C H A P T E R 1

22 6 0
                                    

Zelva menggeliat dalam selimutnya, ia saat ini merasakan dirinya terguncang dengan hebat, tapi ia malas untuk sekedar membuka matanya yang terasa berat untuk melihat apa yang terjadi. Tapi...tunggu...
Ia seperti nya mengenali suara yang saat ini sedang berteriak tidak jelas.

Ia membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, dan seketika matanya melotot melihat siapa yang telah menganggu tidurnya. Dengan spontan ia menjegal salah satu kaki Zian dan membuatnya jatuh tersungkur di lantai.

"Adawww" erangan Zian entah mengapa membuat Zelva ingin tertawa terpingkal-pingkal melihat posisi Zian yang tidak bisa dikatakan bagus.

"Kakak laknat emang. Bukannya di bantuin malah di ketawain" decak Zian sambil bangkit berpindah menuju karpet merah yang ada di depan TV.

"Sapa suruh gangguin gue"

"Gue tu bukan mau ganggu. Tapi, mau ngajak Lo jogging bareng. Dan dengan naas nya gue mendapat musibah" Zian mulai mengelus jidat nya yang mungkin saja memerah. Kekuatan kakak nya ini tidak bisa diragukan.

"Males ah" Zelva kembali menyelimuti dirinya dengan selimut. Memposisikan dirinya dengan nyaman.

Tak lama, ia merasa ada yang menarik paksa selimutnya, langsung menggelitik nya di bagian pinggang. Kelemahan Zelva ada di pinggang. Dan selanjutnya ia tertawa terpingkal-pingkal sambil berusaha menjatuhkan tangan Zian yang masih setia berada di pinggangnya.

"Zian udah..hahahaha... Atau gue tendang lo" ancaman Zelva mampu membuat Zian menghentikan aksinya.

"Capek njir" ucap Zelva sambil mengibaskan tangan nya di depan wajahnya bermaksud untuk menghilangkan panas akibat terlalu banyak tertawa.

"Kak, ayok temenin gue jogging" Zian duduk bersila sambil menyatukan kedua tangannya seperti memohon.

"Nggak mau. Titik"

"Harus mau pokoknya"

"Nggak mau ish..."

"Ayok, nanti gue traktir nih"

"Betulan?"

"Iya, es krim Cornetto satu kotak" Zelva yang mendengar tawaran Zian berbinar dan memeluk erat Adiknya. Lalu bangkit berdiri menuju kamar mandi setelah sebelumnya sempat mengucapkan tunggu. Zian hanya mengangguk mengerti, dan duduk tenang sambil memakan cemilan milik kakaknya.

5 menit kemudian, Zelva sudah keluar dari kamar mandi lengkap dengan setelan jogging nya yang berwarna hijau gelap

"Come on" Zelva menarik sebelah tangan Zian dan menyeretnya hingga menuju meja makan dimana keluarganya saat ini sedang sarapan bersama.

"Pagi ayah, bunda, kak Zayn" dengan riang Zelva menyapa keluarga nya sambil mencium pipi satu persatu, lalu duduk di samping kiri setelah abangnya, Zayn.

"Pagi juga Zelva" jawab ayah, bunda, dan kak Zayn serempak.

"Apaan maksudnya?"

"Ciuman pagi buat gue nggak ada kak?" Dengan tampang polosnya Zian menunjuk pipinya membuat Zelva menabok pelan pipinya.

"Untuk hari ini kayaknya nggak dulu deh" Zian yang duduk di sampingnya cemberut sambil mengembangkan pipinya membuat Zelva gemas sendiri, dan langsung mencubit keras kedua pipi Zian hingga memerah.

Happy Or Sad ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang