Jungkook berjalan santai menuju pemesanan kopi di cafetaria kantor. Entah kenapa, hari ini Jungkook merasa lemas dan tak bersemangat bekerja. Apa karena Yoora bergilir menjadi ke film yang tempatnya sangat jauh dari Seoul? Ya. Salah satunya adalah itu. Dirinya juga baru tau kalau Yoora akan berpindah tempat dari drama ke film, gara-gara Bona.
Jungkook lantas berdecak sebal, mengingat bagaimana menyebalkannya Wanita itu. Waktu dulu, mengganggu Jungkook saat ingin makan siang bersama Yoora dan sekarang, memisahkan Jungkook dengan Yoora lebih jauh. Jika saja, Jungkook tak memiliki perasaan, sudah pasti Ia akan membuang Bona.
Terlebih lagi, Jungkook baru sadar kalau disana ada seorang Kim Taehyung. Yatuhan—Jungkook sudah kebakaran jenggot dari tadi. Ingin rasanya, Ia memecat salah satu diantara mereka yang berani menghalangi Jungkook. Tidak, setidaknya Jungkook harus bersabar. Ia harus berusaha lebih kuat lagi agar Yoora jatuh ke dalam pelukannya. Meskipun, Taehyung sendiri sudah Jungkook anggap sebagai kakak. Dan andai saja, Pria itu tidak menyakiti Yoora dimasa lalu, Jungkook akan mengalah.
Dan untuk kali ini, Ia tidak bisa mundur. Jungkook tidak mau orang Ia cintai terluka lagi, Jungkook harus melindunginya.
Setelah menghabiskan waktu beberapa menit untuk sampai di cafetaria, akhirnya Jungkook berhasil memesan menu sesuai keinginannya. Matanya segera menyapu ke seluruh penjuru ruangan, mencari tempat kosong. Tepat disana! Di dekat jendela besar yang memperlihatkan pemandangan kota Seoul.
Sembari menunggu pesanan datang, Pria itu mengeluarkan ponsel lalu mengirimi seseorang pesan. Saat dirinya tengah sibuk memandang keindahan alam, tiba-tiba seseorang datang. Duduk dihadapan Jungkook tanpa permisi. Ketika Jungkook menatapnya dengan tajam, Pria itu justru tersenyum—tanpa merasa bersalah sedikit pun.
Park Jimin. Jimin menghela nafasnya, menopang dagu lalu menoleh ke jendela. Persis melakukan apa yang Jungkook lakukan sebelumnya. “Wah, ini sangat indah.” Gumam Pria itu. Jujur, Jimin juga cukup terpanah dengan pemandangan diluar. Dan dia baru sadar jika kantornya ini memiliki tempat untuk menghilangkan stress. Padahal, Ia sudah kelewat sering berdiam diri disini.
“Apa yang kau lakukan? Kenapa kau ada disini?”
“Memangnya tidak boleh? Kau juga. Kenapa ada disini? Bukankah Ini masih jam kerja?”
Tangan Jungkook sudah mengepal, ingin menampol wajah Jimin. Tapi, terhenti begitu pelayan datang membawakan pesanannya.
Jimin terkekeh melihat sikap Jungkook yang selalu saja mudah terpancing. “Aku kesini untuk mengambil semua naskahku yang tertinggal.” Lanjutnya lagi.
Jungkook memyeruput kopi pesanannya sejenak, lalu bertanya pada Jimin. “Apakah semuanya berjalan lancar?”
“Tentu, ternyata tidak sesulit yang aku bayangkan. Dan kau memilih pemain yang tepat.” Jimin tersenyum bangga pada Jungkook.
“Benarkah? Temanmu tidak melakukan kesalahan ‘kan?” tanya Jungkook dengan nada sarkastik.
“Siapa?” Jimin menaikkan sebelah alisnya, kurang mengerti dengan perkataan Jungkook. Namun, yang ditanya tak kunjung menjawab. Jimin pun berpikir, dan menebak seketika. “Taehyung maksudmu?”
Jungkook mengedik kedua bahunya, acuh tak acuh. Pandangannya teralih ke luar jendela, tapi telinganya masih siap mendengar.
“Ah—tidak! dia...mengerjakan semuanya dengan benar. Aku juga awalnya ragu—tapi aku rasa dialah yang paling cocok untuk film ini.” Jimin memerhatikan Jungkook dengan bingung. Tidak biasanya Ia tak peduli seperti ini, Jimin merasa ada yang aneh diantara Jungkook dan Taehyung. “Apa kau ada masalah dengannya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN YOU AND ME [US] ✔
FanfictionKim Taehyung Han Yoora Ji Jeon Jungkook ••• "Aku yang menggugat, dan aku juga yang membuat kami berpisah. Tapi, disisi lain aku masih mencintainya. Apakah ini benar? Apakah ini akan membuat diriku lebih terluka?" -Han Yoora Ji. "Tidak. Aku adalah...