BAB I - PINDAH DUNIA

77 6 2
                                    



Pukul 17.00, menandakan bahwa sudah waktunya pulang bagi semua pegawai. Kenan yang sedang bekerja, akhirnya bisa bernapas lega.

"Ah...sudah waktunya pulang ya?" ucapnya, sambil bersiap-siap untuk pulang.

Kenan pun beranjak dari tempat kerjanya bersama teman-temannya sesama pegawai. Dia berjalan menuju keluar pintu kantor dengan rasa lelah dan kantuk yang sangat. Mungkin karena semalam habis kerja lembur yang membuatnya sampai bermalam di kantor.

"Hoaaaampphh. Aku ingin cepat sampai ke rumah."

Setelah keluar dari kantor, dia menuju ke tempat parkir yang tidak jauh dari gedung kantor tersebut. Mungkin sekitar lima menit untuk menuju ke sana. Sesampainya di parkiran, tanpa pikir panjang, langsung saja Kenan mengenakan helm dan jaketnya, kemudian menstarter motor matic-nya itu dan langsung memutar gas motornya.

Sesampainya di jalan raya dan masih dalam keadaan mengantuk, Kenan mengendarai motornya dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Padahal bahaya sekali jika mengendarai motor dalam keadaan seperti itu. Seharusnya dia naik kendaraan umum dan menitipkan motornya pada petugas keamanan yang sedang jadwal jaga di kantor tempat Kenan bekerja. Namun semua hal tersebut tidak dihiraukan olenya. Asalkan bisa sampai rumahnya dengan cepat.

Selama dalam perjalanan pulang, dengan kondisi jalan yang tidak begitu ramai, rasa kantuk Kenan semakin menjadi. Bahkan motor yang dikendarainya sempat oleng dan hampir mengenai pengendara lain. Namun untungnya Kenan masih bisa menghindari dari kecelakaan yang akan menimpanya.

"Woooi!! Hati-hati kalau berkendara!!!" teriak pengendara angkutan umum yang datang dari lawan arah dan hampir tertabrak oleh Kenan. Kenan pun tidak menghiraukannya karena berusaha berkonsentrasi mengendarai motornya. Dia tetap berusaha melawan kantuknya agar tidak kehilangan konsentrasi. Kendaraan-kendaraan yang ada di depannya pun, langsung disalip oleh Kenan.

Akhirnya, saat hendak sampai di sebuah perempatan jalan, di mana lampu stopan sedang menunjukkan lampu merahnya, tiba-tiba saja sebuah mobil sedan datang dengan kecepatan tinggi dari arah kanannya. Seketika itu pula Kenan tertabrak oleh mobil sedan tersebut, dan terpental jauh bersama motornya.

Keadaan jalan pun menjadi tegang seketika. Orang-orang di sekitarnya hanya bisa melihat tercengang dengan kejadian tersebut. Untungnya sang pengendara mobil yang menabrak Kenan tadi tidak kabur, dan segera menghampiri Kenan yang sedang terbaring dan sudah terluka parah.

"Hmm? Apa yang terjadi? Kenapa semua orang memperhatikanku? Kenapa, tubuhku tidak bisa bergerak?" gumam Kenan sambil memejamkan matanya perlahan karena tidak sadar.

Tiba-tiba semuanya menjadi gelap. Kenan yang sedang tidak sadarkan diri itu tidak bisa melihat apa-apa. Dia merasa seperti sedang tenggelam ke dalam lautan. Tenggelam semakin dalam dengan keadaan tubuhnya yang tidak bisa digerakkan.

"Apakah aku sudah mati?", pikir Kenan.

Tiba-tiba muncul suara yang asing baginya. Suara tersebut terdengar seperti wanita yang seusia dengannya. Mungkin lebih dewasa darinya.

"Wahai pemuda yang malang. Sepertinya ini sudah akhir hidupmu. Mungkin sudah takdirmu seperti ini, mati dengan meninggalkan segala penyesalan dalam dirimu. Namun, aku melihat bahwa engkau masih memiliki keinginan untuk hidup. Masih banyak aktivitas yang ingin engkau lakukan. Bagaimana kalau aku beri kesempatan kepadamu untuk hidup kembali?"

Kenan hanya bisa terdiam, walaupun dalam dirinya dia terkejut dan heran dengan suara tersebut.

"Baiklah. Aku anggap engkau setuju dengan penawaranku. Sekarang pergilah menuju ke kehidupanmu yang baru"

UTOPIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang