Act 2: Punishment Everywhere

1.3K 147 19
                                    

Di ruangan Rivaille, Connie dan Eren bertanya secara bersamaan—

"Apa sir?"

Rivaille yang dengan posisi santainya, duduk di kursi, mengigit sebuah apel sambil mengetukkan jemarinya diatas meja, mengulang—

"Putar badan kalian, dan saling berjalan mendekat."

"Begini?"

Eren yang paling polos, berinisiatif melakukannya duluan. Sebelumnya, kedua mata Eren maupun Connie saling ditutupi dengan kain penutup mata karena alasan tertentu. Well, Eren sempat mempertanyakannya, dan Rivaille hanya menjawab bahwa ini merupakan bagian dari hukumannya. Sebelum ia meminta pihak Eren dan Connie untuk saling memutar badan, Rivaille telah memastikan terlebih dahulu bahwa mereka berdua—sekali lagi, Connie dan Eren—telah berdiri di garis yang sama, saling membelakangi satu sama lain.

"Ya, berputar dan hadap-hadapan begitu."

Ah, Eren masih tidak mengerti dengan jalan pikir Rivaille. Tapi Connie yang berpengalaman, sudah menerka-nerka.

Dan wajahnya tentu tidak terlihat senang.

"Lepas seragam kalian."

"Apa?" Eren mendadak tuli sesaat.

"Lepas."

.

.

.

.

.

Live on Weirdos

Shingeki no Kyojin (c) Hajime Isayama

Rate T+

Warnings : AU, OOC beneran, Typo(s), non-baku, Parodi, RivaEren, possibly haremEren

.

.

.

.

.

:Act 2 – Punishment Everywhere:

Connie tidak membantah. Ia lepas kancing seragamnya satu persatu dan melemparnya ke lantai. Eren yang mendengar suara seragam Connie yang terjatuh, lantas mengikuti arus. Meskipun ia terus menggemakan kalimat tanya, namun tangannya tetap sibuk melepas kancing baju.

"Maaf sir, sebenarnya—hukuman seperti apa yang ingin anda berikan pada kami?"

Flap. Seragam Eren terlepas sudah.

Tercipta sebuah pemandangan yang menggiurkan, dimana dua anak Adam saling berhadapan dengan mata tertutup dan bertelanjang dada.

"Julurkan kedua tangan kalian ke depan." Perintah Rivaille selanjutnya.

Ah, Eren hanya bisa mengangkat tangannya ke depan, sambil menerawang. Tanpa disangka-sangka, ia terlonjak karena tangannya menyentuh sesuatu dan sesuatu menyentuh dadanya.

Kulit.

Dingin, dan bidang.

"S-Sorry, Connie—"

Eren melepas tangannya kontan. Tapi aneh, Connie masih menyentuh dadanya, dan berbicara dengan intonasi yang normal-normal saja.

"Kenapa dilepas? Kita masih menjalani hukuman tahu!"

"Eh?"

"Cepatlah Eren! Aku tidak ingin berlama-lama terlihat konyol disini!"

Eren nurut, kembali memegangi—dada Connie. Aneh. Ia terus mengulangi kata-kata aneh di kepalanya. Seumur hidup Eren sekolah, baru kali ini ia mendapatkan hukuman yang—tidak biasa. Apakah ini salah satu metode yang membuat anak-anak jera? Well oke. Eren merasakan dampak tidak nyaman dari hukuman-pegang-dada-teman-kali ini tapi ia tidak merasa kalau ini hukuman yang cukup berat untuk membuat seorang laki-laki ketakutan hingga efeknya menjadi bintang kelas.

Live on WeirdosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang