19

1.6K 234 13
                                    

vote dulu atu gengs!

"Kenapa nanya gitu?" tanya Eunbi setelah menyimpan kamera itu di pahanya lalu menatap Jungkook heran. Jungkook mengangkat bahunya lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Tatapan dia beda banget kalau lihat kamu."

Eunbi tertawa. "Terus?"

"Yaa--aku cemburu." Jungkook meraih kamera dari paha Eunbi lalu membidik Eunbi---hendak memotretnya. Tangan Eunbi langsung menutup lensanya. "Gue gak suka difoto. Jelek."

Jungkook sontak menurunkan lensanya lalu mengernyit. "Gue?" tanya Jungkook. Eunbi mengangguk dan menyandarkan tubuhnya ke belakang. Ia mengalihkan pandangannya ke kanan-kiri guna menghindari kontak mata dengan Jungkook.

"Sayang?"

"Apaan sih? Yaudah ayo balik. Aku pasti dimarahin Moonbin nih." Eunbi mendecak lalu mengerlingkan mata. Jungkook akhirnya mengangguk pasrah dan kembali mendorong kursi roda Eunbi menuju ruang rawat inapnya.

■ ■ ■

Moonbin tersenyum tipis setelah menghembuskan napas lega karena Eunbi tengah tetidur pulas. Setelah menyimpan jas dokternya di atas sofa, Moonbin beranjak duduk di kursi samping ranjang Eunbi.

"Enghh." Eunbi mengerang pelan dan sedikit demi sedikit membuka matanya. Eunbi mengusap matanya pelan lalu tersenyum tipis begitu matanya menangkap sosok Moonbin yang terduduk disana. "Hai,bi."

Eunbi menyingkirkan sebagian poninya lalu membalas sapaan Moonbin. "Hai?" sapa Eunbi sambil sedikit tertawa. Moonbin mengusap seluruh permukaan kepala Eunbi dan berhenti di pipinya. Moonbin mencubit pelan pipi Eunbi.

"Gimana? Badannya udah enakan?"

Eunbi mengangguk. "Lumayan."

Sejak pulang dari berkeliling dengan Jungkook kemarin sore, suhu badan Eunbi tiba-tiba naik. Menurut diagnosa Moonbin, daya tahan tubuh Eunbi masih belum kuat untuk pergi berjalan-jalan seperti itu. Moonbin sempat menegur Jungkook, tapi bukan Jungkook orangnya kalau dia tidak mengelak.

"Saya cuman ajak jalan-jalan Eunbi, apa salahnya? Lagian cuman sebentar kan?" begitu katanya. Tidak pernah mau disalahkan dan selalu merasa dirinya benar. Sangat beruntung orang yang dihadapinya adalah Moonbin. Moonbin hanya pasrah dan menerima alasan konyol Jungkook.

Eunbi menahan tangan Moonbin dan mengenggamnya. "Aku kangen."

Moonbin tertawa malu lalu mengangguk mengiyakan. Ia juga membalas genggaman Eunbi sambil sesekali mengelus punggung tangannya. "Sama. Aku juga kangen."

"Ih kita apaan sih? Kayak ABG kasmaran aja," omel Eunbi sambil bergidik geli. Moonbin mengerlingkan mata. Rasanya ia ingin memaki Eunbi, tapi pasti ujungnya malah Moonbin yang dimaki.

Eunbi melepas genggamannya pada tangan Moonbin lalu menaikkan kasurnya---jadi sedikit terduduk. "Eunbi," panggil Moonbin pelan. Moonbin melirik ke arah jam dinding yang tertempel di samping kanan dan menghela napas begitu jam menunjukan pukul sembilan malam.

"Ya?" jawab Eunbi tanpa menoleh. Ia asik memainkan jemari beserta kukunya---entah apa gunanya. Moonbin menahan napas sebentar sebelum melanjutkan kalimatnya. Sebetulnya ia tidak ingin membahas hal ini, tapi entahlah, akhir-akhir ini pikirannya selalu tersita tentang Jungkook.

"Jungkook itu pacar kamu?"

Eunbi memberhentikan aktivitasnya lalu menatap Moonbin heran. Dari mana Moonbin tahu soal ini?

✔️photograph ; sinb + jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang