Maura sedang mengerjakan beberapa tugas dari Ketua PMR di sekolahnya yang terkenal kejam. Padahal, ia sudah banting tulang, berkerja keras menjual beberapa barang yang sudah disediakan yang hasilnya akan digunakan sebagai uang kas. Tiap sudut ruangan pun sudah ia bersihkan. Namun, si ketua masih saja menyuruhnya mengerjakan laporan yang akan diberikan pada Pembina Ekskul untuk laporan kegiatan.
Sebuah suara keras yang menggelegar membelah bumi pun terdengar. Rani lah sosok di balik si punya suara.
"Maura, tolong! Ada orang jatuh, darahnya mengalir bagai air sungai!"
Gadis yang masih dipusingkan dengan tugas dari ketua pun berdecak.
"Ran! Gak usah berlebihan, lo kan PMR, sembuhin sendiri, lah."
"Ra, nyawa gue seperti tidak ada di tempatnya kalau liat darah sebanyak itu."
Maura pun berdiri, diambilnya kotak P3K yang berada di dekatnya. Kemudian, kedua matanya menatap lekat wajah temannya.
"Awas ye lo! Gue pecat jadi anggota!" Ia pun pergi meninggalkan Rani sendiri tanpa tahu di mana letak orang yang terluka itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan Sebutir Cilok: NPC's 30 Days Writing Challenge
Short StoryPESERTA NUSANTARA PEN CIRCLE'S 30 DAYS WRITING CHALLENGE Kali ini, saya akan mengikuti tantangan membuat cerita pendek setiap hari selama tiga puluh hari. Semua nama tokoh saya pilih ACAK dari karya-karya milik saya.