Aku sulit mengalihkan pikiran. Jika itu sudah menyangkut kamu.
~ shaka ~
"Happy reading"
"Lagian sih, udah tahu hujan. Masih aja makan es krim."
Hana mengambil segelas air yang terletak diatas meja. Memberinya kepada tasya yang langsung diterima gadis itu dengan lemah.
Akibat es krim tadi, sekarang ia jadi flu juga batuk batuk sekarang. Tasya kira hanya makan satu es krim tidak akan membuatnya sakit seperti ini. Ternyata ia salah. Dan tasya memang pantas disalahkan. Karena sebelumnya, azka sudah melarang ia untuk tidak membeli es krim disaat hujan seperti ini. Tasya keras kepala.
Tidak. Ia tidak salah. Sikap keras kepalanya itu yang salah. Sudah dilarang masih ngeyel.
Tangan tasya terulur memegang dahinya yang terasa panas. Tasya menoleh dengan mata sayu kearah hana.
"Mama, tasya kayaknya demam deh."ujar tasya dengan bibir yang sudah maju beberapa senti. Matanya terlihat sayu. Gadis itu sebenarnya paling tidak suka jika dia sakit. Dia menjadi lemah disaat ia sakit seperti ini.
Hana juga mengulurkan tangan, memegang dahi tasya. Saat dirasanya suhu tubuh tasya memang panas, ia segera menjauhkan tangannya.
"Duh sya, Panas banget. Udah mendidih tuh kepala kamu."
Rasa pening dikepalanya membuat ia menutup mata. Menyandarkan tubuhnya disofa, seraya mengeratkan jaket yang ia pakai. Hembusan napasnya terdengar berat. Sekali lagi, tasya benci jika ia sakit.
Merasa tidak tega dengan anaknya, hana berdiri berniat mengambil air hangat didapur. Hana memegang baskom berukuran kecil, lalu mengisinya dengan air hangat. Saat hana sudah sampai di ruang tamu, hana melihat tasya sudah mengganti posisinya. Tasya berbaring diatas sofa, dengan kepala yang ia tenggelamkan disandaran sofa.
Hana meletakkan baskom kecil itu diatas meja.
"Sya, masuk kamar aja yuk. Mama bantu."
Tasya menggeleng samar. Hana masih bisa melihatnya. Perempuan itu hanya bisa menghela napas sekarang. Ia menarik tasya untuk merubah posisinya yang tadi menyamping kini menjadi terlentang.
Sebelum mengompres tasya, hana berjalan ke kamar mengambil selimut. Ia menyelimuti tasya, menutup bagian tubuh anaknya itu hingga sebatas dada. Hana beralih memeras kain tipis yang sudah ia basahi dengan air hangat. Kemudian meletakkan kain itu diatas dahi tasya.
***
Pagi ini azka tidak berniat kemana mana. Rasa malas yang menghampirinya kini membuat cowok yang masih memakai baju tidur itu berbaring diatas kasur sambil memainkan ponselnya. Azka benar benar malas untuk hanya sekedar bangun ataupun mandi.
Berhubung ini hari minggu. Azka akan menggunakan waktu liburnya dengan baik. Meskipun sebenarnya tak ada jadwal libur untuk dia. Rapat yang akan diadakan hari ini sudah azka serahkan pada sekretarisnya untuk mewakili.
Sudah dua jam lamanya, ia hanya menatap ponsel sesekali cekikikan melihat video video lucu. Azka berusaha mengalihkan pikiran dari sesuatu hal yang sedari tadi membuatnya gelisah. Sesekali cowok itu melirik keatas layar ponselnya menunggu notif masuk. Ia membuka whattsaap, mengecek apakah pesan yang ia kirim sudah terbalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAKA
Teen FictionGanti judul. Flusso D'amor ➡ shaka Munafik jika tasya mengatakan tidak ada perasaan pada cowok itu. Nyatanya, setiap berada didekat cowok itu, tasya selalu berdebar. Menahan sesak ketika berhadapan langsung dengannya. Tasya tidak akan berbohong tent...