Payung Merah

87 3 0
                                    

Ada cerita yang berbunyi,

"Jika hari sedang hujan dan kebetulan payungmu berwarna merah, maka jangan sekalipun kau lewat di jalan itu."

Ada yang bertanya,

"Memangnya ada apa?"

"Di situ, ada seorang gadis yang dulu meninggal dengan menggenaskan. Ia meninggal dengan anggota tubuh yang tidak lengkap. Kabarnya, rohnya tidak bisa pergi karena hal itu."

"Lantas? Apa hubungannya dengan payung merah?"

"Rohnya tinggal di jalan itu. Agar ia bisa pergi dengan tenang, ia takkan segan untuk mengambil anggota tubuh orang yang lewat. Jika kau menggunakan payung merah, itu berarti kau memberi dia izin untuk mengambil anggota tubuhmu."

Cerita itu berkeliaran di antara banyak manusia, menyebabkan tak sedikit orang menjadi percaya dengannya.

Namun, manusia tetap manusia.

Tak sedikit pula adanya orang yang tidak percaya. Mereka yang tidak percaya, menjadi penasaran dan akhirnya berusaha melanggar peringatan tersebut.

Hingga ketika akhirnya cerita fiksi ini memakan korban, barulah mereka jera. Tak ada lagi yang tak percaya.

Manusia memang bodoh.

Hal seperti itu, buat apa dipercaya?

Heh. Media, dan informasi yang kau dengar dari televisi, tak menutup kemungkinan bahwa akan ada satu yang tak benar. Dan mereka dengan gampangnya percaya segalanya.

Aku benci hal semacam itu.

Andai saja...

Andai saja ada satu lagi orang bodoh yang meragukan informasi dan berani untuk mendatangi tempat ini, maka pastilah aku seharusnya sudah berada di tempat baruku.

Aku hanya butuh sebuah tangan kanan. Hanya itu saja.

-Fin.

Payung MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang