:sebelumnya:
"T-Tidak apa-apa. daripada itu, sir, tes kemampuan dasar saya—"
Pernyataan Eren terputus di udara saat menyadari kelereng mata Rivaille yang jernih menusuknya. Dengan intens.
"A—"
Eren membelalak, mati rasa. Waktu sekejap diam, membeku.
.
.
.
.
.
Live on Weirdos
Shingeki no Kyojin (c) Hajime Isayama
Rate T+
Warnings : AU, OOC beneran, Typo(s), non-baku, Parodi, RivaEren, possibly harem!Eren
.
.
.
.
.
:Act Four – End of Tiring Day:
Apa yang terjadi? Sekejap benak para pembaca bertanya-tanya. Kebat-kebit. Di depan mata mereka ada Eren yang melotot dan Rivaille yang—masih setia dengan wajah datarnya—menatap Eren intens.
Mungkinkah—skandal baru akan terjadi?
Belum. Belum tahu.
Eren tidak melotot tanpa alasan. Semua orang tahu ia tidak akan bertindak kelewat alay kalau tidak ada sesuatu yang spektakuler menghalangi pandangannya.
Jadi—yang spektakuler itu apa?
Semua orang bertanya. Sebagian besar pikirannya udah ngeres kayak kasur gak di gebas satu windu—maaf, gebas bahasa bikinan. Asalnya ga ada kosakata itu. Yang sejujurnya terjadi adalah—
Rivaille. Dengan gaya macho-nya. Memamerkan—
Otot? Bukan. Ini bukan fanfic bertemakan ajang pamer bodi. Lagipula Apeton Weight Gain dan L-Men—no sensor. Kita anti mainstream bung—tidak mensponsori fanfic ini.
Jadi.
"A-ano sir, a-anda serius?"
Eren yang kebelet pengen cepet ngomong, akhirnya berkicau. Kasihan dia, ditahan oleh rentetan narasi dari author yang suka bikin kalimat bertele-tele.
Rivaille mendengus.
Ditamparnya muka Eren dengan kumpulan kertas yang tebalnya kayak dosa. Eren meringis ngeri.
"Jumlahnya 300 soal. kuberi waktu sejam untuk mengerjakan 60 soal. Istirahat setengah jam tiap sesi. Selesai sampai jam makan malam tiba."
Jadi itu yang spektakulernya ...
"Anda terlalu baik, Sir."
Eren nyaris mewek di depan gurunya—meskipun dalam hati tangisannya udah kejer. Tapi toh, Rivaille tidak menangkap kode nestapa Eren dan justru menanggapinya dengan polos—
"Oh—mau ditambah soalnya? berani juga."
"...EH tidak! terimakasih."
Tanpa banyak omong, Eren balik badan dan mulai mengambil beberapa lembar soal dari tangan Rivaille. Dilihatnya sekilas soal-soal yang berjumlah 60 buah itu. Lebih mirip—