Cahaya lampu sorot menerobos tajam di sela pepohonan dan tanaman liar di perkebunan. Deru kendaraan saling beradu membuka jalan di antara semak belukar di tengah perkebunan kopi di daerah Ambarawa dini hari.
Diin! Din! Diinn!
Suara klakson mobil bersatu dengan sahutan anjing pelacak memecah keheningan."Di sini, di sebelah sini!" teriak salah seorang anggota tim memberi tanda kepada yang lain.
Sesosok gadis muda berhasil ditemukan dengan pakaian kotor dan dahi penuh luka.
"Langsung angkat ke mobil!" seru seseorang di belakang kemudi.
Tim lalu mengangkat tubuh gadis muda itu dan memindahkannya ke dalam mobil. Di tengah perkebunan gelap yang mencekam, di antara tanaman kopi, dan deru angin dingin yang berhembus perlahan. Malam itu, udara memang benar-benar dingin, berhembus menyelinap masuk di antara sela kulit, merayap menuju tengkuk, membuat berdiri bulu kuduk mereka. Wajah - wajah penuh kepanikan, takut, cemas, bercampur lelah terlihat jelas di antara mereka, memaksa untuk tetap fokus dalam mengemban tugas di hari sedini itu.
"Kita harus bergerak sebelum kabut turun, teman-teman!" seru Pak Soni, ketua tim yang sedang bertugas malam itu. Arloji di tangannya menunjukkan pukul 02.10 dini hari. Tim harus segera bergegas jika tidak ingin terjebak kabut yang mulu turun.
Tubuh mungil wanita muda itu kini telah berpindah ke dalam mobil. Mobil Pak Soni memimpin di depan, melaju kencang meninggalkan perkebunan kopi, seolah berkejaran dengan kabut yang mulai tak segan menampakkan wujudnya.
"Misi kita malam ini selesai ya," ucap Pak Soni sambil menghadap ke belakang, menatap dengan bangga satu persatu wajah anggotanya yang tampak mulai letih sekaligus melukiskan gurat bahagia tiada tara.
"Betul,Pak! Terlambat satu jam saja, entah apa yang mungkin akan terjadi," ujar Pak Tomo di balik kemudinya.
"Kalau sampai satu jam lagi belum ditemukan, kita serahkan saja pada Pak Tomo untuk mencari, hahaha.." kelakar yang lainnya, yang kemudian disambut derai tawa di mobil. Ada rasa hangat yang mulai menyeruak di dalam hati setiap orang pada malam itu. Rasa lelah, khawatir, was-was serasa sirna begitu saja, berganti dengan senyuman manis yang tersungging di setiap sudut bibir.
"Masih tidak masuk di akal saya, bagaimana bisa gadis ini sampai di perkebunan kopi yang medannya sesulit itu," ujar yang lain memulai obrolan ringan di mobil.
"Iya, saya juga tidak habis pikir," sahut yang lain.
"Itulah yang nanti harus kita tanyakan kalau dia sudah siuman," lanjut Pak Soni sambil melirik ke arah gadis yang terbaring di kursi belakang.
"Masih bersyukur kita bisa menemukan dia setelah sepuluh jam pencarian dengan bukti seadanya, iya kan?" sahut Pak Tomo di sela menyetirnya.
"Iya betul, Pak. Baru kali ini saya ikut dalam kasus absurd yang mendadak seperti ini, dan untungnya kita berhasil menyelesaikannya," jawab yang lain dengan menyunggingkan senyum.
Iring-iringan kendaraan berjalan dengan lancar. Mobil bergerak mulus, tanpa hambatan. Obrolan ringan mulai mengalir menghiasi perjalanan, seolah menjadi hiburan pengusir sepi. Tak jarang diiring derai tawa renyah bergantian dengan suara kulit kacang yang dibuka. Menit demi menit berlalu, suasana kembali cair, ketegangan yang sedari tadi bergelayut mulai perlahan sirna.
"Intinya, malam ini kita semua sudah bisa tidur nyenyak. Ayo semua istirahat dulu, biar saya yang menemani Pak Tomo, lumayan masih ada beberapa jam sebelum masuk subuh," seru Pak Soni mengakhiri obrolan.
Di sela istirahat malam teman-teman satu timnya, Pak Soni tiba-tiba termangu, memikirkan kembali alur perjalanan panjang penyelamatannya malam ini. Lelah sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
PeeKaBoo !
HorrorKu tutup mataku dan mulai menghitung. 1..2..3.. Kau, lekaslah sembunyi. Cepat! Sembunyi di mana pun yang kau mau. Aku berjanji pasti akan menemukanmu. Karena aku tidak mau melepasmu. PeeKaBoo! I see u.....