1

277 32 2
                                    

Alvarel Fabian

Lelaki tampan yang sudah setahun tahun ini mengalihkan perhatianku. Lelaki tampan yang membuatku membenci hari libur.

Iya. Dialah orangnya.

Alvarel Fabian.

Atau akrab di panggil dengan Bian. Seniorku di kampus. Bian bukan sosok lelaki yang banyak di ceritakan di novel, cerpen ataupun di drama-drama seperti badboy yang most wanted, pangeran kampus, kapten basket, ketua mapala, ketua BEM, jago dance, pandai ataupun anak pejabat kampus. Ia bukan seperti itu. Dia hanya mahasiswa biasa yang berparas tampan, pendiam, irit senyum dan juga seniorku dua tahun di atasku yang kebetulan mengulang mata kuliah beberapa semester untuk memenuhi jumlah sks sebelum sidang skripsi.

Menurut teman-teman sekelas ku Bian itu sosok manusia yang sangat  cuek bahkan beberapa gadis di kelasku pernah menyesal menyukainya hanya karena Bian terlalu dingin. Tapi menurutku tidak, Bian tidak sedingin itu. Sebagai bukti aku pernah mengobrol sekaligus ngopi bareng di Cafe depan kampus. Ya, sebenarnya itu juga karena tugas kelompok bukan karena kita dekat. Tapi berawal dari itu aku mengetahui fakta baru bahwa Bian itu tidak sedingin yang di pikirkan anak-anak. Bian itu ramah. Walaupun tak banyak bicara tapi dia sering tersenyum dan menyapaku jika bertemu. Dan karena hal itu juga aku semakin menyukainya.

Meskipun aku dan Bian tidak dekat tapi aku cukup tau beberapa hal tentangnya. Bian adalah pecinta kopi. Bian suka fotografi. Bian tinggal sendiri di kontrakan tidak jauh dari kampus. Bian pernah kecelakaan motor parah sehingga harus cuti kuliah dua semester karena kakinya sempat lumpuh. Bian punya kucing ras Persia yang di beri nama Coffe. Dan masih banyak lagi.

Info itu kudapatkan dari teman sekelasku, Alesha namanya. Katanya dia tetangga kontrakan Bian. Alesha memang suka bercerita tentang Bian tanpa kuminta dan dengan senang hati aku mendengarkannya.

Berbekal informasi dari Alesha aku jadi tau tempat dimana Bian minum Cofee dan hunting Foto. Tempat-tempat itulah yang menjadi tempat favoritku agar aku bisa lebih sering melihatnya. Rasanya sehari saja tak melihatnya membuatku rindu. Maka dari itu aku sangat membenci hari libur, terutama libur semester. Karena hari libur lah yang membuatku semakin rindu.

Benar kata Dilan kalau rindu itu berat. Apalagi rinduku ini searah. Ya, hanya aku yang rindu. Bian tidak.

3 bulan lagi Ujian Akhir Semester tiba. Dan itu artinya kesempatan satu kelas dengan Bian sudah habis. Karena semester depan aku sudah tidak ada kelas lagi karena tinggal mengambil skripsi dan Bian mungkin sudah sidang skripsi lalu Wisuda. Rasanya aku tidak rela jika harus berpisah dengan Bian secepat itu. Cinta sepihakku akan berakhir sebelum aku memulainya.

Semoga waktu berjalan lambat.

___

Selamat datang di cerita baruku
Selamat membaca
Maaf kalau masih banyak typo dan nggak nyambung

Vote nggak di vote nggak masalah ❤❤

Searah ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang