Bagian 1

31 3 2
                                    


Hai... selamat datang dicerita pertamaku. semoga kalian suka, maaf kalau ada kata-kata yang kurang sesuai yaaa.. sedang dalam tahap menggali passion dan menyalurkan hobi :)

Selamat membaca ...

***

"Lo gila !!!!"

Sesuai dugaan, Citra terkejut mendengar apa yang baru saja ku cetuskan. Kembali ku seruput minumanku yang tinggal setengah dan mencomot kentang goreng yang tersedia diatas meja. Menikmati makanan jahat yang sukses membuat rencana dietku gagal untuk yang ke sekian kalinya.

"Gue lagi butuh duit, Cit."

"Tapi enggak gini juga Re ! Lo nyari mati?" Tanya Citra masih dengan mata melototnya seolah-olah ingin menelanku hidup-hidup. Dasar lebay.

"Jangan lebay deh lo! Lagian gue juga gak macem-macem."

"Tapi Re, gak sama om-om juga kali! Lo gak takut jadi mangsa empuk bahan gosip emak-emak kalau lo ketahuan pacaran sama om-om?"

"Citruuttt !!!" Aku mendengus kesal dan memutar kedua bola mataku.

Gini nih kalau ngomong sama orang yang IQ nya bawah 100, udah capek-capek diceritain dari A sampai Z, yang ditangkep otak cantiknya itu cuma masalah pacaran sama om-om.

"Denger ya Citrut, gue bukan jadi pacar om-om. Gue cuma jadi teman kencan dia aja. Tolong didengerin baik-baik, TEMAN KENCAN doang !"

"Ya sama aja kali, intinya lo main sama om-om!" putus Citra dan mengibaskan rambutnya ke belakang.

Serah lo deh cit, capek gue jelasinnya.

Ya ya, teman kencan atau apalah sebutannya.

Mungkin hal ini terdengar sedikit gila. Belum lama ini aku menerima tawaran dari teman kuliah ku, Nana. Dia menawariku untuk jadi semacam teman kencan relasi kakaknya, dan ini bukan cuma-cuma tapi dibayar guys.

Tentu saja langsung aku iyakan tawaran tersebut. Gak mungkin kan aku nyia-nyiain kesempatan emas buat dapetin duit dengan mudah ?

"Lo gak takut diapa-apain Re? Ntar kalau lo dicabulin gimana??"

Mendengar suaranya yang menggelegar mengalahkan toa masjid, ku pelototkan mata kearah Citra.

"Citruttt !!! Lo niat ngasih tau seisi cafe kalau gue mau jalan sama om-om? Kata Nana gue cuma nemenin dia makan sama ngobrol aja paling. Ga bakal sampai ke arah situ. Lagian ya, Nana bilang orangnya baik kok, jadi gue gak bakal diapa-apain."

Saat ini aku dan Citra sedang berada di salah satu Cafe langganan kami sejak awal masuk kuliah. Café yang kami datangi terdiri dari dua lantai dan dikelilingi oleh dinding yang terbuat dari kaca dan tanaman yang terletak ditengah kota. Lantunan musik dari salah satu penyanyi terknenal di Indonesia terdengar mengalun merdu memanjakan telinga membuat suasana Café semakin hidup. Malam ini, hampir semua meja dipenuhi pengunjung karena ini malam Minggu.

"Baik diluar belum tentu baik di dalamnya. Lo juga kan gak kenal orangnya kayak gimana, masa lo nekat banget sih. Dibayar berapa lo nyet?" Citra kembali bertanya.

"5 juta untuk tiap kali gue nemenin dia" jawabku kalem sambil mengaduk minuman.

"Nah, lo cuma dibayar 5 jut..."

Terjadi keheningan selama beberapa detik sebelum suara Citra kembali terdengar..

"Anjir, lo dibayar 5 juta !! Kalau gitu gue juga mau kali !! Cuma nemenin ngobrol sama makan kan ? Gampang, sini gue aja yang gantiin lo!" kata Citra bersemangat karena mendengar uang 5 juta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teman Kencan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang