Part 1 "Pendahuluan"

86 2 0
                                    


Hallo namaku misel aku adalah seorang perempuan yang tidak begitu feminim,aku suka olahraga sepeda BMX. Dan ku sangat suka apapun yang berhubungan dengan seni tapi aku malah mengambil kuliah jurusan manajemen bisnis. Sekarang aku sedang menikmati liburan semester agak lama sih 3 bulan.

Lama-lama mulai bosan juga menghabiskan Liburan dengan hanya main hp,nonton youtube makan tidur,jadi dari pada Libranku bosan aku tiba-tiba terpikir untuk menulias cerita tentang kisah cintaku yang menjalin hubungan dengan seorang lelaki yang mengidap penyakit mental depressive psychosis/depresi psikotik.

Depresi psikotik, juga dikenal sebagai depressive psychosis, adalah episode depresi besar yang disertai gejala psikotik. Dapat terjadi dalam konteks gangguan bipolar atau gangguan depresi mayor. Ini bisa sulit dibedakan dari gangguan skizoafektif, diagnosis yang membutuhkan kehadiran gejala psikotik setidaknya selama dua minggu tanpa gejala mood. Depresi psikotik unipolar mensyaratkan bahwa gambaran psikotik hanya terjadi selama episode depresi berat. Individu dengan depresi psikotik mengalami gejala episode depresi mayor, bersama dengan satu atau lebih gejala psikotik, termasuk delusi dan / atau halusinasi. Delusi dapat diklasifikasikan sebagai mood kongruen atau tidak sesuai, tergantung pada apakah sifat delusinya sesuai dengan keadaan mood individu. Tema umum dari delusi mood kongruen termasuk rasa bersalah, penganiayaan, hukuman, ketidakmampuan pribadi, atau penyakit. Setengah dari pasien mengalami lebih dari satu jenis khayalan. Delusi terjadi tanpa halusinasi pada sekitar satu hingga dua pertiga pasien dengan depresi psikotik. Halusinasi dapat berupa pendengaran, penglihatan, penciuman (penciuman), atau haptic (sentuhan), dan kongruen dengan materi delusional. Mempengaruhi itu menyedihkan, tidak datar. Anhedonia yang parah, kehilangan minat, dan retardasi psikomotor biasanya hadir. 

Jujur saja menjalin hubungan dengan seorang depressive psychosis itu tidak mudah kita harus benar-benar sabar menghadapinya dan kita harus siap bersikap madiri tidak bergantung ataupun manja pada pasangan kita yang mengidap depressive psychosis dan siap juga merasa kesepian,tidak diperhatikan,dan merasa seperti tidak memiliki pacar ketika dia sedang kambuh.kalian juga harus tau sebenernya mereka juga memikirkan kita tapi mereka harus lebih focus buat ngelawan penyakitnya itu saat kambuh. Awalnya dia tak pernah jujur soal penyakit ini padaku sampai pada akhirnya dia mulai kambuh dan mulai jujur padaku tentang penyakit mentalnyanya itu,hanya aku yang tahu tentang penyakit mentalnya itu dia tidak pernah bilang pada siapapun termasuk pada orang tuanya juga,dan yang jadi alasanku untuk bertahan sejauh ini karena motivasi terbesar dia untuk sembuh adalah aku.

Dari mulai saat awal aku mengenalnya dan dari saat awal aku bertemu dengannya tak ada sedikitpun terpikir akan seperti ini, semua sudah seperti ditakdirkan oleh tuhan. Darinya juga aku belajar mencintai dengan tulus dan belajar bahwa teman untuk menceritakan keluh kesah kita itu sangat penting sehingga saat ada masalah kita tidak mememdamnya sendiri karena itu akan sangat berpengaruh pada kesehatan mental kita. Dan pertemuanku dengannya membuatku juga menyesal karena tidak mengambil jurusan kuliah psikologi.

Senang,bahagia,terharu,sedih,bingung, dan frustasi semua kurasakan selama aku bersamanya. Beruntung ada teman-temanku yang selalu menyemangati dan selalu menyuruhku bersabar untuk menghadapinya. 

bersambung... "Awal Pertemuan"

Si GilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang