Chapter 08- Selangkah Lebih Dekat

22 10 0
                                    

"Selangkah lebih dekat
untuk menggapai sebuah berlian."

~Athariq Gattan Refananda~

~~~~


Sudah setengah jam, Athariq dan Rhea berada di perpustakaan daerah yang ada di pusat kota. Athariq sengaja mengajak Rhea untuk mengunjungi perpustakaan daerah dengan alasan untuk meminjam buku.

Namun alasan yang sebenarnya bukanlah itu, melainkan dia ingin lebih leluasa bersama Rhea. Dia tahu jika hari libur apalagi pada jam-jam pagi hingga siang tempat ini sepi akan pengunjung.

Lama Athariq memandangi Rhea, dimatanya Rhea adalah gadis yang sempurna. Dia sangat cantik dan senyumnya begitu memabukkan.

Kemudian dia tersadar setelah mendengar deheman dari Rhea. Athariq gelagapan buru-buru dia mengambil bukunya yang tergeletak di meja.

Namun siapa yang tahu, saking terburu-burunya buku yang dia ambil terbalik. Seketika tawa Rhea pecah.

"Pfffthahaha.. Athariq lo kenapa?" tanya Rhea ditengah tawanya.

Atahriq kebingungan seperti orang hilang dia hanya bisa pasrah.

"Kenapa?" bukannya menjawab Athariq malah balik bertanya.

"Itu.." balas Rhea putus-putus karena masih menertawakan Athariq.

Athariq yang belum tahu pun bertanya lagi. "Kenapa? Ada yang salah?"

"Itu, buku lo kebalik?" Rhea yang baru berhenti tertawa pun tertawa lagi.

Athariq salah tingkah, dia merasa sangat malu. Jatuh sudah harga dirinya dimata calon pacarnya. Sudah ketauan curi pandang, buku yang diambil terbalik pula.

Setelah itu dia meletakkan bukunya diatas meja. Dengan gerakan cepat dia membekap mulut Rhea agar berhenti tertawa.

Namun Atahriq salah perkiraan jarak yang dia buat begitu dekat, hingga membuat keduanya diam membisu. Hanya tinggal beberapa senti hidung mereka bersentuhan.

Lama mereka tenggelam dalam tatapan cinta itu kemudian dikejutkan oleh salah seorang petugas perpustakaan.

"Maaf, mas mba ini bukan tempat pacaran. Kalau mau pacaran diluar saja." begitulah ucapan petugas perpustakaan itu.

Athariq dengan cepat melepaskan bekapan itu. Dan membenarkan posisinya. Dia tetap berusaha santai. Berbeda dengan Rhea dia sangat malu dan merasakan panas di pipinya.

"Ehmm, maaf pak kita gak sengaja." ucap Athariq kelewat santai.

Tanpa menjawab apa-apa petugas itu pergi meninggalkan mereka berdua. Dan hening yang hanya tercipta.

Namun sebisa mungkin Athariq tetap tenang dan mengabaikan jantungnya yang berdisko.

"Ehmm, sori Rhe gue gak bermaksud." ucapnya hati-hati.

Rhea masih menunduk dan hanya bisa mengangguk. Dia tidak berani mengangkat wajahnya dan bertatapan langsung dengan Athariq. Sekarang wajahnya sudah merah seperti udang rebus.

The Savior BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang