, Dheo tampak terlihat memesan makanan bersama dua sahabatnya, yaitu Enrico dan Fino
"WOII, DHEO, LO DI TAKSIR FANNY DARI KELAS SEPULUH"
Banyak yang mendengar suara teriakan itu dan menoleh ke arah sumber suara
________________________________
Gimana ceritanya? Hehe
Jangan lupa vote+komen💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love
Teen FictionAku selalu memerhatikanmu meski dari kejauhan. Aku selalu memelukmu lewat doa-doa di sepertiga malamku. Aku menunggumu, menunggu hatimu menyambut diriku. Aku mencintaimu dalam diamku. Tidak peduli orang lain mengatakan apa, tidak peduli orang lain m...