Fania Story 3

2.5K 183 0
                                    

Andre pov

Aku masih duduk di bawah sambil memegangi pipiku yang terkena bogem mentah dari Flora, sambil memandangi kekacauan yang terjadi di depanku. Cantika, beserta keluarganya dan pamanku, masih meronta - ronta saat di bawa oleh para polisi alias teman-temanku menuju penjara. Dia, masih tidak percaya kalau pernikahan impiannya adalah jebakan dariku.

"Andre, apa maksud kamu? Kamu cinta kan sama aku, kenapa kamu giniin aku ndre, "tanya nya.

"Cinta???  Sama kamu? Gak! Cintaku cuma buat Fania tersayang, bukan buat perempuan jahanam macam kamu. Paras mu itu cuman topeng, hatimu busuk, jangan fikir aku tidak tau, kejahatan yang sudah kalian semua lakukan,"

"Kejahatan apa? Apa sih maksud kamu? Kamu jangan mengada-ada, "Katanya masih mengelak.

"Kenapa kamu tidak bisa mengakui perbuatanmu,  kamu terlibat dalam perdagangan manusia. Jangan kamu fikir aku tidak tau, kedok panti asuhan keluargamu, yang justru menjual anak-anak serta remaja menjadi budak di beberapa negara. Pernikahan ini adalah rencanaku itu menjebak kalian semua. Dan kau paman, kau fikir aku tidak tau, kau yang ada di belakang kecelakaan yang menewaskan kakek dan nenek, demi harta. Jadi, silahkan gunakan waktu kalian di penjara, untuk merenungi kesalahan kalian, "

"Enggak... Enggak mau, aku mau sama kamu. Kamu lupa tadi pagi, kita udah ijab qabul, masa kamu tega dengan aku, istri kamu,"

"Pernikahan kita tidak sah. Kalau kau tidak percaya. Silahkan liat video ini. "

Sebuah video di putar, di saksikan banyak orang. Itu merupakan video ijab qabul tadi pagi, dan banyak orang yang langsung paham, kenapa pernikahan ini tidak sah.

"Itu mah, ga boleh. Masa ijab gak pake binti, gak sah itu. Wah gila juga ini orang." Guntur berkata sambil memandangku.

"ENGGAK!!! ANDRE ITU PUNYAKU, BUKAN MILIK PEREMPUAN JAHANAM ITU!!! Cantika berhasil lepas dari pegangan 2 polwan dan bersiap menyerang Fania. Sebelum sesuatu membuatnya menjerit kesakitan.

"Eh, aduh sorry ya mbak, kuah baksonya loncat. Kena muka mbak deh, kayaknya mbaknya terlalu cantik, ampe kuah bakso pun suka. Aduh mbak ga usah jejeritan kayak bocah deh, bikin bete tau gak. Lagian udah tau kuah panas masih di senggol juga, untung cabenya gak banyak, kalau banyak jadi cabe-cabean. Ihh, udah ngapa ga usah jejeritan, bikin bete. Mbak Fania, tolong bawa," Guruh menyerahkan mangkuk berisi bakso ke Fania, dan dia menyeret Cantika dengan menjambak rambutnya ke arah 2 polwan. Sementara semua orang hanya geleng kepala, melihat seorang disability melakukan hal seperti itu.

"Terus, kelanjutan ni acara gimana? Makannya bisa mubadzir, dan kamu nak, kamu utang penjelasan sama mereka. "Ayahku berkata sambil menunjuk Fania dan saudara-saudaranya.

" Ya, acaranya berlanjut dengan aku melamar Fania lagi, tapi sebelumnya aku harus jelasin semuanya dulu. "

Kujelaskan segalanya pada mereka berempat, tentang rencana ini, tugasku dan lain-lain. Tau, apa reaksi mereka. Aku kena bogem dari Flora dan Guntur, sementara Fania tidak tanggung-tanggung dia menendang area pribadiku hingga aku jatuh tersungkur sambil meringis kesakitan, Guruh dia hanya tertawa sambil tetap memakan bakso.

"Sakit ya. Gak sesakit hati aku, waktu tau hal ini, "Katanya sambil mengulurkan tangan padaku.

"Maaf! Tapi, kamu ga perhitungan banget. Nendang punya aku, nanti ga bisa menghasilkan loh. Emang kamu mau," tanyaku yang membuat dia malu.

"Apaan sih, udah yuk masuk. Kasian tamu kamu dianggurin. Tapi, kamu udah kasih tau orang tua aku. Jadi mereka semua ikutan akting. Tapi, yang jadi pertanyaan, resepsionist tadi juga polisi apa bukan?

"Kenapa malah tanya hal itu, semuanya itu polisi, kan udah aku bilang. Emang kenapa sayang?

"Berarti dia akting, waktu takut ama Guruh dong, kan udah di berifing sama kamu, "

"Kalau yang itu kayaknya enggak. Soalnya korbannya si adek, beneran saudaranya. Dan dia udah terkenal di area kepolisian, sebagai anggota genk yang susah jerawat, lebih tepatnya udah bolak-balik masuk penjara. Tapi, malah takluk sama adek mu itu. Aku sendiri aja heran dan gak percaya. Kalau ga liat kelakuan adekmu tadi. Serem juga dia, bahkan lebih seram dari Flora ama Guntur.

"Udah, ga usah kamu fikirin, dia kan memang unik. Terus habis ini gimana, sama kita,"

"Tentu kita nikah sayang. Lebih tepatnya 2 hari lagi, jadi kamu siap-siap ya. "kataku yang membuatnya tersipu malu.

Fania pov

Hari ini pernikahanku dengan Andre di gelar. Setelah melewati drama 2 hari lalu, kali ini benar benar pernikahan yang sebenarnya. Pagi tadi, semua abangku datang untuk menyaksikan pernikahanku ini. Ijab qabul tadi pagi, berjalan dengan lancar, Andre berhasil mengucapkan ijab qabul dengan lancar tanpa harus mengulang. Dan sekarang kami sedang bersiap di gedung tempat resepsi dan acara pedang pora berlangsung.

"Mbak, duduk aja. Semuanya beres kok, ga usah khawatir kayak gitu," Tania menegurku karena sedari tadi aku mondar - mandir melihat semua persiapan.

"Mbak nerves dek. Takut jatuh nanti waktu pedang pora, "

" Ga usah nerves sayang. Ada aku, nanti aku pegangin kamu biar ga nerves. "kata Andre sambil memelukku dari belakang.

"Mas, malu ih. Dilihatin banyak orang tuh," kataku, namun dia malah tambah mengeratkan pelukannya.

"Loh ga apa-apa, kita ini udah halal. Biar para jomblo iri melihat kemesraan kita. "

" Sorry ya, aku ga iri liat kalian. Udah sono siap-siap jangan pacaran mulu,"kata Flora sambil berlalu pergi.

"Suruh Bima segera lamar kamu. "teriak Andre yang membuat Flora memandang kami sebal.

Kami menjalani prosesi pedang pora dengan lancar. Masih gak Percaya kalau sekarang aku adalah ibu bhayangkari, resepsi pernikahan kami, juga terbilang lancar. Tadi, memang agak tersendat sedikit, karena banyak sekali tamu berdatangan tanpa henti. Malamnya kami sekeluarga berkumpul di kediaman Andre. Lebih tepatnya sih yang lain yang kumpul. Aku udah jadi tahanan suami sejak sore tadi. Maklum Andre pengen segera punya bayi. Ya, kalian tau lah apa yang kami lakukan.  Intinya kami berdua sama-sama bahagia karena bisa saling memiliki.

Find my 8 Twins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang