Sore-sore gini emang enaknya ngadem di bawah pohon di pinggir kolam renang sambil menari, maksudku jari yang nari di permukaan layar phonsel.
Ya gitu-gitu aja, yang di otak-atik segala sesuatu yang terjangkau di medsos. Di instagram yang nongol kebanyakan foto-foto ama videonya kenarsisan tetangga sebelelah ( Teetee) selain hobi masak dia emang suka banget yang namanya selfy.
Instagramnya dia mah selalu hidup enggak kaya punya aku melempem jarang update.
Kalau beralih ke youtube, yang sering nongol di timeline adalah vlogannya si Bas-Ngek, emang dia mah hobinya ngevlog gitu, terus kalau di IGS dia suka pamer apa aja barang yang baru dibelinya ampe sempak aja gak kelewatan.
Nah kalau cowok satu ini aku akui sangat takjub padanya. Dia emang punya banyak aplikasi medsos, tapi orangnya gak lebay yang diuploadnya adalah video-video talenta yang dipunyainya. Koko-Lengpit yang jago ngedance juga nyanyi.
Aku menatap bangga oploadan terbarunya yang menampilkan dance terbarunya. Gerakannya terlatih dan lincah.
"Wey, ngapain bengong di bawah pohon?"
Elah dia lagi, Teetee lagi yang nongol ganggu ketenganku.
"Suka-suka gue mo ngapain juga. Ganggu mulu." Sahutku disertai gerutuan terusik.
"Abis BT di rumah gak ada sapa-sapa."
"Napa gak molor aja?"
"Molor mulu, pendek umur tahu."
"Kok bisa? Tidur kan sehat?"
Teetee meraih kerikil yang ada di dekatnya lalu melemparkannya ke kolam renang.
"Kalau waktu kita dipake molor bae, jalannya waktu terasa singkat. Perasaan baru merem eh tahunya kita molor udah lapan jam aja."
"Iya juga sih."
"Makanya, sayang kan waktu. Mending pake nongkrong bareng lo."
"Bosen gue lihat elo mulu."
"Beneran bosen?" Teetee menarik kedua belah sudut bibirnya hingga hampir nyampai telinga, "BTW barusan gue baru rampung masak kepiting loh, enak banget loh."
Tuh kan Teetee mah paling pinter ngebuat aku jadi gak bisa ngusir dia agar menajuh dari sisiku.
"Gue udah makan." Bohongku
"Kata bibi belum katanya. Udah deh gak usah so jual mahal. Gue udah cape-cape masak buat elo." Dia narik aku berdiri.
"Ini elo yang maksa yah." Lontarku masih gengsi.
"Iya gue yang maksa. Ayo cepetan!" Ini anak napa semangat bener kalau udah ngajak aku melindas abis masakannya. Ya udah deh, mending aku syukurin aja. Kapan lagi punya temen yang perhatian kaya dia.
Ow kepiting saus tiram, dari bentukannya aja udah sangat menggoda. Teetee emang paling the best tahu aja kalau semalam aku mimpiin makan makanan menggiurkan ini.
Aku bener-bener ketagihan setelah sebulan yang lalu dia masak kaya gini juga. Kepiting saus tiram. Manis, asam dan pedasnya pas di lidah.
Aku yakin jika Teetee jadi seorang istri, dia aka jadi tipe istri idaman, suaminya akan betah tinggal di rumah dan gak akan suka mampir ke restoran-restoran sana.
"Abisin saja, hari ini bonyok gue gak pulang kok." Intruksinya sambil menyodok satu kepiting berukuran besar dan meletakannya di piringku.
"Hmm, hini lebih manthap dari yang dul... ho kho..."
Teetee garcep, menyodorkan air putih padaku. Pantas saja nyokap suka marah kalau aku suka bicara saat makan. Seperti ini kan jadinya keselek.
Keluarga Teetee memang gak mempekerjakan asisten rumah tangga, tapi bukan berarti mereka gak mampu loh. Itu dasar Teeteenya aja, dia mah gak mau di rumahnya ada orang selain keluarganya. Satu-satunya orang lain yang bisa dengan bebas masuk dan keluar rumahnya hanyalah aku.
Orang tua Teetee gak jauh beda dengan orang tuaku, mereka termasuk orang kaya, akan tetapi keluarga sahabatku ini lebih suka hidup sederhana, rumahnya juga sederhana.
Aku menyantap hidangan di depanku dengan khusu dan baru sadar kalau Teetee dari tadi mengarahkan mata kamera HPnya ke aku.
"Elo ngapain Tee?"
"NgeLive elo. Banyak nih yang nonton Live gue."
Gedeg sih, tapi apa boleh buat, ngambek juga gak ada gunanya, toh mereka udah lihat liveannya Teetee.
Lanjut===>
KAMU SEDANG MEMBACA
AN INVISIBLE BOND (boy X boy)
Non-FictionMengusung cerita remaja dengan segala kenakalannya, serta awal perjalan cintanya di SMA AZ. Negara CSNT dimana hal-hal yang dianggap tabu menjadi layak bagi penghuninya. _BL_ 18+✔