"Bagaimana mungkin sayap ini tidak patah jika seseorang telah mematahkannya?"
~Leo Hangkesa~
~~~~
Leo tak pernah merasa seburuk ini. Pikirannya berkecamuk, menerima kenyataan pahit yang menerobos masuk ke dalam hidupnya.
Tak sekalipun hal ini terlintas dipikirannya. Cinta yang selama ini dia pendam akan bertepuk sebelah tangan dan berujung kepedihan yang mendalam baginya.
Saat jam terakhir pelajaran Leo memilih untuk membolos. Hatinya sedang panas tidak karuan. Melihat orang yang dicintai bahagia dengan orang lain dan selalu mengagung-agungkan nama orang lain.
Rooftop gedung sekolah adalah tempat pilihan Leo. Dia yakin tempat ini yang paling aman.
Terik matahari yang panas begitu cepat menusuk kulit putih milik Leo. Cukup sudah kadar panas yang terasa baginya.
Leo merebahkan tubuhnya disalah satu kursi panjang yang ada di rooftop dengan kedua tangan sebagai bantalnya.
Matanya terpejam karena silau cahaya matahari. Namun otaknya terus berputar dia masih belom bisa menerima kenyataan.
"Shit, gue gak terima." makinya dengan mata yang masih tertutup.
"Andai lo tau Rhe gue suka lo sejak dulu, gue gak terima kalau lo harus jadian sama Athariq." sambungnya.
Leo sangat kecewa. Kecewa pada dirinya sendiri yang tidak punya keberanian untuk mengutarakan isi hatinya kepada Rhea.
Penyesalan memang selalu hadir belakangan. Setelah semua yang terjadi tidak sesuai keinginan rasa sesal lah yang berkuasa diatasnya.
Saat ini jalan pikirannya sudah buntu. Dia tidak bisa bepikir dengan baik. Dan terus terkurung dalam penyesalan hingga banyak waktu yang terbuang sia-sia.
Kata-kata yang keluar dari mulutnya hilang bersama hembusan angin. Lelah sangat terasa di tubuhnya dan ada beban yang harus dia tangung.
Suasana sepi dan tenang membuat Leo mengantuk dan terlelap dibawah birunya langit.
~~~~
Di lain sisi Gio selaku teman dekat Leo bingung mencari keberadaannya. Terakhir kali saat akan pergi dia hanya mengatakan pergi ke toilet. Tapi sampai sekarang tidak muncul lagi.
Bahkan bel pulang sekolah sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu.
Gio masih setia menunggu Leo di dalam kelas dengan perasaan tidak tenang.Gio berusaha menelfon Leo, namun sayang ponselnya berada di dalam tasnya yang disimpan dalam loker meja.
Kini Gio benar-benar dibuat pusing tak seperti biasa Leo menghilang seperti ini. Gio tidak bisa tinggal diam dia keluar kelas mencari Leo, menyusulnya ke toilet namun nihil tidak ada hasilnya.
Saat akan ke lapangan basket matanya menyipit melihat Rhea dan Athariq di parkiran terlihat sekali mereka sangat bahagia. Dia merasa ada yang berubah dengan Rhea.
"Semenjak kenal Athariq lo jadi gak punya banyak waktu buat kita Rhe." tersenyum sinis dan langsung melanjutkan langkahnya.
Baru beberapa langkah tepat di lorong dekat kantin Gio hampir bertabrakan dengan Dhara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Savior Boyfriend
Ficção AdolescenteBagaimana jadinya ketika dua orang remaja yang memiliki perbedaan dalam mengartikan sebuah situasi dipertemukan? Apakah mereka bisa bersatu atau justru sebaliknya? "Gue benci sepi, tapi kenapa dia selalu berpihak ke gue?" ~Rheamanda~ "Gue suka sepi...