Suasana sore saat itu benar-benar menyejukkan. Dibawah pohon Oak seorang gadis kecil bergaun merah tertawa lepas saat gurunya menceritakan sebuah kisah.
"Jadi apa yang terjadi pada si ibu tiri itu guru ?! Pasti seluruh tubuhnya membengkak dan ia tak cantik lagi." Tanya gadis kecil itu. Bola mata jingganya membesar sarat akan keantusiasan yg tinggi.
"Tidak Margaret," Ucap Sang guru yang bernama Egdar itu.
"Kenapa ? Putri Maggie tak menolong mereka kan ?" Tawa Mergaret menyurut. Ia merengut saat dugaannya dijawab anggukan mantap dari Egdar.
"Tapi kan ibu tiri itu telah jahat pada Putri Maggie, seharusnya biarkan saja mereka mati dengan sekujur tubuh yang membengkak karena di sengat lebah!"
Egdar hanya terkekeh mendengar protes Margaret. Lalu ia memberikan sebuah buku tebal nan usang dimakan usia.
"Hadiah untuk hari kelahiranmu yang ke-lima."
Margaret sontak berdiri dan melompat- lompat kecil. Seolah alam ikut bergembira, angin sore juga mendukung dengan meniupkan hawanya sehingga membuat rambut keemasan Margaret ikut melambai- lambai.
"Buku cerita lainnya tentang Putri Maggie ?!"
"Bukan nak, buku itu tentang perjalanan hidupku," jawab edgar dengan senyum hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Half Heirs
FantasySejak lahir Margaret Thaddeus telah mengalami ketidakadilan dan kejamnya hidup. Diasingkan dari istana sampai hampir dibunuh oleh ibunya sendiri. Diusianya yang ke 22 tahun, ia pulang ke istana untuk menghadiri perayaan kelahiran adik barunya. Namu...