08.40 AM

7 0 0
                                    

Dia tak kunjung menangis.
Bagaimana aku tidak panik melihat putraku dalam kondisi seperti ini. Normalnya bayi akan menangis seketika ia dilahirkan,tandanya itu sehat

6 bulan sudah berlalu, tapi kenapa aku tak kunjung hamil.
Sedangkan mereka sudah ada yang neloni, tingkep bahkan yang baru nikah setelahku sudah positif.
Yaa Allah.. Aku pernah mengaji sewaktu gadis, ada wanita yang ditakdirkan memiliki keturunan banyak dan ada yang sama sekali tidak ditakdirkan memiliki keturunan.
Apa aku salah satunyaa???
Kenapa tidak promil??
Aku takut.. Mendengar penjelasan dokter jika ada sesuatu yang salah dariku.

Hari ini di mana hari pertamaku masuk kuliah setelah libur panjang 'Senang sekaliiiiii... ' Pekiku sambil memakai tas ransel bututku.
' Ada yang kau rindukan?? Kau tampak sumringah. Yahh.. Maklumlah istriku kan masih abg, teman priamu pasti masih segar ' racau suamiku yang sedang memanasi motor
'Hahahahhaha... Jelas sekali' jawabku singkat
' Udah belum?? ' tanyaku tergupuh gupuh karena jarum jam menunjukan pukul 07.45.
Walaupun tidak terlalu jauh jarak rumah dan kampu,sekitar setengah jam juga sampai.
' Deket.. kenapa harus keburu? ' tanyanya dengan dengan genit
' Kau tau.. Jika aku telat 1 detik saja, sudah dipastikan aku dapat bagian mengepel. Oh ya.. teman temanku sangat tidak sopan, mereka keluar masuk seperti ingus di saat aku mengepel. Kotor lagi kotor lagi, capek. Belum lagi jika dosen itu, dia rasa masi kotor pasti dapat bonus gosok toilet. Emmm.. Rasanya aku tak tahan ' Aku merajuk padanya, tapi dia hanya merespon dengan satu kata ' Sabar '
Ah sudahlah.. Setelah berpamitan dengan suami akupun memacu motorku. Terlihat jelas senyumnya yang mengembang dari kaca spion.

Setibanya di kampus.....
******

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

08.40 AMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang