Bab 2 - Real Job

525 49 2
                                    

Sambil berjalan ditrotoar jalan, kedua tanganku menenteng belanjaan dagangan asongan dan bahan-bahan cupcake-ku menuju halte Bus.

Ting tong teng ... ting tong teng …

Dering handphone yang kuletakkan didalam tas yang kusampirkan dilenganku, berbunyi. Membuatku harus menghentikan langkah dan meletakkan belanjaanku di rotoar untuk merogoh handphone didalam tas. Aku melihat dilayar handphone, siapa gerangan yang menelpon disiang hari  begini.

+6281245675xxx

Keningku berkerut, nomor baru yang tak kukenal. Jangan-jangan orang iseng yang menelpon kalau aku menang undian lagi. Karena aku jarang ditelpon orang asing. Tapi, coba kuangkat saja.

Aku pun menekan tombol jawab dan meletakkan handphone ditelingaku.

"Halo," sapaku ditelpon.

"Halo, selamat siang. Ini dengan Ibu Cytheria Astley Ghazali?" sahut suara merdu seorang wanita diseberang.

"Iya, benar. Tapi, maaf aku belum Ibu-Ibu," jawabku sedikit kesal dipanggil Ibu.

"Oh, maaf. Mbak ini kemarin yang memasukan lamaran di PT. Prameta Putra Jaya dan sudah ikut seleksi wawancara, 'kan?" tanya wanita itu. Mendengarnya, jantungku seketika berpacu.

"Iya benar, Mbak. Aku beberapa minggu yang lalu memasukan lamaran disana dan sudah ikut wawancara juga," dengan semangat mengebu aku menjawabnya. Nyaris berteriak.

"Baik, Mbak. Selamat Anda diterima diperusahaan kami. Silahkan datang besok ke bagian Human Resources Departemen perusahaan untuk keterangan selanjutnya," ucap wanita itu.

"Serius, Mbak?! Aku diterima, Mbak???" tanpa bisa kukendalikan, aku berteriak ditelpon menanyakannya.

"Iya, Mbak, selamat ya. Jangan lupa datang besok ke kantor. Kalau begitu, sudah dulu. Selamat siang."

"Iya, iya, Mbak, pasti aku datang. Makasih ya mbak infonya. Selamat siang."

Setelah telepon terputus, aku pun loncat-loncat kegirangan ditrotoar. Tak peduli tatapan para pengendara atau pejalan kaki yang lewat. Tak peduli aku. Karena aku senang. Sangat senang.

Akhirnya penantianku selama dua bulan ini tak sia-sia. Akhirnya aku diterima juga. Akhirnya bisa kerja kantoran. Asyik!

Sebaiknya aku bergegas pulang ke kontrakan dan mempersiapkan baju untuk besok. Berhubung hari ini aku tidak mengajar, dan sebentar malam aku sibuk didagangan. Jadi, aku harus mempersiapkannya lebih awal. Oke, office. I'm coming.

***

Senyum sumbringah terpancar dicermin saat aku menatapnya. Melalui cermin lemari pakaianku yang bisa menampilkan tubuhku secara keseluruhan ini, aku mematut kembali penampilanku.

Saat ini, aku memakai rok selutut berwarna hitam dipadukan dengan kemeja berkerah dengan lengan sesiku berwarna hijau tosca.

Rambutku yang lurus panjang melewati bahu ini, aku kuncir dengan poni yang diturunkan kesamping. Bagian wajah, kupoles bedak, dengan sedikit eyeshadow berwarna coklat dipadukan eyeliner berwarna hitam, dan blush on berwarna pink baby membuat wajahku makin merona. Ditambah dengan lipstick berwarna pink.

Pada kaki, aku memakai high heels hitam dengan tinggi 5 centi meter. Overall, penampilanku cukup rapi lah.

Kuraih tas sampir berwarna cream yang kubeli khusus kalau aku dapat pekerjaan. Kuisi peralatan make up-ku, parfume, handphone, charger, dompet, dan alat tulis siapa tahu saja perlu.

Live in Your LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang