"Sam gue minta tolong anterin azela balik ya."
Azela bahkan samudra pun cukup dibuat terkejut oleh ucapan Kak Haidar, dengan santai dan dengan bangga nya dia menunjukkan cengiran yang memperlihatkan rentetan gigi putihnya.
Samudra menghela nafas dan balik mengikuti tingkah Kak Haidar saat ini.
"Gak mau." tolaknya langsung.
Azela sudah jelas tahu apa yang akan samudra ucapkan, pasti ia akan menolak.
Samudra pun kembali mendatarkan wajahnya. "Udah ya gue duluan, buang-buang waktu gue aja ah." ucapnya hendak berlalu namun lengannya di cekal oleh Kak Haidar.
"Sekali doang gue minta bantuan sam, sekali..."
"Gue balik sendiri aja gapapa kak." potong azela karena mulai kesal, jika tahu begini Sejak tadi saja ia sudah memesan ojek online.
"Eh ntar dulu udah diem disitu, diem." ucap Kak Haidar menunjuk azela untuk tetep diam di tempat.
Kak Haidar pun kembali membalikkan kepalanya pada samudra yang masih diam dengan wajah datarnya, samudra hanya bisa memutar bola matanya jengah.
Jika saja bukan teman dan kakak kelas sudah samudra gantung ditihang bendera, cowok yang ada di hadapannya ini.
"Sam sekali aja gue minta tolong, gue harus selesain proposal buat ngajuin lomba. Belum kelar, gue cumaa pengen azela pulang dengan selamat sampai tujuan." pintanya pada samudra.
"Dia kan bisa balik naik ojek online, lebih aman. Daripada sama gue." sahutnya dengan nada yang sedikit kesal.
"Kak ud....."
"Sssttt diem-diem urusan cowok ini, diem aja cewek mah disitu. Okey." potong kak haidar cepat.
Azela pun menjabak rambutnya frustasi, membuang waktu membuang tenaga saja. Lagipula percuma jika Kak Haidar berusaha untuk membujuk samudra.
Itu mustahil, sangat sangat mustahil.
Bahkan jika memang Kak Haidar bisa membujuk samudra, mungkin samudra tengah di rasuki hantu penunggu sekolah yang mencoba mengendalikan samudra.
"Imbalannya gue beliin sepatu puma keluaran baru deh ori sam ori, ya ya ya ya....tolong ya anterin azela pulang dengan selamat sampai tujuan, yang gue percaya lo doang soalnya." lagi rayu kak haidar pada samudra.
Tapi tetap saja samudra tidak bergeming, dia tetap diam dan menatap datar pada kak haidar.
Kak haidar mulai frustasi karena samudra tidak menjawab malah menatapnya lekat-lekat, seperti akan menerkamnya hidup-hidup bahkan samudra sukses membuat kak haidar bergidik ngeri.
Jika sudah seperti ini ia harus membujuk samudra super ekstra.
"Sumpah gue beliin sepatu puma, lo suka kan sepatu puma. Gue pesenin sekarang lewat web resmi, ya sam gue minta...."
"Gue gabawa mobil, bawa motor." tukas samudra memotong ucapan kak haidar.
Kak haidar pun menyunggingkan senyumnya, sepertinya menyogok samudra dengan barang yang ia suka adalah hal yang memang paling ampuh.
Buktinya samudra mulai meluruskan kembali wajah nya seperti biasa.
Lain dengan azela, ia merasa dijual seharga sepatu puma pada samudra. Rasanya ingin sekali meneriaki dua cowok yang sedang mendebatkan urusan dengan siapa akhirnya azela pulang.
Driver ojek online kah?
Atau samudra?
Ia pun melangkah mendekati dua cowok tersebut, lebih memasangkan senyum yang ia paksakan. Membenarkan posisi tas yang sejak tadi sudah miring, rasanya luar biasa sekali azela ingin menjabaki kepala kak haidar

KAMU SEDANG MEMBACA
HEIMLICH
Teen FictionDiam-diam mengagumi seseorang ternyata cukup sulit, banyak sekali tantangannya. di masa sekolah menengah atasku ini, bunda bilang itu adalah bumbu pemanis di masa sekolah. manis sih memang, manis jika ia tahu bahwa aku mengagumi seorang Samudra Raf...